Berita Kilang Pertamina Plaju

Kilang Pertamina Plaju Bangun Kawasan Ekosistem Terintegrasi dan Berdikari di Banyuasin

Di sebuah dusun yang tenang dan tidak terlalu jauh dari aliran Sungai Musi, geliat baru muncul dari kolam-kolam ikan

Editor: Yandi Triansyah
Dokumen Pertamina
KEMANDIRIAN PANGAN - Kawasan Ekosistem Perikanan Berdikari, bagian dari program unggulan Belida Musi Lestari yang digagas Kilang Pertamina Plaju untuk memperkuat kemandirian pangan dan ekonomi masyarakat pesisir Sungai Musi. 

SRIPOKU.COM, BANYUASIN - Di sebuah dusun yang tenang dan tidak terlalu jauh dari aliran Sungai Musi, geliat baru muncul dari kolam-kolam ikan yang dulu berdiri sendiri.

Kini, seluruh aktivitas budidaya, pengolahan, hingga pemasaran hasil perikanan warga terhubung dalam satu sistem terintegrasi.

Inilah Kawasan Ekosistem Perikanan Berdikari, bagian dari program unggulan Belida Musi Lestari yang digagas Kilang Pertamina Plaju untuk memperkuat kemandirian pangan dan ekonomi masyarakat pesisir Sungai Musi.

Kawasan ini seolah menjadi laboratorium hidup yang menyatukan ilmu, inovasi, dan kearifan lokal.

Di sinilah masyarakat memelihara ikan lele, nila, gurami, hingga ikan lokal seperti belida jawa/putak (Notopterus notopterus), ikan yang kini semakin langka, seraya mengolah hasil panen menjadi produk bernilai tambah seperti stik ikan, ikan asap, dan kerupuk ikan.

Kawasan yang digarap dalam Program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Belida Musi Lestari ini dirancang sebagai sistem yang saling terhubung dari hulu hingga hilir.

Di bagian hulu, masyarakat mengembangkan sentra pembenihan ikan lele, gurami, tembakang, dan belida, disertai inovasi produksi pelet mandiri serta budidaya cacing sutera dan kutu air sebagai sumber pakan alami.

Sementara di bagian proses, terdapat zona pengembangan budidaya ikan nila, udang kaca, dan tanaman indigofera sebagai pakan alternatif, lengkap dengan inovasi food waste pellet serta instalasi solar cell untuk mendukung efisiensi energi.

Adapun di bagian hilir, masyarakat mengolah hasil panen menjadi produk siap jual seperti ikan asap, stik ikan, dan kerupuk ikan.

Di kawasan ini juga berdiri Learning Center dan Posyandu Desa Sungai Gerong yang menjadi pusat edukasi dan pelayanan masyarakat, menegaskan bahwa keberlanjutan tidak hanya berbicara tentang lingkungan, tetapi juga tentang peningkatan kualitas hidup manusia.

Peran Local Hero

Perubahan besar ini tidak lepas dari peran para tokoh lokal yang menjadi penggerak di lapangan.

Salah satunya adalah Yudi, anggota Pokdakan Tunas Makmur, yang dikenal sebagai sosok ulet dan inspiratif bagi warga sekitar.

Dengan tangan terampil dan semangat pantang menyerah, Yudi menggerakkan warga untuk menata ulang kolam, memperbaiki sistem pemijahan, dan mengelola hasil panen bersama.

“Masalah terbesar dalam budidaya ikan ada di penyediaan pakannya, atau pengolahan hasil budidaya ikan yang kami panen. Sekarang kami belajar banyak, mulai dari bikin pakan sendiri sampai mengolah ikan jadi produk turunan,” tutur Yudi.

Ia menambahkan, kehadiran Pertamina membawa perubahan nyata bagi masyarakat Sungai Gerong.

“Pertamina konsisten memberi ilmu dan pendampingan. Kami jadi paham bahwa menjaga alam dan mengelola usaha itu harus jalan beriringan. Sekarang, kami tidak menyangka, bisa turut melestarikan ikan belida jawa yang statusnya hampir punah,” ujarnya.

Program domestikasi Belida Jawa atau Putak tak lepas dari dukungan teknis dari kalangan akademisi.

Melalui riset terapan dan praktek konservasi yang dilakukan oleh BRIN, diperoleh hasil bahwa Belida Jawa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam kolam pemeliharaan.

Peneliti Senior BRIN, Dr. Arif Wibowo, sebagai mitra riset dalam Program Belida Musi Lestari, berharap kemampuan Yudi, sebagai local hero & pembudidaya ikan di Sungai Gerong, mampu belajar dengan cepat dan menjadi contoh bagaimana pemijahan, pembesaran hingga hilirisasi produk. 

“Harapan kami, setelah mengoptimalisasi survival rate, mempercepat pertumbuhannya, sehingga nantinya bisa meningkat ke skala ekonomi, dan ini terintegrasi dengan atmosfer bisnis,” kata Arif.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banyuasin, Septi Fitri pada September lalu mengapresiasi keberhasilan Pertamina dalam mengembangkan kawasan perikanan terintegrasi di Sungai Gerong, apalagi setelah domestikasi ikan Belida Jawa (Putak) yang turut menambah keanekaragaman hayati ikan lokal Sumsel.

“Apalagi di situ ikan ikan lokal yang banyak, saya lihat masyarakat sudah mulai membesarkan dan membuat pakan sendiri, jadi dari hulu ke hilir, kawasan terintegrasi ini kami nilai sudah berhasil. Ini juga menjadi tempat percontohan bagi masyarakat pembudidaya lainnya,” ujar Septi.

Sementara itu, komitmen perusahaan untuk memperkuat kemandirian masyarakat sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan ditegaskan oleh Area Manager Communication, Relations & CSR RU III PT Kilang Pertamina Internasional, Siti Fauzia.

“Kami ingin menghadirkan ekosistem perikanan yang mandiri dan berkelanjutan. Semua proses, dari hulu hingga hilir, kami bangun agar masyarakat dapat mengelola sumber daya alamnya dengan lebih produktif,” ujarnya.

Raih Berbagai Penghargaan

Komitmen Kilang Pertamina Plaju dalam menjalankan program Belida Musi Lestari tidak hanya membawa manfaat nyata bagi masyarakat, tetapi juga mendapat pengakuan luas di tingkat nasional dan internasional.

Sepanjang periode Oktober 2024 hingga September 2025, program ini berhasil mengantarkan Kilang Pertamina Plaju meraih sembilan penghargaan bergengsi di bidang pemberdayaan masyarakat, di antaranya GOLD Award pada ajang The 17th Annual Global CSR & ESG Summit Awards 2025 di Vietnam dan GOLD Award pada CSR & Pembangunan Desa Berkelanjutan (PDB) Awards 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Desa PDTT RI.

Selain itu, Belida Musi Lestari juga memperoleh Platinum Award dalam Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) 2025 untuk kategori Video Program CSR, serta Platinum Award kategori Keanekaragaman Hayati pada ajang Innovation Technology for Social and Environmental (InTechSEA Awards) 2025 yang digelar oleh Universitas Hasanuddin
Rangkaian apresiasi tersebut menjadi bukti bahwa inisiatif konservasi ikan belida berbasis pemberdayaan masyarakat ini tidak hanya relevan bagi wilayah perairan Sungai Musi, tetapi juga menjadi model inspiratif penerapan tanggung jawab sosial yang sejalan dengan prinsip Sustainable Development Goals dan komitmen Pertamina terhadap keberlanjutan lingkungan hidup.

Kilang Pertamina Plaju membuktikan bahwa energi dapat menjadi sumber penggerak kesejahteraan sosial dan lingkungan. Melalui inovasi dan kemitraan, Pertamina membangun masyarakat yang mandiri, produktif, dan sadar akan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya air.

Kini, kawasan Sungai Gerong kini semakin menjadi simbol dari kemandirian dan semangat gotong royong masyarakat perairan darat Sumatera Selatan.

Kilang Pertamina Plaju membuktikan bahwa energi dapat menjadi sumber penggerak kesejahteraan sosial dan lingkungan. Melalui inovasi dan kemitraan, Pertamina membangun masyarakat yang mandiri, produktif, dan sadar akan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya air.

Program ini turut berkontribusi pada pencapaian sejumlah tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs 8 (Pertumbuhan Ekonomi) dan SDGs 15 tentang melindungi keanekaragaman hayati. Selain itu, penerapan nilai-nilai Environmental, Social, and Governance (ESG) menjadi fondasi utama bagi Pertamina dalam memastikan setiap langkah bisnis selaras dengan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial masyarakat sekitar operasi.

 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved