Kisah Haru Gadis Pemberani Tinggal di Kampung Mati, Warungnya Jauh dan ke Sekolah 1 Jam Jalan Kaki

Kisah seorang gadis pemberani bernama Shelma mencuri perhatian publik lantaran tinggal di kampung mati. Begini sosok Shelma tumbuh jadi gadis tangguh.

Penulis: Tria Agustina | Editor: pairat
YouTube/Jejak Bang Ibra
Inilah kisah gadis pemberani bernama Shelma yang tinggal di kampung mati menjadi inspirasi. 

SRIPOKU.COM - Inilah kisah gadis pemberani yang tinggal di kampung mati menjadi inspirasi.

Kisah seorang gadis pemberani mencuri perhatian publik lantaran tinggal di kampung mati.

Daerah yang dijuluki sebagai kampung mati tersebut berada di Dusun Cigerut Kulon, Desa Cipakem, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Dikutip dari TribunCirebon.com, sebutan kampung mati ini muncul akibat terjadi bencana alam.

Kejadian bencana alam yakni longsor terjadi pada tahun 2018.

Meski tidak ada korban jiwa, namun beberapa tiang listrik roboh.

Kampung mati ini juga secara geografis cukup jauh dari pusat pemerintahan desa setempat.

Lantaran hal itulah, hanya kampung mati di lereng gunung ini dihuni 1 keluarga dan hanya tersisa ternak dan kebun.

Dikutip dari YouTube Kang Hakim, awalnya terdapat sebanyak 80 rumah di kampung tersebut, kini 79 rumah kosong lantaran ditinggalkan pemiliknya ke perkampungn baru.

Dilansir melalui kanal YouTube Jejak Bang Ibra, inilah kisah gadis pemberani bernama Shelma yang tinggal di kampung mati.

Baca juga: Kisah Pilu Wanita Asal Lampung Ditinggal Nikah, 4 Tahun Temani Kekasih hingga Jadi TNI Bikin Nyesek

kisah Shelma
Inilah kisah gadis pemberani yang tinggal di kampung mati menjadi inspirasi.

Dalam video tersebut terlihat kondisi rumah-rumah sudah tidak terawat.

Di sekelilingnya ditumbuhi oleh rumput-rumput liar yang semakin menutupi bangunan rumah.

Sehingga alasan warga pindah karena khawatir longsor dan tanahnya sering bergerak.

Kini, hanya ada satu keluarga yang dikepalai Kang Maman yang menghuni kampung tersebut dengan anak gadis bernama Shelma.

Saat ini Shelma duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved