Berita Kilang Pertamina Plaju

Unik! Prinsip Kerja Kilang Pertamina Diadaptasi Jadi Alat Pengasap Ikan Rendah Emisi

Berangkat dari keresahan tersebut, Kilang Pertamina Plaju menghadirkan inovasi lingkungan yang unik, yakni Sistem Kondensasi Ikan Asap. 

Editor: tarso romli
handout
IKAN ASAP - Dua tenaga UMKM sedang mengasap ikan patin dengan alat pengasapan Sistem Kondensasi Ikan Asap yang diciptakan dari daptasi sistem kerja di Kilang Pertamina Plaju. 

PLAJU, 26 OKTOBER 2025 - Proses pengasapan ikan secara tradisional atau sering dikenal ikan salai kerap menimbulkan persoalan lingkungan.

Asap pekat dari pembakaran kayu atau tempurung kelapa yang dihasilkan dalam proses tersebut tidak hanya mencemari udara, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan pengrajin ikan salai dan masyarakat sekitar.

Berangkat dari keresahan tersebut, Kilang Pertamina Plaju menghadirkan inovasi lingkungan yang unik, yakni Sistem Kondensasi Ikan Asap. 

Inovasi ini menjadi bagian dari Program Belida Musi Lestari, sebuah inisiatif Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU III Plaju yang menggabungkan konservasi, pemberdayaan ekonomi, dan teknologi hijau berbasis kompetensi inti perusahaan.

Teknologi yang Terinspirasi dari Kilang

Sistem Kondensasi Ikan Asap merupakan hasil adaptasi prinsip kerja unit utama di kilang, yaitu Crude Distillation Unit (CDU) sebagai salah satu fasilitas primary process untuk pengolahan minyak mentah (crude oil) menjadi berbagai produk.

Teknologi kondensasi yang biasa digunakan dalam proses distilasi minyak mentah kini dimodifikasi untuk mendukung proses pengasapan ikan yang lebih bersih dan rendah emisi.

Dalam CDU, minyak mentah dipanaskan dalam fired heater hingga menghasilkan uap berbagai fraksi hidrokarbon.

Uap ini dialirkan ke kolom distilasi, tempat setiap fraksi akan mengembun di tingkat berbeda sesuai titik didihnya. Sistem kondensasi di bagian atas kolom menggunakan condenser untuk menurunkan suhu uap hingga kembali menjadi cairan.

Prinsip inilah yang diadopsi dalam inovasi pengasapan ikan. Asap hasil pembakaran bahan bakar alami seperti tempurung kelapa dialirkan melalui pipa spiral berpendingin air.

Di dalam pipa tersebut, suhu asap diturunkan hingga uap terkondensasi menjadi liquid smoke (asap cair). Cairan ini tidak hanya mengurangi emisi yang dilepaskan ke udara, tetapi juga dapat dimanfaatkan lebih lanjut sebagai pestisida.

Sistem ini membuat proses pengasapan menjadi jauh lebih ramah lingkungan karena residu asap yang biasanya mencemari udara kini dapat dikelola dalam bentuk cairan.

Selain itu, suhu ruang pengasapan dapat diatur lebih stabil, meningkatkan efisiensi waktu produksi hingga 30 persen dan menghasilkan ikan asap yang lebih merata tingkat kematangannya.

Kapasitas produksi ikan asap juga meningkat 30?ngan bantuan alat ini.

“Inovasi ini lahir dari kompetensi inti kilang kami di bidang distilasi dan kondensasi. Kami berupaya menghadirkan inovasi sesuai dengan keberadaan kilang untuk menciptakan nilai tambah bagi masyarakat,” jelas Siti Fauzia, Area Manager Communication, Relations & CSR RU III PT Kilang Pertamina Internasional.

Ekosistem Terpadu Sungai Gerong

Inovasi Sistem Kondensasi Ikan Asap telah diserahterimakan beberapa waktu lalu kepada kelompok UMKM Jasmine Suger. Tidak hanya alatnya yang modern, sistem produksi ini juga didukung oleh pasokan bahan baku ikan segar dari kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) di wilayah yang sama, menggunakan ikan patin, nila dan gurame, kemudian dijual dan dipasarkan oleh UMKM Jasmine Suger dengan harga Rp75 ribu per kotak dengan berisi beberapa ikan.

Dengan demikian, terbentuklah satu ekosistem ekonomi terintegrasi di bawah Program Belida Musi Lestari mulai dari budidaya ikan, pengolahan ikan asap ramah lingkungan, hingga pemasaran produk bernilai tambah tinggi.

Model ekosistem ini menjadi contoh nyata penerapan prinsip keberlanjutan dalam pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasi kilang.

Suara UMKM dan Dampak Nyata

Windi, salah satu penggerak UMKM ikan asap di Sungai Gerong, mengungkapkan perubahan besar setelah menggunakan sistem baru ini.

“Dulu asap dari tungku sering membuat sesak, bahkan dinding rumah sekitar ikut menghitam. Sekarang hampir tidak ada asap yang keluar. Selain lebih bersih, prosesnya juga cepat dan hasilnya lebih tahan lama,” ujarnya.

Bagi para pelaku UMKM, inovasi ini tidak hanya meningkatkan kualitas produksi tetapi juga membuka peluang pemasaran yang lebih luas karena produk yang dihasilkan lebih higienis dan sesuai standar ramah lingkungan.

Komitmen terhadap SDGs dan ESG

Melalui inovasi berbasis core competency ini, Kilang Pertamina Plaju terus memperkuat kontribusinya terhadap Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Tujuan 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dan Tujuan 13 (Penanganan Perubahan Iklim).

Program ini juga menjadi bukti penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam operasional Pertamina, dengan menyeimbangkan antara kinerja bisnis, tanggung jawab sosial, dan pelestarian lingkungan.

Simak berita menaik lainnya di sripoku.com dengan mengklik Google News

 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved