Puan Maharani Ungkap Soal Hubungan PDIP dan Gerindra, Singgung Kakak Adik

Editor: adi kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HUBUNGAN - Puan Maharani ungkap soal hubungan PDIP dengan Gerindra, jelang peremuan Presiden Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri

SRIPOKU.COM -- Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani ungkap soal hubungan PDIP dengan Gerindra, jelang peremuan Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Akan tetapi pertemuan Prabowo dan Megawati tak berlangsung pada Minggu, 17 Agustus 2025 hari ini.

"Presiden banyak agenda, belum karnaval, belum yang lain-lain. Pasti Insyaallah akan ada pertemuan, tapi enggak hari ini," ujar Puan Maharani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu. 

Meski begitu, putri Megawati ini tak membeberkan lebih lanjut mengenai jadwal pertemuan kedua tokoh tersebut.

Menurut Puan, ada kemungkinan pertemuan akan dilakukan pada pekan depan.

"Mungkin secepatnya. (Pekan depan) mungkin aja, karena jadwal presiden dalam rangka 17-an masih padat," tuturnya.

Lebih lanjut, Puan enggan mengungkapkan apa yang akan dibicarakan oleh Prabowo dan Megawati.

Menurut perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua DPR ini, pertemuan itu sebatas silaturahmi dan makan bersama.

"Setiap pertemuan enggak harus ada pembahasan serius, nanti bagaimana membicarakan bangsa dan negara, silaturahmi, bertemu cerita, dan makan enak," ucap Puan.

Terkait peluang PDIP bergabung dengan koalisi pemerintah, Puan menegaskan bahwa PDIP dan Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo juga mempunyai hubungan dekat.

"Dari dulu sudah dekat kaya kakak adik," ungkap Puan Maharani.

Menurutnya, partai berlambang banteng bakal mendukung sekaligus meluruskan program-program pemerintah supaya bermanfaat untuk masyarakat.

"Loh kan PDIP sudah menyatakan bahwa kami akan mendukung pemerintahan Presiden Prabowo dalam membangun bangsa dan negara dan akan meluruskan semua program untuk menjalankan visi Presiden Prabowo agar manfaatnya bisa sebesar-besarnya untuk rakyat," jelasnya.

Megawati Absen Hadiri Upacara HUT ke-80 RI di Istana

Sementara itu, Megawati Soekarnoputri yang juga adalah Presiden ke-5 RI absen dalam Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka, Jakarta, pada Minggu tadi.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan, Megawati berhalangan hadir karena ada agenda lain.

"Karena beliau memang ada agenda rutin 17 Agustus memimpin Upacara khusus di DPP PDIP," ucapnya, Minggu.

Sementara itu, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) hadir.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menilai kehadiran tiga presiden dalam peringatan HUT ke-80 RI menjadi simbol kekompakan.

Ia menyebut kehadiran Megawati tentu diharapkan akan melengkapi momen itu.

“Seperti yang sudah saya katakan tadi, kekompakan itu menjadi kunci. Jadi ada Pak SBY, ada Pak Jokowi, ada Pak Presiden Prabowo. Ini tiga presiden yang terpilih."

"Menurut saya ini momen bagus untuk menunjukkan kepada rakyat bahwa kita ini satu,” ujar Luhut.

Namun, Luhut mengaku pihaknya tidak masalah jika Megawati Soekarnoputri berhalangan hadir dalam peringatan HUT ke-80 RI di Istana.

“Ya memang kita berharap lengkap, tapi mungkin Ibu Mega berhalangan, enggak apa-apa,” tambahnya.

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Nusron Wahid juga menyinggung absennya Megawati.

Menurutnya, semangat perayaan kemerdekaan harus tetap dimaknai dengan persatuan.

“Nuansa 17 Agustus ini adalah nuansa persatuan, nuansa kebersamaan."

"Kalau ada pihak-pihak tertentu atau tokoh tertentu belum bisa hadir, insyaallah pada masa yang akan datang akan bisa hadir,” ujarnya.

Berita Terkini