SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Air Tawar, destinasi wisata bersejarah di pinggiran Sungai Musi yang dikenal memiliki karomah, kini kondisinya memprihatinkan.
Kemuliaan spiritual dari Kiai Kemas Abu Nawar yang menemukan keajaiban Air Tawar seolah terlupakan.
Pantauan Sripoku.com, Sabtu (15/2/2025), destinasi wisata bersejarah di Jalan K. Gede Ing Suro, Kelurahan 29 Ilir, Kecamatan Ilir Barat (IB) II, Kota Palembang, Sumatera Selatan, tampak terabaikan.
Padahal, Air Tawar sangat bermanfaat bagi masyarakat pada zaman kolonial Belanda di Palembang.
Berbagai cara dilakukan pasukan Belanda untuk melumpuhkan warga Palembang, termasuk memasukkan racun melalui aliran Sungai Musi menuju sumur Air Tawar, tempat warga mengambil air untuk dikonsumsi.
Dengan karomah Kiai Kemas Abu Nawar bersama para wali Allah lainnya, masyarakat yang mengonsumsi Air Tawar tetap terjaga, aman, dan selamat dari racun.
Abai, warga yang tinggal tak jauh dari sumur Air Tawar, menceritakan bahwa sumur Air Tawar peninggalan Kiai Kemas Abu Nawar memiliki khasiat luar biasa.
Air Tawar dipercaya dapat menawarkan berbagai macam penyakit dan racun.
Pada masa penjajahan Belanda, warga sering melihat Belanda menaburkan racun di Sungai Musi yang mengalir menuju sumur Air Tawar.
Namun, berkat karomah sumur Air Tawar, warga yang mengonsumsi airnya tetap aman dan sehat.
"Banyak orang yang mengambil air tawar untuk berobat, menawarkan racun," ujar Abai, Sabtu (15/2/2025).
Menurut cerita orang tua terdahulu, meskipun Air Tawar dialiri racun oleh kolonial Belanda, airnya tetap aman dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat maupun orang yang datang untuk mandi dan berobat.
Kolonial Belanda berusaha membuat masyarakat Palembang lemah dengan mencemari Sungai Air Tawar.
Namun, usaha tersebut sia-sia karena masyarakat Palembang justru semakin kuat dan sehat.
"Dari keajaiban tersebut tidak ada satu warga pun yang jatuh sakit. Sebab itu, Air Tawar diyakini para ulama, ustadz, kiai, dan masyarakat bisa dikonsumsi dan juga bisa dibuat obat," tutur Abai.