SRIPOKU.COM - ...Saya mohon dengan sangat, cukup lah dalam batin saya luka-luka anak saya simpan...dan saya juga mempertimbangkan kondisi psikologis ibu dari anak saya, ibu saya, mertua dan orang-orang yang sudah merawat Rangga, saat melihat photo tersebut....
Orang tua lelaki almarhum Rangga Aqshaal Mustaqhiim (10), Fadly Fazar, meminta netizen maupun media, tidak memposting lagi foto almarhum 'pahlawan cilik' ini di media sosia.
"Terutama foto almarhum Rangga dalam keadaan tubuhnya yang penuh luka (dalam kondisi yang tidak layak dipublikasikan)," kata Fadly Fajar, yang dihubungi via messenger facebook, oleh Serambinews.com, Kamis (15/10/2020) malam.
Menurut Fadly, foto almarhum Rangga dalam kondisi luka di tubuhnya itu sangat tidak layak dipertontonkan.
Karena sangat melukai hati dan perasaan terutama ayah, ibu, dan keluarga yang masih berduka atas kepergian almarhum Rangga menghadap Sang Khalik.
Dia berharap, para netizen media sosial maupun pihak lainnya harus memahami tentang Undang-undang Perlindungan Anak.
Baca juga: Rangga Bocah Korban Pemerkosa Ibu Masih Bergerak di Dalam Karung Goni Sebelum Dibuang ke Sungai
Permintaan kepada netizen agar tak lagi memposting foto almarhum anaknya, Rangga Aqshaal Mustaqhiim, juga Fadly posting di laman akun facebook pribadi miliknya sejak Kamis (15/10/2020).
Berikut kutipan ayah Almarhum Rangga Aqshaal Mustaqhiim di laman facebook.
Saya Fadly Fajar, dengan sangat memohon kepada all netizen, baik secara perorangan atau pun dalam kelompok, untuk tidak lagi memposting photo almarhum anak saya: Rangga Aqshaal Mustaqhiim...dalam keadaannya yang penuh luka..dalam kondisi yang tidak layak dipublikasikan, dengan kengerian, dan mengandung unsur kekerasan.
Saya mohon dengan sangat, cukup lah dalam batin saya luka-luka anak saya simpan...dan saya juga mempertimbangkan kondisi psikologis ibu dari anak saya, ibu saya, mertua dan orang-orang yang sudah merawat Rangga, saat melihat photo tersebut.
Satu hal Rangga masih dibawah umur dan masih dilindungi dalam UUD perlindungan anak, dan tanpa ijin menyebarkannya terkecuali pihak berwenang dan yang mendapat kuasa.."saya tak urus itu" yang saya mohonkan agar tidak lagi men-sharenya itu saja.
Saya minta dengan sangat..saya mohon dan terima kasih. Saya minta maaf jikalau perkataan saya kurang berkenan.....mohon dimaafkan!!!!??. (*)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Buat Terenyuh, Perasaan Ayah Rangga saat Minta Netizen tak Posting Foto Almarhum Dalam Keadaan Luka
Penulis: Zubir
Editor: Nurul Hayati
Rangga Bocah Korban Pemerkosa Ibu Masih Bergerak di Dalam Karung Goni Sebelum Dibuang ke Sungai
Rangga dianggap sebagai pahlawan cilik, setelah bocah sepuluh tahun itu mempertaruhkan nyawanya demi membela ibunya DN (28), saat hendak diperkosa seorang residivis.
Rasa cintanya kepada sang ibu membuatnya terus membela, hingga nyawa pun tak mampu bertahan dan akhirnya ia meninggal dengan tebasan parang tajam yang dilayangkan kepadanya berkali-kali.
Di rumah gubuk reot, berukuran kecil di ujung areal persawahan dan pohon sawit, nyawa Rangga dihabisi dengan cara tragis oleh mantan napi, Samsul Bahri (36).
Menjelang subuh, saat itu, pelaku dalam keadaan nafsu birahi masuk ke rumah DN lalu sekejap ia mencoba gagahi Dn.
Baca juga: Bocah 10 Tahun Tewas Usai Duel dengan Pemerkosa Ibunya Sempat Disuruh Lari, Ayah Menangis: Rindu Nak
Baca juga: Dibunuh saat Tolong Ibunya Hendak Diperkosa, Nama Dek Rangga Trending, Warganet: Syurga Menantimu
Baca juga: Rangga Disuruh Lari tapi Lawan Pemerkosa Ibunya hingga Ia Meninggal, Warganet: Pahlawan Cilik
Ibu muda itu berontak, Rangga yang saat subuh itu tidur di samping ibunya kaget setelah dibangunkan ibunya DN, seketika Rangga mencoba menolong ibunya dari sentuhan penjahat itu.
Saat kejadian, ayah Rangga diketahui tidak berada di rumah lantaran pergi melaut untuk mencari nafkah.
Dengan sekuat tenaga, keduanya terus membela diri.
Namun, Rangga yang masih kecil dan tak kuat melawan akhirnya tewas di tangan pria durjana tersebut.
Sedang ibunya, menjadi korban pemerkosaan.
Rangga yang diperkirakan masih memiliki masa depan yang sangat panjang.
Namun ia menjadi korban saat mencoba melindungi ibunya dari perilaku bejat seorang residivis yang mendapat kebebasan program asimilasi Covid-19 dari pemerintah.
Setelah ditebas sebilah parah, tubuh Rangga yang masih bergerak-gerak dibungkus ke dalam karung goni.
Tubuhnya langsung dibawa pelaku ke sungai tak jauh dari rumahnya.
Jiwa Rangga pun turut tenggelam bersamaan dengan hembusan napas untuk terakhir kalinya.
Hingga kini, ucapan belasungkawa terus mengalir di media sosial untuk sosok 'Dek Rangga', si pemberani yang kini nyawanya telah tiada.
Foto almarhum Rangga dan ayahnya, Fadli Fajar yang diabadikan ayahnya baru-baru ini. (Foto: Facebook Fadli Fajar)
Pantauan Serambinews.com, sejak Rabu malam hingga Kamis 15 Oktober 2020 nama 'Rangga' menjadi tranding topik Twitter Indonesia.
Dengan cuitan 14 ribu tweet, warganet mengirimkan doa kepada sosok Rangga yang telah terlebih dahulu menghadap sang Ilahi.
Kejadian ini pun sempat membuat gempar, sebuah horor yang membuat warganet kian terpukul.
Ratusan ribu doa telah mengiringi kepergian sosok 'Dek Rangga'. Warganet pun menyebut jika Rangga merupakan sosok 'Pahlawan Cilik' untuk Ibunya.
"Syurga menantimu, Nak Rangga (pahlawan cilik, pengawal ibu itu telah pergi dengan kondisi memilukan).Dr rmh gubuk reot, berukuran kecil di ujung areal persawahan dan pohon sawit, Gampong Alue Gadeng, Kec Birem Bayeun, Aceh Timur , gempar. Sebuah horor yg membuat kita terpukul," tulis @mohansidenk.
"Buat Rangga, selamat jalan anak baik, doakan ibumu terus ya nak dari sana," ungkap @alfathizee dengan emoji menangis kencang.
"Innalillahiwainnailaihirojiun sakit hati bgt aku bacanya. Bisa-bisanya aku berbagi oksigen sama orang modelan begitu. Semoga Allah menempatkan Rangga di tempat yg terbaik di sisi-Nya. Dan semoga pelaku mendapatkan balasan yg setimpal dgn segala perbuatannya. Aamiin," tulis @aysier_.
"Mewek gua baca perjuangan Rangga melawan pelaku yg hendak memperkosa ibunya.Gak peduli dgn pelaku yg badanya lebih besar dri dia yg dia tau ibunya dalam bahaya dia harus menolongnya," tulis @Irtus_lado.
Kronologi Kejadian
Kasat Reskrim Polres Langsa, Iptu Arief S Wibowo, dalam konfrensi pers, Selasa 13 Oktober 2020, juga menyampaikan tentang kronologi kasus pembunuhan yang dilakukan Samsul Bahri terhadap Rangga dan pemerkosaan yang dilakukan terhadap ibu Rangga, DN.
Arief mengatakan, pembunuhan dan pemerkosaan itu terjadi Sabtu 10 Oktober 2020 pukul 02.00 WIB di rumah korban, Kecamatan Birem Bayeun.
Samsul Bahri masuk ke rumah korban melalui pintu depan dengan mencongkel kunci kayu menggunakan parang.
Setelah pintu terbuka, Samsul melihat korban yang sedang tidur bersama anaknya.
“Pelaku langsung datang menghampiri dan meraba-raba tubuh korban. Korban terbangun dan melihat pelaku sudah tanpa pakaian dan memegang senjata tajam berupa parang,” ujar Arief.
DN spontan langsung membangunkan anaknya Rangga agar lari menyelamatkan diri.
Begitu terbangun, Rangga melihat pelaku dan langsung berteriak.
Itulah teriakan terakhir dari Rangga karena seketika Samsul Bahri membacok Rangga di bagian pundak sebelah kanan.
Samsul Bahri lantas mendorong tubuh DN dan kembali menebaskan parangnya ke bagian leher Rangga, dilanjutkan dengan menusuk pundak sebelah kiri dan bagian dada masing-masing sebanyak satu kali.
“Setelah itu, pelaku menyeret korban DN keluar dari rumah dan mencoba memperkosa korban,” imbuh Kasat Reskrim.
Karena melawan, Samsul Bahri kemudian mencekik leher dan membenturkan kepala DN ke rabat beton jalan yang berjarak sekitar 50 meter dari rumah korban.
Samsul kemudian memperkosa korban dan setelahnya DN mengalami pingsan.
Saat tersadar, DN sudah berada ke perkebunan kelapa sawit yang berjarak 10 meter dari jalan.
Pelaku kembali memperkosa korban untuk kedua kalinya.
“Setelah itu, sambil mengikat tangan korban menggunakan kain, pelaku mengatakan kepada korban DN, ‘Kau ikut aku ya, anak kau kita buang aja ya’. Korban menjawab ‘Jangan, biar bapaknya aja yang kubur’,” ujar Iptu Arief.
Setelah itu, Samsul Bahri kembali ke rumah korban dan membawa karung yang berisikan tubuh Rangga ke arah sungai.
Pelaku kembali lagi ke rumah dan membawa karung kedua yang bergerak-gerak dan meletakkannya sekitar 3-5 meter dari DN.
Menurut keterangan Kasat Reskrim, Samsul saat itu terlihat seperti sedang mengorek-ngorek tanah.
Dia kemudian mengambil karung yang bergerak-gerak dan selanjutnya berjalan ke arah sungai selama kurang lebih 30 menit.
Melihat kesempatan itu, DN berusaha melepaskan ikatan di tangannya dan tepat saat azan Subuh berkumandang, DN berhasil melepaskan ikatan dan langsung berlari ke rumah warga untuk meminta pertolongan.
Berdasarkan keterangan Kasat Reskrim, saat itu Samsul Bahri sempat tiga kali melakukan pemerkosaan terhadap DN.
Dari Iptu Arief pula diketahui bahwa DN ternyata sedang dalam kondisi hamil muda, dengan usia kandungan sekitar 2-3 bulan. (Serambinews.com/Firdha Ustin)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Dibunuh saat Tolong Ibunya Hendak Diperkosa, Nama Dek Rangga Trending, Warganet: Syurga Menantimu