SRIPOKU.COM, LAHAT – Predikat sebagai kabupaten termiskin kedua di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) masih melekat pada Kabupaten Lahat.
Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, persentase kemiskinan di Lahat mencapai 14,14 persen.
Angka ini menjadi pekerjaan rumah besar dan janji politik yang harus dituntaskan oleh pasangan Bupati dan Wakil Bupati Lahat, Bursah Zarnubi dan Widia Ningsih.
Di tahun pertama masa jabatan mereka, berbagai strategi telah diimplementasikan untuk mengangkat status Bumi Seganti Setungguan dari jurang kemiskinan.
Mulai dari mendorong inovasi di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menekan angka kemiskinan, memperkuat data masyarakat miskin dan miskin ekstrem, hingga yang terbaru adalah menggenjot program Usaha Peningkatan Ekonomi Keluarga (UPEK).
"UPEK ini dirancang untuk mendorong kemandirian ekonomi warga miskin, khususnya kelompok rentan yang belum masuk kategori kemiskinan ekstrem tapi tetap sulit secara ekonomi," ujar Wakil Bupati Lahat, Widia Ningsih, pada Kamis (10/7/2025).
Widia Ningsih menjelaskan bahwa seluruh program pengentasan kemiskinan ini akan menyasar warga miskin di Lahat.
Berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yang merupakan gabungan dari data DTKS, Regsosek, P3KE, dan data kependudukan, Kabupaten Lahat mengalami lonjakan signifikan pada Desil-2, yang mengindikasikan kelompok masyarakat miskin yang masih membutuhkan intervensi.
"Karena itu, OPD harus melakukan inovasi tanpa harus disuruh. Selain itu, penguatan data juga diperlukan, agar program dan kebijakan yang dijalankan tepat sasaran," tegasnya.
Penekanan pada data yang akurat menjadi krusial untuk memastikan setiap program memberikan dampak maksimal kepada kelompok yang benar-benar membutuhkan.
Selain fokus pada penguatan ekonomi keluarga, Pemkab Lahat juga meluncurkan program unggulan baru bertajuk BELADAS (Beasiswa Anak Lahat Jadi Sarjana).
Program ini memberikan beasiswa penuh bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu yang memiliki prestasi akademik untuk melanjutkan pendidikan di seluruh universitas negeri di Indonesia.
Target awal program ini adalah menyediakan setidaknya 50 kuota.
"Selain ekonomi dibantu, pendidikan dikuatkan, Insya Allah angka kemiskinan akan ikut turun. Karena, salah satu kunci utama pengentasan kemiskinan adalah memperkuat pembangunan sumber daya manusia," jelas Widia.
Program BELADAS ini diharapkan menjadi investasi jangka panjang yang dapat memutus mata rantai kemiskinan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia di Lahat.
Dengan kombinasi strategi yang menyasar langsung pada peningkatan ekonomi keluarga dan investasi jangka panjang melalui pendidikan, Pemerintah Kabupaten Lahat di bawah kepemimpinan Bursah Zarnubi dan Widia Ningsih bertekad untuk segera mengeluarkan Lahat dari daftar kabupaten termiskin di Sumsel.