SRIPOKU.COM, PALEMBANG- Tuntutan gaji yang dilayangkan para pemain ke Manajemen Sriwijaya FC hingga saat ini masih tak diindahkan, Rabu (11/12/2024).
Bahkan somasi tuntutan gaji pemain Sriwijaya FC tersebut sudah lewat dari batas waktu yang ditentukan pada, Senin (9/12/2024) kemarin.
Meski gaji tak kunjung dibayarkan, namun para pemain Sriwijaya FC masih menunggu itikad baik manajemen dan tetap bertahan di Hotel Majestic Palembang.
Dari pantauan di Hotel Majestic Palembang, para pemain masih stay di hotel bahkan terlihat beberapa pemain seperti, Abanda, Fauzan, Bima, dan Imam Witoyo terlihat sedang asyik bercengkrama.
Salah seorang pemain Sriwijaya FC yang enggan disebutkan namanya mengaku sampai saat ini belum ada pemain yang meninggalkan Hotel Majestic Palembang.
"Belum ada info," katanya.
Senada MO Sriwijaya FC, Yopi Cipta Raharja juga mengaku tidak mengetahui tentang kabar tersebut.
"Belum ada info juga," tegasnya.
Saat ini para pemain, official, dan pelatih masih menunggu keputusan dari manajeman, bagaimana kedepannya.
"Kita masih menunggu keputusan manajeman, bagaimana responnya," ungkap pemain tersebut.
Hingga saat ini, manajeman masih belum memberikan keputusan tentang mogoknya para pemain, padahal 3 hari lagi mendekati pertandingan. Namun belum ada respon dari manajeman.
Belum Bisa Carikan Solusi
Manajer Sriwijaya FC Ajie Syahrial Bastari mengaku hingga kini belum bisa mencarikan solusi terkait tuntutan gaji+DP (down payment) yang masih menunggak.
Pasalnya, 27 pemain kompak menyatakan bakal memboikot untuk tidak akan mengikuti pertandingan Sriwijaya FC vs PSPS Pekanbaru yang dijadwalkan berlangsung di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Sabtu (14/12/2024) pukul 15.30.
"Saya kembalikan ke pemegang saham. Saya pribadi gak punya daya," ungkap Manajer Sriwijaya FC Ajie Syahrial Bastari menjawab tuntutan pemain, kepada Sripoku.com, Selasa (10/12/2024).
Ajie mengatakan pihak Digi pemegang saham di PT SOM (Sriwijaya Optimis Mandiri) selaku manajemen pengelola Sriwijaya FC mengaku masih berkutat menyelesaikan masalah diblokirnya rekening PT SOM.
"Mereka kan harus nego dengan pajak. Ini lagi menyelesaikan masalah itu. Tapi ditambah lagi beban pemain ini.
Masalah pajak itu belum selesai masih harus negosiasi," kata Ajie.
Manajer Sriwijaya FC Ajie Syahrial Bastari mengaku telah melaporkan ke pimpinannya terkait ancaman aksi boikot 27 pemain terhadap laga Sriwijaya FC vs PSPS Pekanbaru mendatang.
"Luar dalam kami dihajar. Sudah saya laporkan semalam," kata Manajer Sriwijaya FC Ajie Syahrial Bastari kepada Sripoku.com, Senin (9/12/2024).
Seperti diketahui saat ini Sriwijaya FC dikelola PT SOM (Sriwijaya Optimis Mandiri) yang saham mayoritasnya dipegang PT Digi Sport Asia.
"Ya yang pasti (manajemen Sriwijaya FC) kecewa. Baru selesaikan satu, timbul (masalah) baru. Gak hanya dari luar, dari dalam juga. Sponsor juga gak ada. Pemegang saham lain gak ada gerak juga, ya berjuang sendiri," kata Ajie.
Sebelumnya Manajemen Sriwijaya FC mengungkapkan apa yang menjadi kendala hingga mandeknya dana di rekening PT SOM (Sriwijaya Optimis Mandiri) yang diblokir pihak pajak.
"Kita bukan tidur. Ada permasalahan rekening PT SOM diblokir oleh Pajak," kata Ajie.
Mewakili manajemen PT SOM akan mengklarifikasi, memberikan statemen apa yang terjadi selama ini mempengaruhi Sriwijaya FC yang kondisi finansialnya terganggu.
"Banyak di luaran melihat keterpurukan Sriwijaya FC yang sudah sangat memprihatinkan. Kita bukan mau berkilah, tapi ini kenyataan. Banyak yang harus diselesaikan," kata Ajie.
Manajer Sriwijaya FC Ajie mengaku permasalahan tunggakan pajak ini diketahui hari Jumat saat mau mempersiapkan tanding lawan Persiraja Banda Aceh.
"Saat mau bayar lapangan, panitia, dana yang ditransfer ke rekening PT SOM terblok. Kami di manajemen tidak mengetahui permasalahan," terang Ajie.
Setelah ditelusuri, akhirnya dapat kabar rekening PT SOM terblokir oleh pajak. Akibat hutang pajak sebelumnya yang belum terselesaikan.
Ajie mengatakan, manajemen baru belum mendapatkan laporan pertanggungjawaban dari yang lama dan belum dapat perincian tanggung jawab PT SOM.
"Hutang pajak yang belum terbayar yang harus diselesaikan dulu. Masalah finansial PT SOM menjadi rumit sehingga tidak bisa melakukan pembayaran dan kewajiban kita selama ini. Terakhir dibereskan, tapi uang harus disetorkan ke negara," beber Ajie.
Fans Sriwijaya FC tentu mengkhawatirkan jika manajemen Sriwijaya FC yang menjalankan klub tidak segera mengambil langkah kongkrit menyelamatkan tim ini.
"Kita menyayangkan kalau sampai ini terjadi," kata Capo Tifoso Ultras Palembang Qusoi SH, pentolan salah satu kelompok suporter Sriwijaya FC.
Manajemen Sriwijaya FC harus segera melakukan eksyen terkait kebutuan permasalahan finansial yang membuat keterpurukan di musim kompetisi Pegadaian Liga 2 2024/25 ini.