Suporter Geruduk Kantor Sriwijaya FC

Helmy Yahya: Serahkanlah Samo Ahlinyo yang Ngurus Sriwijaya FC, yang Ngerti dan Dipercayo Sponsor

Penulis: Abdul Hafiz
Editor: Abdul Hafiz Sripo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tokoh nasional asal Sumsel Helmy Yahya yang juga inisiator berdirnya Sriwijaya FC turut prihatin dengan keadaan SFC dalam postingan ulangnya di @helmyyahya.

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Keprihatinan akan keterpurukan Sriwijaya FC menjalani musim kompetisi Pegadaian Liga 2 2024/25 saat ini sudah menjadi isu persepakbolaan nasional.

Gencarnya pemberitaan media online, dan akun media sosial di dunia maya mengabarkan Sriwijaya FC yang pernah berjaya ini terancam tinggal sejarah juga sampai ke salah satu tokoh nasional asal Sumsel Helmy Yahya yang merupakan inisiator lahirnya SFC.

Raja kuis, mantan Dirut TVRI yang sempat dikabarkan bakal jadi Presiden klub Sriwijaya FC, Helmy Yahya pun prihatin setelah ada beberapa akun instagram men-tag @helmyyaha. Antara lain dari akun medsos @sfc_terkini, @se-arsef, @astro.nuut

Terlihat postingan @sriwijayafc.id yang ada gambar eks striker andalan Sriwijaya FC asal Bhutan Chencho Gyeltshen bersama anak kecil yang juga mengenakan jersey SFC menatap Jemabatan Ampera di pinggiran Sungai Musi. Di situ bertuliskan sehat sehat elangku. Tumbuh Bersama Sejarah.

Tertera tulisan, Kamu bisa berganti pasangan, kamu bisa berganti cara pandang politik, kamu juga bisa berganti keyakinan. Tapi, kamu tidak  akan pernah bisa mengganti rasacintamu terhadap tim favoritmu. - Eric Cantona.

@se-arsef berkirim seraya mengatakan Pak @helmyyahya Sriwijaya kita sedang sakit parah.

@sfc_terkini berkirim seraya mengatakan Cek @helmyyahya kamu butuh orang2 visioner. Doakan kami yang berjuang untuk @sriwijayafc.id di semua elemen kami semua berjuang.

Terlebih hari ini perwakilan Korwil 3 kelompok suporter menggeruduk kantor Sekretariat Sriwijaya FC di Kompleks Palembang Square, Rabu (11/12/2024). .

Aksi 3 kelompok suporter Sriwijaya FC yakni Sriwijaya Mania (S-MAN), Singa Mania, dan Ultras Palembang sebagai reaksi kepedulian fans mengetahui rencana 27 pemain kompak 'mogok main' pada laga home menghadapi PSPS Pekanbari di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Sabtu (14/12/2024) nanti.

Para suporter melakukan aksi #SAVESFC ke kantor sekretariat Sriwijaya FC ini menuntut manajemen Sriwijaya FC untuk menjalankan kewajibannya dengan membayarkan gaji-DP pemain.

Menanggapi nasib Sriwijaya FC hanya berpesan agar serahkanlah tim yang pernah meraih double winner ini kepada ahlinya untuk mengurusnya.

"Serahkanlah samo ahlinyo yang ngurus SFC itu," kata Helmy Yahya kepada Sripoku.com. 

Helmy Yahya pun dikenal sebagai Event Organizer yang handal karena telah berhasil memimpin penyelenggaraan event-event besar nasional termasuk acara Pembukaan dan Penutupan PON XVI Palembang 2004 mengatakan yang pantas mengurus SFC itu yang mengerti dan dipercaya sponsor.

"Yang ngerti dan dipercayo sponsor," kata Helmy.

Dokumentasi foto Ketum Singa Mania Yayan Hariansyah yang diwakilli Muhammad Marwan, Capo Tifoso Ultras Palembang Qusoi SH bersama Calon Presiden Klub Sriwijaya FC Helmy Yahya, Ketum Sriwijaya Mania Eddy Ismail di Cafe Jl Jenderal Sudirman depan SMAN 3 Palembang, Kamis (26/10/2023) malam. (Handout)

Baca juga: Pengamat Bola: Sriwijaya FC Memang Salah Urus, Membiarkan Klub Kebanggaan Sumsel Terus Terpuruk

Mengutip wawancaranya pada akhir tahun lalu di Graha Tribun Sumsel, Raja Kuis menyebut kondisi SFC tidak sama seperti dulu. Apalagi Helmy Yahya mengetahui Sriwijaya FC terbelit utang sebanyak Rp 42 Miliar yang akan dikonversi ke dalam saham.

Sayangnya, calon anggota legislatif (Caleg) dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk daerah pemilihan (dapil) Sumsel 1 mengatakan nilai (valuasi) Sriwijaya FC tidak setinggi dulu. 

Ini berbeda ketika Sriwijaya FC masih bermain di Liga 1 (dulu Liga Indonesia) dengan mendapat gelar double winner. 

"Aku la nanyo dengan lawyerku, beberapo kawan, Peter Tanuri (pemilik Bali United), Hasan Abdul Gani, ya valuasi-nya SFC idak tinggi lagi," ungkapnya. 

"Kalo dulu, abes juaro, ye dak, masih di Liga 1, (valuasinya) tinggi memang. Sekarang di Liga 2, nak selamat di Liga 2 bae susah. Dan kuenjuk tahu, ya. Hitungan timku, valuasi utangnyo SFC lebih besak dari nilainyo," terangnya. 

Karena itu, dia menyarankan SFC harus menyelesaikan masalah utang itu satu persatu, mulai dari minta penundaan bayar dan penghapusan utang.

Gara-gara itu, Sriwijaya FC sulit mendapat sponsor. 

Soalnya Bank Sumsel-Babel tidak lagi mensponsori Sriwijaya FC. 

"Aku bingung jugo Bank Sumsel-Babel tidak sponsor, BUMN di sini tidak sponsor.Perusahaan di Palembang, Sumsel, menurut aku ratusan, tapi tidak banyak sponsor yang tidak masuk," ungkapnya. 

Helmy Yahya menilai enggan mensponsori Sriwijaya FC karena ketidakpercayaan. 

"Aku tidak mau menduga-duga, kutanyakan kepada mereka, karena mereka tidak percaya dengan manajemen. Sorry, aku minta maaf bae," bebernya. 

Selain itu dia menyarankan Sriwijaya FC mempunyai manajemen profesional dan rencana bisnis ke depan.

Mulai dari memiliki pembinaan pemain usia dini, penjualan tiket, merchandise, hingga memanfaatkan penggemar fanatik SFC.

Jadi fokus jangka pendek SFC harus bertahan mengarungi putaran kedua Liga 2 2023-2024.

Jika tidak, SFC akan terlempar ke Liga 3 Sumsel dan bertemu dengan PS Palembang.

"Jadi kito juga punya pembinaan usia dini, sehingga kita tidak terlalu banyak beli. Lalu mari kita mengelola, mulai dari penjualan tiket, lalu merchandise gratis. Aku datang merchandise gratis, idak bagi-hasil," kata Helmy Yahya.

"Pengelolaan stadion, kemudian bagaimana kita membuat fundraising. Merekrut pelatih yang tepat, kuncinya pelatih, ada hargo, ado rupo," terangnya.

"Kalo duit kito kurang, susah buat mencari pemain yang bagus. Jadi menurut aku target SFC, yang penting jangan terlempar ke Liga 3," ungkapnya.

"Wai, tebenyuk kito, lamo betemu lagi dengan PS Palembang," celetuknya.

 

Berita Terkini