SRIPOKU.COM - "Miskin banyak gaya, mau kuliah jauh,".
Ketika mengenang dan mengulang kembali kalimat tersebut, air mata Margaret tak tertahan untuk menetes.
Sebab, kalimat tersebut dilontarkan oleh guru sekolah gadis asal Kupang, NTT itu.
Alih-alih menyerah akan keadaan, Margaret yang terlahir dari ayah kuli bangunan tidak berputus asa hingga akhirnya bisa lolos seleksi masuk Universitas Indonesia.
Begitulah cara Margaret membungkam ejekan guru sekolah. termasuk pula nyinyiran yang datang dari para tetangga.
Baca juga: Kisah Margaret, Gadis di Kupang Diejek Guru dan Tetangga Gegara Lulus UI: Miskin Tapi Mau Kuliah!
Sebelum diterima di UI, Margaret direndahkan guru dan tetangga yang tidak senang dengan keinginannya berkuliah.
Hinaan hingga nyinyiran itu dirasakan Margaret setiap hari.
Berkat usaha keras, Margaret dinyatakan lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan diterima di Fakultas Psikologi UI.
Namun, perkataan tak mengenakan tetap menggema di telinganya, karena kehidupan Margaret di Pulau Rote jauh dari kata mewah.
Rumah kayu dengan satu kamar menjadi saksi bisu gigihnya ia belajar.
"Stop mimpi tinggi. Mereka mengatakan itu berulang-ulang kayak gitu. Kamu mau ke UI, bayar sekolah saja masih nunggak," kata Margaret.
"Miskin banyak gaya, mau kuliah jauh," ucap Margaret sambil terus menyeka air matanya kenang nyinyiran guru dan tetangganya.
Para guru dan tetangganya mengatakan bahwa perguruan tinggi hanya untuk mereka dari kalangan berada saja.
Baca juga: Ikatan Alumni Universitas Indonesia Adakan Festival 2023, Ada Panggung Hiburan Gratis
"Kalau ketemu, saya diomongin terus. Yang kuliah-kuliah di luar itu yang papa mamanya pejabat, PNS," ujar Margaret.
"Sempat berdoa, Tuhan aku takut lolos UI," tambah Margaret.
Margaret memutuskan untuk tetap mendaftar Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), sekalipun sudah H-2 sebelum ditutup.
"Jadi waktu itu hampir tidak daftar SNBP, H-2 penutupan jam 2 dini hari baru saya daftar," kata Margaret.
"Saat itu saya pilih satu, hanya UI saja," ucap Margaret.
Margaret merahasiakan keputusannya ikut SNBP UI, termasuk dari orangtuanya sendiri.
"Tidak ada harapan untuk lolos, kalau teman tanya, saya jawab sudah daftar' saja. Ditanya dimana saya diam saja," jelas Margaret.
"Kalau mama nanya saya juga diam saja. Nggak ada yang tahu saya daftar SNBP," terang Margaret.
Sampai akhirnya ia berhasil lolos, kakak kandungnya langsung bekerja extra untuk biaya ongkos sang adik ke UI.