SRIPOKU.COM, PRABUMULIH – Nasib dr. Yoanda, seorang dokter yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Prabumulih, kini di ujung tanduk.
Setelah hampir setahun menghilang dan tidak masuk kerja, Pemerintah Kota Prabumulih secara resmi menyetop gaji dan seluruh tunjangan yang seharusnya diterima dr. Yoanda.
Keputusan tegas ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Pemkot Prabumulih, Efran Santiaji ST MM, kepada awak media belum lama ini.
"Untuk dokter itu sudah kita sampaikan dan sudah diputus, gaji dan tunjangan tidak diberikan lagi," ungkap Efran.
Efran menambahkan, jika dr. Yoanda tidak kunjung menunjukkan batang hidungnya hingga genap satu tahun absen, pihak Pemkot Prabumulih tidak akan ragu untuk mengusulkan pemberhentian tidak hormat.
"Kalau sekarang gaji, tunjangan sudah diputus. Kalau setahun tidak masuk-masuk maka akan kita usulkan untuk pemberhentian," tegasnya.
Hingga saat ini, pihak Pemkot Prabumulih maupun RSUD belum memiliki informasi pasti mengenai keberadaan dr. Yoanda.
"Kabarnya (dokter-red) belum tahu," tutur Efran, yang sebelumnya menjabat di Dinas Tenaga Kerja Prabumulih.
Sebelumnya diberitakan, dr. Yoanda, yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan di RSUD Prabumulih, telah menjadi buruan pihak rumah sakit dan pemerintah kota.
Ia menghilang bak ditelan bumi dan tak diketahui keberadaannya sejak awal tahun.
Kepergian dr. Yoanda yang tiba-tiba ini menjadi sorotan tajam, terutama karena terjadi tak lama setelah kasus utang RSUD Prabumulih yang mencapai lebih dari Rp 18 miliar mencuat ke publik.
Pihak RSUD Prabumulih telah berupaya keras melacak keberadaan dokter tersebut. Bahkan, permasalahan ini telah dilaporkan ke Inspektorat Kota Prabumulih, yang kemudian membentuk tim khusus untuk menindaklanjuti kasus pegawai bermasalah ini.