Modul Ajar

Contoh Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Agama Islam Kelas 12 SMA Bab 7 Ilmu Kalam Semester 1

Kesiapan peserta didik bervariasi. Beberapa mungkin memiliki pengetahuan awal tentang konsep dasar akidah Islam dari jenjang

Freepik
MODUL AJAR PAI - Ilustrasi belajar. Contoh Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Agama Islam Kelas 12 SMA Bab 7 Ilmu Kalam Semester 1 

Pada akhir Fase F, peserta didik mampu memahami beberapa ayat Al-Qur’an dan hadis, beberapa cabang iman (syu'ab al-īmān), keterkaitan antara iman, Islam, dan ihsan, manfaat menghindari penyakit sosial, adab bermasyarakat, ketentuan dakwah, muamalah, hukum keluarga (al-aḥwāl al-syakhṣiyyah), dan peran tokoh Islam di dunia serta organisasi Islam di Indonesia. Capaian Pembelajaran setiap elemen mata pelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti adalah sebagai berikut.

Elemen dan Capaian Pembelajaran

Al-Qur’an dan Hadis: Peserta didik memahami ayat Al-Qur’an dan hadis tentang pentingnya berpikir kritis, ilmu pengetahuan dan teknologi, memelihara kehidupan manusia, dan moderasi beragama.

Akidah: Peserta didik memahami beberapa cabang iman (syu'ab al-īmān), keterkaitan antara iman, Islam, dan ihsan.

Akhlak: Peserta didik memahami manfaat menghindari penyakit sosial; Memahami adab bermasyarakat dan etika digital dalam Islam.

Fikih: Peserta didik memahami ketentuan khotbah, tablig dan dakwah, muamalah, munakahat, dan mawāris.

Sejarah Peradaban Islam: Peserta didik memahami peran tokoh ulama dalam perkembangan peradaban Islam di dunia dan peran organisasi-organisasi Islam di Indonesia.

B.     LINTAS DISIPLIN ILMU

Filsafat: Ilmu Kalam sangat erat kaitannya dengan filsafat, khususnya dalam penggunaan logika dan penalaran rasional untuk membahas isu-isu ketuhanan, kenabian, dan eskatologi.
Sejarah Kebudayaan Islam: Sejarah perkembangan Ilmu Kalam tidak dapat dipisahkan dari konteks sejarah dan perkembangan pemikiran Islam.
Sosiologi dan Antropologi Agama: Membantu memahami bagaimana pemikiran kalam memengaruhi praktik dan keyakinan masyarakat dalam konteks sosial dan budaya.
Bahasa Indonesia: Kemampuan menalar dan berargumen secara efektif membutuhkan keterampilan berbahasa yang baik dalam menyampaikan gagasan kompleks.

C.     TUJUAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1 (Alokasi Waktu: 2 x 45 menit)
Tujuan Pembelajaran: Melalui studi literatur dan diskusi kelompok, peserta didik dapat menjelaskan pengertian, ruang lingkup, dan kedudukan Ilmu Kalam dalam Islam dengan benar secara meaningful.
Tujuan Pembelajaran: Dengan analisis kritis terhadap berbagai sumber, peserta didik mampu mengidentifikasi urgensi mempelajari Ilmu Kalam dalam kehidupan sehari-hari sebagai penguatan akidah secara mindful.
Pertemuan 2 (Alokasi Waktu: 2 x 45 menit)
Tujuan Pembelajaran: Melalui penelusuran sejarah dan diskusi, peserta didik dapat mengidentifikasi latar belakang munculnya aliran-aliran dalam Ilmu Kalam (misalnya Khawarij, Murji'ah, Mu'tazilah, Ahlussunnah wal Jama'ah) serta tokoh-tokohnya dengan akurat secara meaningful.
Tujuan Pembelajaran: Dengan berpikir kritis, peserta didik dapat membandingkan pokok-pokok pikiran dari beberapa aliran dalam Ilmu Kalam dan mengkomunikasikannya secara jelas secara kolaboratif.
Pertemuan 3 (Alokasi Waktu: 2 x 45 menit)
Tujuan Pembelajaran: Melalui diskusi kasus dan pemanfaatan media digital, peserta didik mampu menganalisis relevansi Ilmu Kalam dalam menyikapi persoalan akidah kontemporer (misalnya fenomena ateisme, liberalisme agama, dst.) dengan bijak secara penalaran kritis.
Tujuan Pembelajaran: Dengan menyusun argumen berdasarkan konsep Ilmu Kalam, peserta didik dapat merumuskan sikap yang tepat dalam menghadapi keraguan atau tantangan keimanan di era digital secara mandiri dan joyful.

D.    TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Topik pembelajaran kontekstual akan difokuskan pada:
Debat dan diskusi tentang isu-isu keimanan yang sering muncul di media sosial.
Fenomena pluralisme dan inklusivitas dalam beragama, serta bagaimana Ilmu Kalam memberikan landasan argumentasinya.
Kasus-kasus keraguan keimanan yang dialami oleh generasi muda dan cara Ilmu Kalam membantu mengatasinya.
Bagaimana pemahaman Ilmu Kalam membentuk pribadi yang moderat, toleran, dan kokoh akidahnya.

E.    KERANGKA PEMBELAJARAN

PRAKTIK PEDAGOGIK:
Model Pembelajaran: Inquiry-Based Learning, Problem-Based Learning (PBL).
Strategi Pembelajaran: Diskusi Sokratik (bertanya untuk memicu penalaran), Kajian Kasus (Case Study), Pembelajaran Kolaboratif.
Metode Pembelajaran: Tanya jawab, diskusi kelompok, presentasi, debat sederhana, studi literatur, analisis video/artikel.
KEMITRAAN PEMBELAJARAN:
Lingkungan Sekolah: Guru sebagai fasilitator dan narasumber, guru PAI lain (jika ada) untuk diskusi, pustakawan untuk akses referensi, teman sebaya sebagai mitra diskusi.
Lingkungan Luar Sekolah: Mengajak tokoh agama (ustaz/ulama) atau akademisi yang menguasai Ilmu Kalam sebagai narasumber tamu (jika memungkinkan), orang tua untuk berdiskusi tentang pemahaman keagamaan di keluarga.
Masyarakat: Mengaitkan materi dengan isu-isu keagamaan yang berkembang di masyarakat, mendorong peserta didik untuk berpartisipasi dalam diskusi keagamaan yang sehat dan ilmiah.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved