Berita Viral

'Saya yang Kasar' Nurul Sahara Ciut Minta Maaf ke Yai Mim, Pengakuan Dosa di Depan Denny Sumargo

Pantauan Sripoku.com di akun TikTok @ceritanyagini, percakapan itu terekam dengan menampilkan cuplikan podcast bersama keluarga Sahara

|
Editor: Fadhila Rahma
TikTok @ceritanyagini/ YpuTube Denny Sumargo
YAI MIM VS SAHARA - Pemilik rental mobil Sahara, Nurul Sahara akhirnya meminta maaf ke Yai Mim saat diundang Denny Sumargo. Sayangnya podcast urung ditayangkan. 

SRIPOKU.COM - Potongan video permintaan maaf pemilik rental mobil Sahara, Nuruh Sahara ke mantan dosen UIN Malang, Imam Muslimin atau Yai Mim bocor ke publik.

Permintaan maaf Nurul Sahara itu saat ia diundang Denny Sumargo di podcastnya.

Sayangnya podcast tersebut urung ditayangkan Denny Sumargo karena sebuah alasan.

Momen tersebut terjadi lewat sambungan telepon yang difasilitasi oleh Denny Sumargo.

Pantauan Sripoku.com di akun TikTok @ceritanyagini, percakapan itu terekam dengan menampilkan cuplikan podcast bersama keluarga Sahara di podcast yang hingga kini belum ditayangkan.

Video tersebut tampak masih dalam tahap editing di layar komputer Denny Sumargo, awal percakapan diawali dengan dirinya berbicara langsung dengan Yai Mim.

Baca juga: FITNAH Dosen Cabul Berakhir, Sahara Minta Maaf ke Yai Mim, Momen Damai Dibocorkan Denny Sumargo

DAMAI - Kolase Instagram. Fitnah Dosen Cabul Berakhir, Sahara Minta Maaf ke Yai Mim
DAMAI - Kolase Instagram. Fitnah Dosen Cabul Berakhir, Sahara Minta Maaf ke Yai Mim (Instagram)

 Saat ditanya, Yai Mim terdengar menjawab singkat, “boleh.. boleh,”.

Setelah itu, Denny Sumargo menyerahkan ponselnya kepada Nurul Sahara

Dialog singkat pun berlangsung. “Assalamualaikum,” sapa Nurul membuka percakapan.

 “Waalaikumsalam, piye Mba Sahara, sehat?,” balas Yai Mim.

Dengan nada penyesalan, Nurul kemudian menyampaikan permohonan maaf yang juga disaksikan Denny Sumargo

“Saya mohon maaf atas omongan saya yang kasar, perkataan saya yang kurang baik kepada panjenengan,” ucapnya.

Sayangnya, cuplikan itu berhenti sampai di situ. Kelanjutan obrolan, termasuk bagaimana tanggapan Yai Mim atas permintaan maaf tersebut, tidak ditampilkan dalam video.

Di sisi lain, kepastian muncul bahwa episode podcast Sahara di kanal Denny Sumargo tidak jadi ditayangkan.

Semula, konten tersebut dijadwalkan rilis pada Rabu (1/10/2025) pukul 19.00 WIB.

Namun, gelombang protes warganet membuat Denny mengubah keputusan.

Baca juga: FAKTA Hinaan Dosen Cabul dari Sahara Bos Rental Mobil ke Yai Mim, Tragedi Rumah Dikunci Dikuak

“Jadi sesuai dengan vote, saya kan biasanya podcast harusnya tayang jam 7 malam, podcast yang Sahara, dan sesuai janji saya karena votenya banyak yang ingin tidak tayang, maka hari ini saya tidak tayangkan,” jelas Denny melalui akun TikTok resminya, @dennysumargoreal, Kamis (2/10/2025).

Yai Mim Sambut Genderang Perang

Sayangnya terlanjut saling lapor dan menyeret persoalan hukum, Yai Mim pilih maju melawan tetangganya itu.

Bahkan Yai Mim memberikan pesan kepada Wali Kota Malang soal keputusannya itu, memilih menyambut genderang perang dari Nurul Sahara.

Diketahui Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengupayakan perdamaian kedua pihak yang berseteru.

Ia pun berjanji merencanakan mediasi antara Yai Mim dan Nurul Sahara.

Yai Mim lalu menanggapi hal tersebut, dengan tegas ia menolak ajakan mediasi dari Wahyu Hidayat.

"Saya dilaporkan oleh Ibu Suhara (Sahara), ini artinya Ibu Suhara sudah menabuh genderang perang," ucap Yai Mim, pada Rabu (1/10/2025).

"Saya pun mempersiapkan pasukan, yaitu menunjuk Panglima Perang saya yaitu Agustian Anggi Siagian dan kawan-kawan sebagai Panglima Perang untuk menabuh genderang perang pula,"

"Artinya apa, kalau sudah saling menabuh genderang perang, maka jangan ada yang mundur alias tidak ada mediasi lagi Pak Wali,"

"Jadi biarkan kami perang, Pak Wali harus melihat sebagai penonton saja," imbuhnya.

Yai Mim meminta Wahyu Hidayat hanya menjadi penonton yang adil dalam konflik dirinya dengan Sahara.

Ia mengaku siap dipenjara apabila terbukti bersalah seperti yang dituduhkan Sahara.

Namun apabila dirinya benar dan tak melakukan hal yang ditudukan Sahara, Yai Mim berharap tetangganya itu menerimanya dengan lapang dada.

"Sebagai penonton yang baik, nanti yang menang kita apresiasi, yang kalah ya supaya jadi pelajaran," kata Yai Mim.

"Kalau saya kalah atau saya salah, saya siap masuk penjara, tapi jika menang juga harus diakui sebagai pemenang dan lawannya masuk penjara, misalnya begitu Pak Wali,"

"Jadi kalau sudah genderang perang saling ditabuh, jangan ada yang mundur," imbuhnya.

Menurut Yai Mim jika dirinya memilih mediasi lalu berdamai dengan Sahara, dirinya hanya akan menyakiti hati para pendukungnya.

Yai Mim juga berpesan kepada Sahara untuk tetap meneruskan laporannya ke polisi dan jangan mundur.

"Kalau saya mundur, akhirnya terjadi perang saudara, artinya apa, saya ganti perang dengan pendukung saya," kata Yai Mim.

"Demikian pula Ibu Suhara, jangan mundur, kalau sampai mundur, sampai akan diperangi oleh pendukungnya,"

"Gak percaya coba, maka saya tidak akan mundur ini, saya harapkan jenengan juga tidak mundur,"

"Sampai titik darah penghabisan, target orang perang adalah jangan kalah, kalah atau mati, itu perang namanya,"

"Kalaupun kita kalah, kita harus mampu mengambil pelajaran kenapa kalah sehingga menjadi menang,"

"Kalau seandainya kita belum menang, kenapa kita gak menang, berarti kita strateginya diganti. Lalu menyerang lagi untuk menang, itu prinsip perang Indonesia, mempelajari daripada manuskrip atau cara perang atau filosofi perang Majapahit," imbuhnya.

Awal Perseteruan

Diketahui masalah kedua tetangga ini viral saat Sahara memposting kasus ini di media sosial miliknya.

Sahara  menyebut Yai Mim melakukan sejumlah pelanggaran yang merugikan dirinya.

Sahara mengaku mendapatkan pelecehan seksual, pencemaran nama baik, perusakan mobil rental miliknya, pemblokadean jalan, hingga fitnah.

Hal itu pun membuat Yai Mim menjadi sasaran hujatan netizen.

Sampai akhirnya, berbagai tudingan itu menyebabkan Yai Mim dinonaktifkan dari jabatannya sebagai dosen di UIN Malang. 

Bahkan, pada 22 September 2025, pria berambut putih dan keluarganya diusir dari rumahnya oleh pihak aparat setempat.

Tak tahan lagi dengan fitnah yang dilontarkan Sahara, akhirnya Yai Mim memberikan keterangannya.

melalui poadcast Denny Sumargo, ia pun menceritakan perseteruan dengan Sahara.

Saat itu, Yai Mim didampingi istrinya, Rosida Vignesvari membongkar semua tabiat Sahara hingga fitnah yang dijatuhkan kepadanya.

Terungkap bahwa sebenarnya tanah yang digunakan parkir mobil rental adalah milik Yai Mim

Rosida Vignesvari menjelaskan, awalnya menyedekahkan tanah depan rumahnya yang dibeli pada tahun 2007. 

Sebab saat itu, pengembang meminta sebagian tanah yang dibeli untuk disedekahkan sebagai fasum atau jalan.

"Dulu tahun 2007 waktu beli tanah ke pengembang bilang kepada saya supaya sedekah jalan. Karena jalan masuk ke kavling hanya setapak dan sempit. Jadi jalan di depan rumah kami itu adalah tanah yang kami beli," beber Rosida.

Dari sini lah, lanjut Rosida kemudian persoalan muncul.

Sebab tanah yang diwakafkan itu kemudian dipagari Sahara untuk kandang kambing dan parkir sejumlah mobil rentalnya.

Pria paruh baya itu juga menegaskan tak pernah memblokade jalanan. 

Di dalam klarifikasi baru di akun @roseenjoysherlife, Yai Mim menjelaskan bahwa semua tudingan dari Sahara adalah fitnah dan tak ada satu pun yang benar. 

"RT, RW dan jajarannya serta warga hanya mendengar berdasarkan keterangan sepihak dari Sahara dan Sopian. Ini jauh dari unsur keadilan dan kerukunan," tulis akun tersebut.

Dijelaskan pula bahwa pihak RT atau RW tidak pernah melakukan mediasi antara dirinya dengan tetangganya itu. 

Justru tiba-tiba ia dan istrinya diusir dari rumahnya sendiri.

TONTON VIDEO DI YOUTUBE SRIWIJAYA POST:

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved