Berita Sriwijaya FC

Tim Sebesar Sriwijaya FC Jangan Sampai Tak Bisa Ikut Tampil di Liga 2, Tersandung Tunggakan Gaji

Penulis: Abdul Hafiz
Editor: Abdul Hafiz Sripo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MELATIH TIM EPA - Coach Mahyadi Panggabean (kiri) bersama coach Amirul Mukminin dan Ali Ramadhan melatih dan menjadi Tim Talent Scouting EPA Sriwijaya FC di Lapangan Panahan JSC Palembang, Kamis (15/5/20205) sore. Ia menyayangkan jangan sampai lantaran belum tuntasnya hal ini menjadi sandungan tim Sriwijaya FC untuk bisa tampil kompetisi Pegadaian Liga 2 2025/26 nanti.  

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Tunggakan gaji pemain, pelatih, ofisial tim Sriwijaya FC musim kompetisi Pegadaian Liga 2 2024/25 yang jumlahnya Rp 1 milyar lebih hingga kini belum tuntas.

Coach Mahyadi Panggabean menyayangkan jangan sampai lantaran belum tuntasnya hal ini menjadi sandungan tim Sriwijaya FC untuk bisa tampil kompetisi Pegadaian Liga 2 2025/26 nanti.  

"Berharap tunggakan gaji musim lalu segera dibereskan supaya Sriwijaya FC terlepas dari sanksi. Karena sayang kalau tim sebesar SFC ini tidak bisa ikut kompetisi musim depan," kata Mahyadi Panggabean di sela-sela latihan tim EPA Sriwijaya FC U20.

Mahyadi Panggabean sendiri saat ini diminta untuk melatih dan menjadi salah satu Tim Talent Scouting Turnamen/Seleksi EPA Sriwijaya FC U20.

Mahyadi Panggabean yang mengaku diinformasikan pengurus manajemen PT SOM jika dirinya bakal direkrut kembali menjadi Asisten Pelatih Sriwijaya FC menyatakan pada prinsipnya siap.

"Kita kembalikan ke pengurus, kalau mereka serius, kita pasti akan lebih serius membawa Sriwijaya FC ini untuk menatap musim kompetisi Liga 2 2025/26," kata Mahyadi Panggabean yang sempat turun gunung menjadi pemain SFC pada laga babak playoff degradasi kemarin.

Pasca usai kompetisi Pegadaian Liga 2 2024/25, Asisten pelatih yang merangkap pemain Sriwijaya FC Mahyadi Panggabean masih terlihat aktif di lapangan hijau.

Mahyadi Panggabean bersama coach Amirul Mukminin merupakan staf pelatih yang masih dipertahankan manajemen SFC untuk musim depan terlihat juga dilibatkan sebagai Tim Talent Scouting EPA Sriwijaya FC U20, 9-10 Mei di Stadion Kamboja Palembang.

Pasca menuntaskan Turnamen/Seleksi EPA Sriwijaya U20, keesokan harinya Mahyadi Panggabean selaku pelatih Tim Farmel Hatta Palembang berhasil membawa anak asuhannya Faiz dkk menjuarai Liga Top Skor U16 di Lapangan Wira Bakti Pakri Palembang, Minggu (11/5/2025).

Selain melatih di Sriwijaya FC, eks bek Timnas Indonesia ini masih aktif melatih di klub RSUD Siti Fatimah Az-Zahra Provinsi Sumatera Selatan yang dipimpin dr. Syamsuddin Isaac Suryamanggala, Sp.OG setiap Minggu/Sabtu dan Rabu malam.

"Bersama coach Amir dan Usman Chandra melatih RSUD Siti Fatimah ikut Turnamen Antar OPD Piala Gubernur Sumsel, 2 Juni nanti," kata Mahyadi Panggabean.

Dalam postingan @mahyadi8, ia yang didampingi Owner Farmel Hatta Palembang, Usman Chandra mengungkapkan rasa syukur timnya bisa juara tahun ini.

"Perasaan kami secara tim sangat senang. Mudah-mudahan tahun ini tahunnya Farmel Hatta dan semoga bisa berbuat banyak di nasional tentunya," kata Mahyadi Panggabean. 

Menurut Mahyadi, mereka akan melihat perkembangan selanjutnya terkait kemungkinan bakal ada penambahan pemain untuk menjalani Liga Top Skor putaran selanjutnya.

"Nanti kita lihat perkembangan berikutnya. Yang jelas kita harapannya kita datang ke nasional bukan cuma mental juara doang, tetapi menyiapkan tim semaksimal mungkin," katanya.

Mahyadi juga tidak mau jemawa menyebutkan target di tingkat nasional nantinya. Yang pasti harapannya bisa ada peningkatan dari tahun sebelumnya.

"Ya kita tidak bisa janji bisa dapat target peringkat berapa. Yang jelas tiap tahun ada perkembangan dari tahun kemarin," pungkasnya.

Mahyadi Panggabean sempat menjadi sorotan lantaran posisinya sebagai Asisten Pelatih Sriwijaya FC yang kembali diturunkan menjadi pemain memperkuat Laskar Wong Kito di babak playoff degradasi Pegadaian Liga 2 2024/25.

Di tengah krisis pemain Sriwijaya FC, mantan bek kiri Timnas Indonesia Piala Asia 2007, Mahyadi Panggabean adalah tipe pemain dengan ciri khas bagus memberi umpan dan mengeksekusi bola mati. 

Pelatih kepala Sriwijaya FC juga tentu sudah mempertimbangkan menurunkan Mahyadi Panggabean di menit ke-78 menggantikan Tomi Darmawan saat menghadapi Persikota Tangerang di Stadion Benteng Reborn Tangerang Banten, Jumat (30/1/2025).

Mahyadi Panggabean merupakan pencetak gol ke gawang Singapura di Piala Tiger 2004, kini kembali bermain di level profesional setelah tiga tahun fokus dalam jajaran kepelatihan Sriwijaya FC.

Mahyadi Panggabean menjadi Asisten pelatih Sriwijaya FC sejak musim kompetisi Liga 2 2022.

Pria yang akrab disapa coach May memang dikenal masih rajin melakukan latihan bareng tim RSUD Siti Fatimah Azzahra Provinsi Sumsel.

Ia juga mengisi waktunya dengan melatih anak-anak SSB, dan kerap mengikuti undangan fun game futsal.  

RAYAKAN KEMENANGAN - Mahyadi Panggabean (tengah) turun gunung sebagai pemain SFC bersama Asisten Manajer Sriwijaya FC Mohammad David, dr Fahriza Utama, Ferry Rotinsulu, dan Amirul Mukminin merayakan kemenangan Sriwijaya FC atas PSMS Medan 1-0 di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan, Senin (10/2/2025). Kemenangan ini sekaligus memastikan Elang Andalas kembali lolos bertahan di Liga 2 musim depan. (DOK.PRIBADI MUHAMMAD DAVID)

Baca juga: EPA Sriwijaya FC Bakal Meledak Dukungan Sponsor, David: Pembinaan Usia Dini Demi Bangkitkan SFC

Mahyadi Panggabean yang sebelum kembali bergabung dengan Sriwijaya FC, merupakan pemain dan merangkap sebagai asisten pelatih tim senior PS Palembang Liga 3 serta menjadi Head Coach Tim U17 Suratin PS Palembang. 

Pesepakbola kelahiran Sibolga (Sumut) 8 Januari 1982 beristrikan Masayu Fahdalea, wanita asli wong Pasar Kuto Palembang yang dinikahinya 2008.

Mahyadi Panggabean selama menjadi pemain sepak bola Indonesia bisa berposisi di tengah maupun belakang dan bertinggi badan 175 cm dikenal semenjak bermain untuk klub PSMS Medan dan pernah menjadi pemain timnas U-23 Indonesia pada tahun 2005. 

Pria yang akrab disapa Bang May senang bisa kembali bergabung dengan Sriwijaya FC meski statusnya kini sebagai Asisten Pelatih. Pada tahun 2010 hingga tahun 2013 ia berseragam jersey Laskar Wong Kito semasa pelatihnya pergantian dari Rahmad Darmawan ke Ivan Kolev. 

Dirinya berhasil mempersembahkan gelar Piala Indonesia ke-3 untuk Laskar Wong Kito pada awal bergabungnya yakni pada 2010 lalu. 

Ia mengungkapkan selama berkarier di sepakbola paling berkesan dengan dua tim besar di tanah air yakni PSMS dan Sriwijaya FC.

Mantan pemain serba bisa ini lama memperkuat PSMS Medan dan Sriwijaya FC ketika kedua tim tersebut masih berkiprah di kompetisi tertinggi sepakbola tanah air, saat masih di kasta Liga 1.

Mahyadi merupakan mantan pesepakbola yang biasa beroperasi di sektor gelandang kiri, gelandang bertahan dan bek kiri.

Putra pasangan Mahadun Panggabean dan Dewana Silitonga ini merupakan jebolan tim sepakbola lokal Persepsi Sibolga dan PSTT Tapanuli yang dibelanya dari level junior hingga senior.

Ketika ada turnamen di Sibolga namanya Turnamen ASAL Cup diikuti kurang lebih ada enam tim besar. Antara lain PSMS, PSDS Deli Serdang, PSPS Pekanbaru, PS Tapanuli, waktu turnamen itu Mahyadi terpilih sebagai pemain terbaik. 

Pada tahun 2002, Mahyadi kemudian Hijrah ke Kota Medan dengan memperkuat PSMS Medan yang saat itu sedang dalam performa terbaiknya di kasta tertinggi sepakbola tanah air.

Mahyadi berhasil membawa PSMS Medan sebagai tim papan atas Liga Indonesia musim 2004 hingga 2007.

Bersama Ayam Kinantan, pemilik tinggi badan 175 cm tersebut berhasil menampilkan permainan taktis dan memukau di lini tengah dan belakang.

Mahyadi dikaruniai empat anak buah kasih pernikahannya dengan Masayu Fahdalea, wanita asli wong Pasar Kuto Palembang yang dinikahinya 2008 saat masih membela PSMS Medan.

Mahyadi yang mengidolakan mantan striker terbaik Timnas Kurniawan Dwi Yulianto menjelaskan jika dirinya keluar itu bukan cari pengalaman juga, tapi karena situasi di lingkungan manajemen tidak memungkinkan untuk tetap di sana. 

Performa serta gaya bermainnya yang serba bisa membuat Mahyadi kemudian dipanggil Pelatih Kepala Timnas Indonesia, Ivan Kolev untuk skuad mengarungi Piala Asia 2007.

Lama memperkuat tim daerah asalnya, Mahyadi juga pernah memperkuat Persik Kediri pada tahun 2008 hingga 2010.

Selepas dari situ Mahyadi Panggabean memutuskan ke Persik Kediri, devisi utama.  

Di Persik Kediri, Mahyadi bergabung dengan Cristian Gonzalez, Ronald Fagundez dan sejumlah pemain bintang lainnya yang berhasil finish di empat besar.

Pada tahun 2010, dirinya memutuskan untuk kembali Sumatera menerima pinangan Sriwijaya FC hingga tahun 2013. Waktu itu pelatihnya pergantian dari Pak Rahmad Darmawan ke Ivan Kolev. 

Dirinya berhasil mempersembahkan gelar Piala Indonesia ke-3 untuk Laskar Wong Kito pada awal bergabungnya yakni pada 2010 lalu. 

Setelah itu ada konflik sedikit di Sriwijaya FC tahun 2013, terus ia pindah ke Gresik United selama setengah musim. Lalu ke Persela Lamongan. Namun ternyata ada dualisme LPI. Kemudian kembali lagi ke Persik Kediri Liga 2 tahun 2016. 

Setelah itu barulah ke Kalteng Putra di sana cuma setahun 2017. Baru 2019 ia ke tim Liga 3 di Muba. Terakhir 2021/2022 tergabung di PS Palembang.  

Dirinya sempat menjadi pelatih PS Banyuasin untuk persiapan menuju Liga 3 Regional pada tahun 2019 lalu, namun ia harus hengkang karena tim dinyatakan bubar pada akhir tahun 2020. Ia pun melanjutkan karir kepelatihannya dengan menerima tawaran dari SSB Farmel Hatta pada bulan April 2021 lalu.

Mahyadi yang mengantongi lisensi pelatih C AFC mengakui harus pandai memposisikan diri melakoni tugas doublenya sebagai asisten pelatih dan sebagai pemain juga untuk tim senior PS Palembang. 

Ia bersyukur memiliki anak nomor tiga ada yang cowok. Sedikit banyaknya pasti adalah ingin meneruskan bakat sepak bola ke anak. 

Berita Terkini