Prabowo Sapu Bersih Orang PDIP dari Kabinetnya Usai Budi Gunawan dan Hendrar Prihadi Dicopot

Presiden Prabowo Subianto mencopot semua kader PDIP seperti Budi Gunawan dan Hendrar Prihadi di Kabinet Merah Putih

Editor: adi kurniawan
Istimewa
KADER PDIP - Presiden Prabowo Subianto mencopot semua kader PDIP seperti Budi Gunawan (kanan) dan Hendrar Prihadi (kiri) di Kabinet Merah Putih. Dalam reshuffle kabinet, Rabu (17/9/2025), Presiden Prabowo mengganti 11 pejabat setingkat menteri dan wakil menteri. 

SRIPOKU.COM -- Teka teki perombakan yang terjadi belum lama ini sudah terjawab, dengan tidak adanya kader PDIP di Kabinet Merah Putih.

Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto mencopot Budi Gunawan, tokoh yang dikenal sangat dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, kini giliran Hendrar Prihadi yang disingkirkan.

Kemudian terakhir mencopot politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Hendrar Prihadi dari jabatan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), pada Rabu (17/9/2025).

Namanya digantikan oleh Sarah Sadiqa, yang sebelumnya menjabat sebagai Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan LKPP.

Dengan dicopotnya Hendrar Prihadi, kini PDI-P sebagai pemenang pemilihan umum (Pemilu) 2024 tidak memiliki wakil di Kabinet Merah Putih bentukan Prabowo.

Presiden Prabowo Subianto kini benar-benar menyapu bersih orang-orang PDI-P atau yang dekat dengan PDI-P dari kabinetnya.

Dalam reshuffle kabinet, Rabu (17/9/2025), Presiden Prabowo mengganti 11 pejabat setingkat menteri dan wakil menteri.

Di mana elite PDI-P tersisa yakni Hendrar Prihadi yang menjabat sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) kini resmi digantikan oleh Sarah Sadiqah.

Diberhentikannya Hendrar Prihadi sebagai Kepala LKPP tidak terlalu mengejutkan.

Karena sebelumnya Prabowo bahkan me-reshuffle Budi Gunawan dari jabatan Menko Polkam.

Budi Gunawan diketahui sangat dekat dengan Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Bahkan Budi Gunawan disebut-sebut sebagai orang titipan Mega di kabinet Prabowo.

Dengan disapu bersihnya semua orang PDI-P di semua lembaga dan kementerian di pemerintahan Prabowo-Gibran, maka dianggap sebagai bukti bahwa Prabowo tidak bisa disetir Megawati.

"Dulu mereka pikir Prabowo bs disetir. Ternyata ngga," kata pegiat media sosial yang juga produser film, Denny Siregar dalam cuitannya beberapa waktu lalu.

Cuitan itu disambut dengan kata sepakat oleh akun @PartaiSocmed.

"Kali ini setuju dengan @Dennysiregar7, Ternyata Pak Prabowo tidak bisa disetir oleh PDIP. Dibuktikan dgn pencopotan Budi Gunawan yg merupakan titipan khusus Megawati," katanya.

Akun itu juga menegaskan bahwa kini Prabowo benar-benar menghabisi orang PDI-P di kabinetnya.

"Dengan digantinya Kepala LKPP yg sebelumnya dijabat Pak Hendrar Prihadi maka orang2 PDIP disapu bersih di semua lembaga dan kementerian di pemerintahan Prabowo-Gibran," tambahnya.

Ia juga mengundang dan mengajak diskursus mengenai tersingkirnya orang-orang PDI-P dari pemerintahan setelah terjadinya demo rusuh disertai penjarahan.

"Ada yg tahu mengapa Pak Prabowo yg begitu baik terhadap PDIP, termasuk dalam kasusnya Hasto, namun setelah terjadinya demo rusuh dan penjarahan orang2 PDIP seperti tersingkir dari pemerintahan? Tolong jelaskan pada kami," katanya.

Reaksi PDIP

Sementara itu, PDIP tak mempersoalkan pencopotan Hendrar Prihadi dari jabatan Kepala LKPP.

Ketua DPP PDIP, Andreas Hugo Pareira mengatakan, reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif Presiden Prabowo Subianto.

"Reshuffle adalah hak prerogatif presiden,” ujar Andreas Hugo Pareira saat dihubungi, Selasa (18/9/2025). 

Ia menegaskan bahwa PDI-P sudah menentukan sikap sebagai partai penyeimbang pemerintah, sehingga memilih tidak bergabung ke dalam kabinet.

“Sementara PDI-P sejak pembentukan kabinet yang diperkuat melalui keputusan di Kongres Partai, kami menjadi partai penyeimbang,” jelas Andreas Hugo.

Perkuat Gerindra di Pemerintahan

Sementara itu Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti memberikan penilaiannya terhadap keputusan reshuffle di Kabinet Merah Putih yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto.

Dari sejumlah nama yang dilantik Prabowo pada reshuffle kabinet ini, Ray Rangkuti menilai keputusan Prabowo bukan dalam rangka untuk peningkatan kinerja para menteri dalam kabinet.

Namun, katanya lebih kepada upaya untuk penguatan posisi politik Gerindra di lingkungan Istana.

"Saya sih sebetulnya dari semenjak reshuffle kabinet pertama, kedua, dan ketiga ini saya tidak melihat reshuffle ini dalam konteks untuk misalnya mencapai peningkatan kinerja begitu ya, atau mendorong prestasi yang lebih lumayan," kata Ray dalam Program 'Overview' di kanal YouTube Tribunnews.com, Rabu (17/9/2025).

Namun kata Ray, karena lebih pada penguatan posisi politik.

"Nah, kalau yang pertama itu kan karena tuntutan massa. Yang kedua itu kan, ada peristiwa yang tak terduga dalam hal ini demonstrasi, lalu dijawab dengan mengganti orang-perorang. Nah, yang ketiga ini lebih pada penguatan posisi politik," kata Ray Rangkuti.

Menurut Ray, dilantiknya sosok-sosok baru di Kabinet Merah Putih hari ini, makin memperlihatkan upaya Prabowo untuk melakukan 'Dejokowisasi' atau melemahkan pengaruh Jokowi dengan mencopot orang-orang yang dinilai dekat dengan Presiden ke-7 RI itu.

Prabowo juga dinilai sedang gencar melakukan 'Gerindranisasi' atau menguatkan posisi Gerindra di Kabinet dengan memilih orang-orang Gerindra sebagai menterinya.

Hal ini terlihat dari pemilihan Djamari Chaniago sebagai Menko Polkam.

Menurut Ray, Djamari merupakan sosok yang bersentuhan dengan Gerindra.

Ada juga Angga Raka Prabowo, Politikus Gerindra yang dilantik Prabowo sebagai Kepala Badan Komunikasi Pemerintahan.

 Politikus Gerindra lain yang dilantik Prabowo adalah Wamen Kehutanan Rohmat Marzuki.

"Itu yang saya sebut tadi makin menguatnya 'Dejokowisasi' dan makin mengentalnya 'Gerindranisasi' gitu. Pak Menko Polkam ya bersentuhan dengan Gerindra gitu kan," kata Ray.

"Lalu Kepala Juru Bicara Istana juga orang Gerindra. Lalu siapa lagi? Wamen Kehutanan juga bersentuhan dengan Gerindra. Jadi banyak yang diganti oleh Pak Presiden hari ini adalah orang-orang yang memang berasal dari Partai Gerindra gitu umumnya," bebernya.

Meskipun bukan pengurus dan bagian struktur partai, menurut Ray, mereka memperlihatkan makin menguatnya peran politik Gerindra.

Terkait ada tidaknya politik balas budi dalam keputusan reshuffle kabinet Prabowo yang ketiga ini, Ray menyebut tetap ada.

Namun bobot terbesar dalam reshuffle kabinet ketiga Prabowo ini bukan terletak pada balas budinya, tapi pada penguatan politik Gerindra di lingkup Istana.

