SRIPOKU.COM, MAMUJU--Beberapa hari yang lalu sempat viral di media sosial, seorang bocah bernama Angel yang terjebak reruntuhan rumah ketika terjadi gempa di Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021) lalu.
Alexander Fongiman selaku ayah Angelina Clara bercerita, rumahnya kala itu yang terdiri dari 3 lantai setinggi 13 meter, runtuh menjadi 3 meter dan menimpa dirinya, anaknya serta anggota keluarga yang lain.
Bahkan orang yang lewat pun sempat pesimis ada korban yang bisa selamat dari reruntuhan tersebut.
Kesaksian itu diceritakan oleh Alex pada acara Mata Najwa, Rabu (20/1/2021).
Alex bercerita, kini dirinya bersama keluarganya tengah berada di Makassar, Sulawesi Selatan.
Dua anaknya, William dan Catherine juga sedang menjalani pemulihan di sebuah rumah sakit di Makassar.
Alex mengatakan, saat gempa terjadi, kala itu dirinya, istri, 3 anak, dan ibunya serta seorang pembantu sedang berada di rumah.
"Saat gempa saya ada 7 orang di rumah," kata dia.
Gempa terjadi pada saat jam 3 dini hari.
"Tiba-tiba bunyi keras, dan tiba-tiba rumah kami ambruk," ungkapnya.
"Posisi saya di lantai 3, kebetulan saya lagi istirahat sendiri."
"Anak saya di kamar depan, sedangkan ibu saya pas di kamar bawah saya," lanjut dia.
Alex bercerita saking parahnya kerusakan di rumahnya, teman-temannya yang lewat tidak percaya ada korban yang berhasil selamat dari gempa tersebut.
"Tinggi bangunan 13 meter menjadi sekitar 3 meter," ujar Alex.
"Saat itu ada beberapa teman yang lewat di rumah kami, tapi dia enggak singgah."
"Dia cuma bilang 'Ah tidak mungkin ada yang selamat'," ucap Alex menirukan kata temannya saat itu.
Sebelumnya diberitakan, beredar sebuah video viral yang menunjukkan seorang anak perempuan terjebak di dalam reruntuhan rumahnya.
Kejadian itu terjadi di Jalan KS Tubun III, Mamuju, Sulbar.
Perempuan yang mengaku bernama Angel ini masih dalam kondisi hidup dan masih bisa diajak berkomunikasi.
Hanya terlihat bagian kepala, dirinya berharap segera mendapatkan pertolongan.
Tidak sendirian, terdapat orang lain yang kemungkinan anggota keluarga juga mengalami nasib sama di sebelah Angel.
Mereka terlihat tidak bisa bergerak sama sekali lantaran terjebit puing-puing bangunan.
"Siapa nama kau dek?," kata warga yang merekam.
"Angel," jawab Angel.
"Masih ada suaranya tapi susah ini," terangnya.
"Sabar dek," pinta warga.
Namun apa daya, warga yang merekam termasuk warga lain di lokasi sekitar tidak bisa berbuat banyak.
Dirinya mengeluhkan parahnya reruntuhan untuk bisa menyelematkannya.
Gempa bumi susulan 6,2 SR mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat atau Sulbar, Jumat (15/1/2021) dini hari.
BMKG menyatakan tak ada potensi tsunami dari gempa bumi kali ini.
Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG, gempa bumi tercatat terjadi pada pukul 01:28 WIB.
Episentrum gempa berada di titik koordinat 2.98 LS, 118.94 BT, di darat 6 Km timur laut Majene, di kedalaman 10 Km.
Guncangan gempa bumi kali ini cukup dahsyat dan terasa hingga di Palu, Sulawesi Tengah dan Makassar, Sulawesi Selatan.
Guncangan gempa Majene juga menyebabkan bangunan ambruk, termasuk di Kantor Gubernur Sulbar di Mamuju dan sejumlah bangunan lainnya, termasuk Hotel Matos.
Dari foto yang diperoleh, bagian depan bangunan kantor gubernur terlihat ambruk.
Dilaporkan ada 2 petugas jaga yang tertimbun reruntuhan, bernama Isra dan Rahman.
Belum diketahui nasib kedua korban tersebut.
Sementara di tempat lain di Mamuju, ibu kota Sulawesi Barat, sejumlah warga juga dilaporkan tertimbun reruntuhan bangunan.
Tribun-Timur.com mendapatkan video detik-detik warga tertimbun reruntuhan bangunan di Jl KS Tubun III, Mamuju. Warga tertimbun tersebut bernama Angel dan Catherine.
Keduanya dilaporkan masih hidup.Mereka sepertinya tertimpa reruntuhan bangunan rumah karena terlihat atap seng.
Di lokasi tersebut, ada juga korban yang dilaporkan terjepit.
Warga dan petugas dilaporkan berusaha membantu mengevakuasi korban.
Gempa Bumi Susulan
Gempa bumi dengan kekuatan 5,9 SR mengguncang wilayah Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat (15/1/2021).
Gempa berpusat di wilayah Majene, tepatnya di lokasi 2.98 LS,118.94 BT (6 km TimurLaut MAJENE-SULBAR),di kedalaman 10 Km.
Tidak hanya gempa utama, gempa susulan juga tercatat beberapa kali terjadi, termasuk yang lebih besar yakni mencapai 6,2 SR.
Akibatnya, sejumlah warga yang merasakan guncangan gempa tersebut berhamburan keluar untuk mencari tanah lapang guna menyelamatkan diri.
Termasuk yang dilakukan sejumlah warga di Mamuju, Mamuju Tengah, Mamuju Utara, Polewali Mandar, Pinrang, Pare-pare, Mamasa, Makassar dan Gowa.
Dilansir TribunWow.com, beberapa video banyak beredar yang menggambarkan kondisi pasca gempa.
Video tersebut merupakan hasil rekaman amatir dari masyarakat.
Terlihat bangunan-bangunan tidak dalam kondisi normal, dan bahkan banyak yang ambruk, termasuk terjadi pada Rumah Sakit Mitra dan Hotel Matos di Mamuju.
"Gempa menghancurkan Rumah Sakit Mitra. Enam orang katanya terjebak di dalam, dua orang perawat, dua orang pasien, dan keluarga pasien," ucapnya.
Sementara itu dikutip dari TribunTimur.com, dari video rekaman di Kantor Gubernur Sulawesi Barat menujukkan kondisi kerusakan cukup parah.
"Kantor Gubernur Sulbar ambruk. Hancur. Alhamdulillah masih diberi keselamatan. Hotel Matos (Mamuju), hancur), ujar seorang warga yang saat itu sempat merekam.
Warga Mengungsi Takut Tsunami
Pasca gempa tersebut, beberapa warga pesisir di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene mulai mengungsi.
Ratusan warga bertahan di tenda pengungsian di daerah perbukitan.
Kondisi tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majene, Sirajuddin.
Menurutnya tercatat ada sekitar 200 warga yang memilih tidak kembali ke rumahnya.
"Mereka ketakutan adanya info tsunami, " kata Sirajuddin ditemui di kantornya.
Meski begitu, Sirajuddin memastikan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami dan sudah diinformasikan kepada masyarakat.
Jumlah Korban Sementara
Gempa bumi susulan yang terjadi di Majene, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021) dini hari pukul 01.20 WITA.
Akibat gempa bumi tersebut, 3 orang meninggal dunia, 24 luka-luka dan 2000-an warga mengungsi.
Korban terbanyak berada di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.
Laporan terbaru Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) pagi ini menyatakan, gempa susulan berlokasi di 2.98 Lintang Selatan dan 118.94 Barat Laut atau 6 km Timur Laut Majene.
Kerugian di warga di Kabupaten Majene berupa hancurnya Hotel Maleo yang roboh dan robohnya pula gedung kantor Gubernur Sulawesi Barat. Rumah warga juga roboh dengan rincian dalam pendataan serta jaringan listrik padam.
Di Kabupaten Majene, gempa menyebabkan, terjadi longsor di 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju dan membuat akses jalan terputus.
Di kabupaten ini pula, 62 unit rumah rusak berdasarkan data sementara, 1 unit gedung Puskesmas roboh dan satu kantor Danramil Malunda roboh.
Gempa dengan skala 5,9 terjadi pada hari Kamis, 14 Januari 2021 terjadi pukul 14:35 WITA kemudian disusul gempa susulan dengan skala 6,2 terjadi pada hari Jumat, 15 Januri 2021 pukul 02:28 WITA.
Di Kabupaten Majene, gempa dirasakan cukup kuat selama sekitar 5-7 detik dan membuat masyarakat setempat panik dan keluar rumah.
Masyarakat saat ini masih berada diluar rumah mengantisipasi gempa susulan. Namun gempa tidak berpotensi tsunami.
Gempa juga dirasakan di Kabupaten Polewali Mandar sekitar 5-7 detik.
Masyarakat setempat panik dan keluar rumah dan saat ini masih berada diluar rumah mengantisipasi gempa susulan. Gempa tidak berpotensi tsunami
BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Polewali Mandar masih melakukan pendataan dan mendirikan tempat pengungsian.
Kebutuhan mendesak untuk warga saat ini adalah sembako selimut dan tikar, tenda pengungisan, layanan medis dan terpal. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)
Artikel ini telah tayang di Tribunpalu.com dengan judul Kondisi Terkini Bocah yang Terekam Tertimbun Reruntuhan Setinggi 3 M saat Gempa Sulbar, https://palu.tribunnews.com/2021/01/21/kondisi-terkini-bocah-yang-terekam-tertimbun-reruntuhan-setinggi-3-m-saat-gempa-sulbar?page=all.
Editor: Imam Saputro