SRIPOKU.COM -- BPDPKS dan DITJENBUN gandeng BPI dalam program pelatihan SDM Kelapa Sawit guna meningkatkan kompetensi pekebun sawit rakyat yang saat ini produktifitasnya masih tergolong rendah, yaitu hanya 2,5 – 3,0 ton per ha per tahun.
Kelapa Sawit dengan standar produktifitas tinggi apabila menghasilkan CPO rata-rata per ha per tahun mencapai 5 – 6 ton.
Direktur Utama BEST PLANTER INDONESIA Ir. Heri DB, MM menyoroti pentingnya pelatihan bagi para pekebun sawit, karena SDM lah pelaku utama yang akan menentukan apakah kebun rakyat pada akhirnya bisa menghasilkan produktifitas tinggi atau sebaliknya.
Menurut Heri DB setidaknya ada 3 (tiga) obyek peserta yang harus dilatih yaitu pekebun sebagai pemilik, pekebun sebagai pengurus koperasi dan para mandor professional (pekerja) yang akan menjadi eksekutor di lapangan.
DITJENBUN sudah sangat baik merumuskan modul untuk peserta pelatihan baik untuk pekebun sebagai pemilik maupun pekebun sebagai pengurus koperasi, namun Heri DB menyoroti obyek peserta yang ke-3 (tiga) yang belum disentuh dalam program pelatihan ini adalah pelatihan mandor sebagai pekerja professional dibawah koordinasi koperasi.
Mandor sebagai eksekutor di lapangan membutuhkan skema pelatihan yang berbeda dengan skema pelatihan yang digelar selama ini, mandor membutuhkan pelatihan dengan durasi yang lebih lama minimal 1 (satu) bulan karena yang dilatih bukan hanya meningkatkan pengetahuan tetapi lebih penting adalah pembentukan habits dan karakter.
Heri DB berharap kedepan BPDPKS dapat memfasilitasi pembiayaan para mandor dari koperasi ini dengan durasi yang lebih lama.
Panen & Pasca Panen masih dibahas pada gelombang 6 pelatihan SDM Sawit yang diselenggarakan BPI di Hotel Swarna Dwipa Palembang, dimana peserta seluruhnya masih dari Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan.
Panen adalah ujung dari aktifitas penting dalam berkebun sawit, oleh karenanya peserta diharapkan dapat mengikuti dengan serius paparan dari narasumber sampai pelatihan selesai termasuk kunjungan belajar di salah satu kebun milik SAMPOERNA AGRO di Mesuji.
Direktur BEST PLANTER INDONESIA Friyandito, SP, MM dalam sambutannya menyampaikan fokus pelatihan panen dan pasca panen adalah efektifitas dan efisiensi.
Friyandito memberi gambaran tentang katagori produktifitas (rendah-sedang-tinggi-sangat tinggi).
Kebun yang produktifitasnya hanya 1 ton per ha per bulan adalah rendah, sedangkan kalau bisa 1,5 ton per ha per bulan termasuk katagori sedang dan kebun yang tergolong tinggi produktifitasnya apabila mencapai 2 ton per ha per bulan.
Sedangkan kalau produktifitas bisa mencapai 3 ton per ha per bulan maka sudah dianggap sangat tinggi dan ini kemungkinan belum pernah terjadi di tingkat pekebun sawit rakyat.
Friyandito mengajak para peserta untuk banyak menanyakan hal-hal yang belum diketahui kepada nara sumber yang semuanya adalah para planter atau praktisi perkebunan kelapa sawit, demikian Friyandito menutup sambutannya.
Heri DB diakhir pertemuan menyampaikan bahwa BPI pada gelombang 6 pelatihan sawit ini menurunkan 5 narasumber yang semuanya praktisi sawit berpengalaman yaitu Friyandito, Sigit Prasetyo, Awang Suwarnoto, Hendri dan Hasan Basri.