Ray melihat dengan penguatan politik Gerindra di kabinet, maka Prabowo akan meminggirkan pengaruh politik Jokowi di lingkungan Istana.

"Apakah ini bagian dari balas budi? Ya, ada, tapi bobot terbesarnya itu bukan dibalas budinya," ujarnya.

"Bobot terbesarnya itu adalah penguatan politik Gerindra dan makin meminggirkan politik Pak  Jokowi di dalam lingkaran Istana gitu ya," jelas Ray.

Ray kemudian mencontohkan nama-nama orang dekat Jokowi yang masih ada di lingkungan Istana.

Misalnya ada Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Jika nantinya nama-nama orang dekat Jokowi ini direshuffle oleh Prabowo, maka makin menguatlah kesimpulan bahwa hubungan Prabowo dan Jokowi ini sudah berakhir.

"Misalnya sekarang yang sering disebut orang tuh seperti Raja Juli Antoni gitu ya. Mungkin simbol-simbol terakhir dari ikatan Pak Jokowi dengan Pak Prabowo itu ada pada tokoh-tokoh seperti Raja Juli, lalu Kapolri gitu ya," katanya.

"Jadi kalau mungkin mereka nanti pun misalnya akhirnya digantikan oleh Pak Prabowo, nah di situ pertanda memang hubungan Pak Jokowi dengan Pak Prabowo ini the end lah ya kan," terang Ray.

Selanjutnya Ray juga menyebutkan nama-nama menteri yang dinilai sebagai 'orangnya' Jokowi yang telah direshuffle oleh Prabowo.

Seperti Eks Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi dan Eks Menteri Keuangan Sri Mulyani.

"Iya ada ada ada nama-nama lain tentu, saya memberi contoh sebab Budi Ari sudah selesai ya kan gitu. Menteri Keuangan yang dua periode dipakai oleh Pak Jokowi juga sudah selesai gitu ya," katanya.

Lalu, kata Ray, meskipun digantikan dengan orang yang dekat dengan Luhut, tapi dekatnya agak jauh atau masuk ke level beberapa.

"Itu pertama kalau dengan Pak Luhutnya aja level kesekian, apalagi dengan dengan Pak Jokowinya gitu loh kira-kira. Artinya level mereka itu enggak terlalu dekat sebetulnya dengan Pak Jokowi, jadi enggak bisa dikonfrontasikan dengan Ibu Sri Mulyani yang memang menjadi pilihannya Pak Jokowi," kata Ray.

Daftar Reshuffle Kabinet
 
 List reshuffle kabinet hari ini, Rabu (17/9/2025) untuk masa jabatan periode 2024–2029:

1. Djamari Chaniago, sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan 

2. Erick Thohir, sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga 

3. Afriansyah Noor, sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan 

4. Rohmat Marzuki, sebagai Wakil Menteri Kehutanan 

5. Faridah Faricha, sebagai Wakil Menteri Koperasi 

6. Angga Raka Prabowo, sebagai Kepala Badan Komunikasi Pemerintah.

7. Muhammad Qodari, sebagai Kepala Staf Kepresidenan. 

8. Ahmad Dhafiri, sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat serta Reformasi Kepolisian. 

9. Nani Sudariati Dayang, sebagai Wakil Kepala Badan Gizi Nasional. 

10. Sonny Sanjaya, sebagai Wakil Kepala Badan Gizi Nasional. 

11. Sarah Sadiqah, sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 

Sebelumnya, Prabowo juga melakukan reshuffle kabinet pada Senin (8/9/2025).

Ia mengangkat beberapa menteri dan wakil menteri, yakni:

1. Purbaya Yudhi Sadewa - Menteri Keuangan 

2. Mukhtaruddin - Menteri Perlindungan Pekerja Migran/ BP2MI 

3. Ferry Joko Juliantono - Menteri Koperasi

4. Mochammad Irfan Yusuf - Menteri Haji dan Umrah 

5. Dahnil Anzar - Wakil Menteri Haji dan Umrah  

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved