Berita Sriwijaya FC

Pengamat Bola: Tak Ada Dewa Penyelamat Sriwijaya FC Apabila Digi Masih Bercokol di Manajemen

Penulis: Abdul Hafiz
Editor: Abdul Hafiz Sripo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat bola H Mohamad Masyaheril menyebut tidak ada yang mau masuk menyelamatkan Sriwijaya FC apabila PT Digi Sport Asia masih bercokol sebagai manajemen SFC.

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Perjuangan Sriwijaya FC yang terseok-seok untuk menuntaskan Kompetisi Pegadaian Liga 2 2024/25 masih menyisakan dua laga di putaran pertama/penyisihan grup.

Pekan 17, Sriwijaya FC vs FC Bekasi City Sabtu (4/1/2025) pukul 15.30 di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang.

Terakhir pada pekan 18, PSMS Medan vs Sriwijaya FC Sabtu (11/1/2025) Pukul 15.00 di Stadion Baharudin Siregar, Deli Serdang.

Dari hasil putaran pertama akan diambil 3 tim dari grup A dan B serta 2 tim dari grup C (hanya diikuti 8 tim berbeda dengan grup A dan B yang terdiri 9 tim). 

Mereka akan berlaga di 8 besar guna memperebutkan 3 tim yang akan promosi ke Liga 1. Sisanya dengan rincian 6 tim setiap grup akan juga berlaga di play-off degradasi.

Termasuk Sriwijaya FC dipastikan akan menjalani babak play-off degradasi untuk bisa bertahan di liga 2 musim depan atau degradasi ke liga 3.

Dari 18 tim tersebut akan dibagi menjadi 4 grup dengan perincian sebagai berikut:

Grup H terdiri dari
Peringkat 4 grup A
Peringkat 5 grup B
Peringkat 6 grup A
Peringkat 8 grup A

Grup I terdiri dari
Peringkat 4 grup B
Peringkat 5 grup A
Peringkat 7 grup A
Peringkat 9 grup A

Grup J terdiri dari
Peringkat 4 grup C
Peringkat 6 grup B
Peringkat 6 grup C
Peringkat 8 grup B
Peringkat 8 grup C

Terakhir di grup K terdiri dari:
Peringkat 3 grup C
Peringkat 5 grup C
Peringkat 7 grup B
Peringkat 7 grup C
Peringkat 9 grup B

Nantinya hanya 2 tim (Peringkat 1-2) setiap grup di babak play-off degradasi yang akan selamat bertahan, selebihnya 2 tim peringkat 3-4 di grup H dan I serta 3 team peringkat 3-5 di grup J dan K akan turun kasta ke Liga 3.

Saat ini Sriwijaya FC yang di putaran pertama bergabung di grup A harus terjerembab duduk di peringkat 8 yang artinya pada babak play-off akan bergabung di grup H bersama peringkat 4 grup A (kemungkinan ditempati PSPS atau PSMS), peringkat 5 grup B yang hampir pasti ditempati Nusantara United FC, sedangkan peringkat 6 grup A kemungkinan diisi Persikota atau FC Bekasi City.

Karena hanya ada 2 yang lolos dari jerat degradasi besar kemungkinan akan diambil oleh peringkat 4 grup A dan peringkat 5 grup B yang tentunya menjadi unggulan di grup H.

"Miris memang, namun kesempatan Sriwijaya FC bisa bertahan di Liga 2 peluangnya masih terbuka karena memang pertandingan yang menggunakan sistem round-robin (3 kandang 3 tandang) belumlah berlangsung," ungkap pengamat bola H Mohamad Masyaheril kepada Sripoku.com, Sabtu (21/2024). 

Ia juga menegaskan Sriwijaya FC harus benar-benar memanfaatkan bursa transfer yang telah berlangsung sejak tanggal 19 Desember 2024 kemarin sampai dengan 15 Januari 2025 yang akan datang. 

Ia meminta agar manajemen SFC memberi kesempatan head coach Hendri Susilo (HS) memilih pemain yang diinginkan untuk memperkuat Sriwijaya FC di play-off degradasi.

"Ingat bahwa komposisi pemain saat ini bukanlah pilihan coach HS yang masuk melatih Sriwijaya FC di penghujung putaran pertama (3 Oktober 2024) menggantikan coach Jafri Sasta," kata Eril.

Diakuinya, menghadirkan pemain tambahan di bursa transfer bukan urusan yang mudah karena selain waktu yang mepet, masalah dana menjadi kendala utama. 

Akan tetapi nasib Sriwijaya FC di tangan PT Digi Sport Asia selaku pemegang saham mayoritas terombang ambing dalam ketidak pastian.

Bagaimana tidak, gaji pemain yang menjadi haknya pemain sudah 3 bulan tidak dibayar belum lagi diperparah persoalan DP pemain juga yang kunjung tidak dibayar. 

Alexander Rusli sebagai owner PT Digi Sport Asia selaku pemegang saham mayoritas dari PT SOM/Manajemen Sriwijaya FC dengan entengnya mengatakan tidak punya dana yang disampaikan pada tanggal 13 Desember 2024 sehari sebelum pertandingan melawan PSPS Pekanbaru di tengah ancaman pemain untuk mogok bertanding. 

Masyaheril yang merupakan pendiri kelompok suporter yang juga Ketua Umum Sriwijaya Mania pertama mengatakan, sudah banyak pengamat, pemerhati, sesepuh suporter yang meminta agar PT Digi Sport Asia segeralah mundur bila tidak sanggup mengurus Sriwijaya FC. Karena masalah SFC sudah benar-benar kritis dan di ujung tanduk. 

"Tidak ada yang mau masuk menyelamatkan Sriwijaya FC apabila PT Digi Sport Asia masih bercokol sebagai manajemen Sriwijaya FC yang dikelola secara amatiran," ujarnya.

Ia berkeyakinan masih banyak orang-orang hebat asal Sumsel yang masih memiliki kepedulian untuk turut andil menyelamatkan Sriwijaya FC. Menurutnya, mundur secara gentle masih lebih baik daripada dipaksa mundur. 

"Bila Aliansi Pecinta Sriwijaya FC tidak mampu membuat PT Digi Sport Asia mundur akan ada kekuatan yang lebih besar yang sedang dipersiapkan para sesepuh pendiri kelompok suporter Sriwijaya FC yang mulai habis kesabarannya bersama masyarakat Palembang dan Sumatera Selatan yang akan membuat PT Digi
Sport Asia secara paksa mengundurkan diri sebagai Manajemen Sriwijaya FC. Bertahanlah SFCku Sayang..!
#savesfc #ptdigiout #pailitkanptsom," pungkasnya.

Owner PT Digi Sport Asia Alexander Rusli menggelar konfrensi pers dengan para suporter dan awak media di kantor Sekretariat Sriwijaya FC Komplek Palembang Square, Jumat (13/12/2024). (SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ)

Baca juga: Helmy Yahya Beberkan Kunci Sriwijaya FC Agar Sponsor Mau Berinvestasi

Manajemen Komit dan Tidak Buang Badan

Meski di tengah kritikan lantaran belum melunasi tunggakan gaji+DP pemain dan telah menanggalkan jabatannya sebagai Manajer Sriwijaya FC, namun Ajie Syahrial Bastari mengungkapkan masih tetap peduli dengan Laskar Wong Kito.

Meski dirinya tak lagi menjabat Sriwijaya FC pasca 'dikudeta' 3 kelompok suporter yang tergabung dalam Aliansi Pecintata SFC, namun Ajie mengaku sebagai kepanjangan tangan PT Digi Sport Asia sebagai pemegang saham mayoritas yang menjalankan klub SFC dirinya masih tetap menjalankan tugasnya.

"Saya harus mencari dana talangan buat pertandingan kemarin. Allhamdulillah bisa terbayar sebagian tapi masih kurang juga ini masih mencari untuk sisanya. Walau sekarang saya bukan manajer Sriwijaya FC lagi," kata Ajie kepada Sripoku.com saat itu.

Jelang laga menghadapi Persikabo 1973 vs Sriwijaya FC Kamis (19/12/2024) pukul 15.00 di Stadion Pakansari, Bogor, rasa pesimis Sriwijaya FC tidak bisa melanjutkan laga selanjutnya mewarnai di pemberitaan media sosial memuat Manajemen Tanpa Suara Untuk Lawatan ke Persikabo, Tim Tak Memiliki Dana.

Ketika hal ini dikonfirmasikan, Ajie Syahrial Bastari yang aktif sebagai Wakil Ketua Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) Sumsel menyatakan pihak manajemen SFC akan komit dan tidak buang badan.

"Insya Allah (bisa mengupayakan). Karena Insya Allah kami komit dan tidak buang badan seperti yang dituduhkan ke kami. Walau ditinggal sendirian kami berusaha semaksimal mungkin sampai kami sudah tidak bisa berdiri lagi," kata Ajie.

Sebelumnya para pemain Sriwijaya FC bertemu dengan owner Digi Sport, untuk mendiskusikan tentang nasib para pemain yang belum dibayar haknya, pada Jumat (13/12/2024). 

Para pemain tetap menuntut hak berupa gaji dan pembayaran DP, namun Alexander Rusli selaku Owner PT Digi Sport Asia yang memegang saham Sriwijaya FC, masih belum bisa membayarkan hak dari para pemain. 

"Mohon bersabar, kita sama-sama berjuang. Kami tidak akan lepas dari tanggung jawab," ujar Alex. 

"Kita tidak ada uang bos, untuk bayar pemain uang kita diambil pajak semua," ungkap  Alexander Rusli, selaku, owner PT Digi Sport Asia. 

Berita Terkini