Laporan wartawan Sripoku.com, Reigen Riangga
SRIPOKU.COM, PALI -- Salah satu tempat wisata di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Sumsel, Taman Bunga Lipali terancam tutup atau tidak lagi beroperasional akibat dampak mewabahnya penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Taman bunga Lipali atau nama latin Bunga Celosia ini dibuka Bulan Juni Tahun 2019 lalu dengan luas lebih kurang satu hektar yang terletak di Desa Pengabuan Kecamatan Abab.
Kekinian taman bunga identik dengan warna kuning ini sejak dua bulan terakhir mengalami penurunan jumlah pengunjung, sehingga tak jarang ditutup oleh kelompok pengelola Lipali yang mengalami kerugian cukup besar lantaran tidak ada pemasukan.
Padahal, Taman Bunga Celosia atau Lipali saat ini juga dilengkapi bangunan seperti Kincir Angin, ornamen berbentuk Love (hati), jembatan serta dihiasi balon warna-warni selain dari bunganya yang didatangkan khusus dari Yogyakarta.
Para pelancong yang tak hanya datang dari wilayah Bumi Serapat Serasan, tetapi juga dari berbagai daerah di Sumatera Selatan ini bisa menikmati pemandangan yang instagramable.
"Dampak dari virus corona ini kami banyak mengalami kerugian. Bisa-bisa kedepannya tidak bisa berjuang lagi untuk mengangkat nama daerah Kabupaten PALI dalam bidang parawisata ini." ungkap Riko selaku kelompok pengelola Taman Bunga Lipali, Senin (1/6/2020).
Sebelum mewabahnya virus corona ini pengunjung yang datang ke Taman Bunga Lipali bisa mencapai 100-150 orang perharinya.
Namun sejak dua bulan terakhir pengunjung yang datang hanya kisaran 10-30 orang dalam perharinya.
Biaya masuk Taman Bunga Lipali ini dipatok Rp 10 ribu untuk dewasa serta Rp 5 ribu untuk anak-anak.
Dirinya bersama kelompok pengelola Lipali lainnya berharap ada perhatian khusus dari pemerintah terkait, dalam hal ini Pemerintah Desa maupun Dinas Pariwisata Kabupaten PALI demi kelangsungan penggiat wisata.
"Saya bersama kelompok pengelola sangat mengarapkan bantuan dari pemerintah untuk setidaknya meringankan biaya operasional," jelasnya.
Bagi pengunjung yang masuk ke Lipali juga sudah disediakan tempat cuci tangan dengan sabun serta hand sanitizer.
"Bunga-bunga Lipali juga sudah banyak yang mati karena tak terawat," katanya.
Sementara, Plt Kepala Dinas Pariwisata PALI, Effendi mengatakan, bahwa Taman Bunga Lipali hingga kini belum terdaftar di Dinas Pariwisata.
Menurutnya, beberapa waktu lalu kementrian Pariwisata mengeluarkan surat untuk mendata tempat wisata yang terdampak Covid-19 di PALI, namun hanya ada Candi Bumi Ayu di Kecamatan Tanah Abang.
"Jadi, jika terdaftar maka akan dibina bahkan bisa diberikan bantuan sosial. Kalau tidak terdaftar kami tidak punya kewajiban untuk membina penggiat wisata ini," ujarnya.
Kedepan, lanjut Effendi, mereka (Taman Bunga Lipali) akan diarahkan supaya resmi menjadi wisata lokal di Bumi Serepat Serasan.
"Jadi, sekarang lebih kegiatan wisata atau hiburan dan belum dibawah dinas Pariwisata. Mereka harus daftar perizinan dulu di Pelayanan Terpadu Satu pintu. Maka, kalau mereka sudah terdaftar kita berkewajiban untuk membina," jelasnya.
"Pengelola disarankan untuk mengajukan bantuan sosial, seperti di Dinas Sosial, bahkan bisa juga mengajukan ke pemerintah desa. Jadi, bisa dikelola melalui dana desa," ujarnya.