Sulap Kepingan Tembesu Jadi Wisata Mendunia
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Seniman Kaligrafi dari Kota Palembang, Syofwatillah Mohzaib tidak pernah membayangkan kesenangannya membuat kaligrafi bisa menciptakan destinasi wisata religi yang mendunia.
Melalui ukiran kaligrafi yang dibuatnya, Opat, panggilan akrab salah satu ustaz ternama di Palembang ini menyulap kepingan ukiran kaligrafi menjadi Al Quran Al Akbar yang kini menjadi destinasi wisata favorit turis lokal dan mancanegara.
Kehadiran Al Quran Al Akbar ini pun berhasil mengubah Daerah Gandus yang dulunya tertinggal dan terbelakang menjadi kawasan strategis yang diperhitungan dan menguntungkan untuk masyarakat sekitar.
Berawal dari mimpi yang mengisyaratkan dirinya untuk membuat Al Quran dari kayu yang dipahat pada Bulan Ramadhan tahun 2001, pria kelahiran 43 tahun lalu ini memutar otak untuk mewujudkan mimpinya menjadi nyata.
Karena kekurangan dana, Opat dan teman-temannya mengundang investor melalui caranya yang terbilang unik.
Bermodal dari satu keping ukiran kaligrafi surat pertama di Al Quran dan memamerkannya di Masjid Agung Palembang, Opat bisa membuat puluhan kepingan ayat Al Quran lainnya melalui dana bantuan donatur.
Bersama panitia pencari dana yang diketuai oleh ketua Harian, Marzuki Alie, mantan Ketua DPR RI, Opat dan teman-temannya berhasil mengumpulkan dana dana, namun dana yang terkumpul hanya cukup untuk membuat ukiran kaligrafi Al Quran sampai 20 juz.
"Pada tahun 2003 akhir pengerjaan pemahatan Al Quran ini sempat terhenti karena tidak ada lagi dana. Alhamdulillah pada tahun 2004 saya terpilih menjadi anggota DPR Kota Palembang, selama jadi DPR Kota Palembang gaji beserta tunjangan saya gunakan untuk menyelesaikan pembuatan kaligrafi ini. Akhirnya 315 papan ukiran kaligrafi Alquran lengkap 30 juz ini selesai pada 2009 dan saya serahkan ke Masjid Agung," ujarnya.
"Pada waktu itu, bentuknya belum seperti sekarang ini, karena masih berupa kepingan-kepingan," ujarnya.
Melihat kondisi ini, Opat memutar otak agar kepingan kaligrafi Al Quran ini bermanfaat.
Bermodal jabatannya sebagai anggota DPR RI, dirinya berhasil mengundang perwakilan dari beberapa negara untuk melihat Al Quran Raksasa ini, disamping itu juga diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2014 lalu.
Demi meletakkan kepingan-kepingan kaligrafi Alquran ini, akhinya Opat merelakan rumah pribadinya, dibangunlah Al Quran Raksasa seperti sekarang ini.
Semakin hari pengunjung icon baru Kota Palembang semakin ramai, baik dari pendatang lokal maupun dari pendatang mancanegara.
Meskipun menggunakan rumah dan dana pribadi, Syofwatillah terus berusaha membuat Al Quran Al Akbar ini layak dikunjungi.
Jika dulunya bagian rumah yang dikorban hanya tamannya saja, saat ini seluruh banguan rumah sudah dihancurkan untuk pengembangan fasilitas tempat wisata religi ini.
"Dulu pernah ada pengunjung dari Jakarta yang datang marah-marah ke saya karena MCKnya cuma satu padahal pengunjungnya ramai, saya dipanggil karena beliau mengira saya adalah pegawai di tempat ini, beliau menyuruh saya untuk menyampaikan ke atasan agar dilakukan penambahan fasiltas karena waktu itu banyak yang beranggapan pembangunan Al Quran Raksasa ini dilakukan pemerintah, akhirnya saya jelaskan bahwa tempat ini dibangun menggunakan dana pribadi dan donatur, karena keterbatasan itulah fasilitas yang ada pun terbatas. Karena terkejut tempat ini dibangun oleh pribadi, orang itu ingin bertemu dengan pemiliknya, dan saya bilang orang itu adalah saya, saya langsung dipeluk dan beliau menangis," kenangnya sambil tertawa.
Tak hanya fasilitas yang ditambah, peluang usaha untuk masyarakat pun turut dikembangkan dengan pembangunan foodcourt di kawasan ini.
Tak hanya bisa menikmati maha karya seni kaligrafi Al Quran, para pengunjung juga dimanjakan dengan makanan khas Kota Palembang yang disajikan oleh pedangang -pedangang yang berasal dari masyarakat lokal sekitar.
Pengunjung bisa berburu suvenir mulai dari makanan, pakaian, tasbih, dan pakaian dari kearifan lokal khas Palembang.
Untuk menikmati tempat ini, pengunjung cukup membayar Rp 15 ribu, pengalaman yang diperoleh tak hanya sebatas melihat dan berburu suvenir, tetapi pengunjung juga bisa menikmati pengalaman belajar sejarah Islam melalui tayang film di bioskop mini yang ada di tempat ini.
Turun ke bagian paling bawah tempat ini, pengunjung bisa melihat dan belajar langsung cara membuat seni kaligrafi.
"Selain paket wisata di sini, ke depannya kami juga akan mengembangkan paket wisata lainnya yang lebih menarik," ujar Syofwatillah.
Tak heran jika pengunjung tempat ini tak pernah sepi, berdasarkan data, setiap pekannya tercatat pengunjung ke tempat ini mencapai 2 ribu hingga 3 ribu orang atau dalam setahunnya bisa mencapai 500 ribu hingga satu juta pengunjung.
"Untuk berkunjung ke tempat ini, pihaknya membuat aturan yang harus ditaati pengunjung seperti wajib memakai hijab atau kerudung bagi kaum perempuan, sedangkan bagi laki-laki harus memakai celana panjang/pakaian yang sopan, serta membayar infak/tiket masuk Rp20 ribu perorang untuk dewasa dan Rp15 ribu untuk anak-anak," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, Isnaini Madani mengapresiasi langkah Syofwatillah dalam membangun Al Quran Al Akbar menjadi destinasi wisata dan icon baru Kota Palembang.
Ia berharap, pengembangan desa wisata dapat menumbuhkan perekonomian warga yang mayoritas bekerja sebagai buruh dan petani.
Selama ini, Kota Palembang hanya menjadi kota hiburan dan jasa perhotelan, tidak lama lagi, sektor wisata akan mendominasi menjadi sektor pendapatan yang paling besar di daerah.
“Tentunya akan berimbas sangat besar pada pendapatan untuk mendongkrak perekonomian rakyat seperti UKM dan IKM yang ada, sehingga produk kerajinan dan makanan khas kita akan lebih diburu para wisatawan."
"Sektor ini juga bisa memberikan banyak dampak positif kepada daerah kita selain pemasukan untuk kas daerah juga dapat mendorong pertumbuhan usaha kecil dan menengah termasuk usaha kreatif,” tegasnya.
Isnaini sebagai bagian dari menegaskan akan terus memberikan perhatian untuk pengembangan kawasan ini.
"Infrastruktur yang masih dibutuhkan jalan, yang paling prioritas ada yang belum diaspal," keluhnya.
Salah satu wisatawan, Sultan mengaku terkesan dengan Al Quran Al Akbar ini.
Pria asal Prabumulih Sumsel ini, mengaku tak menyangka daerah Gandus ini bisa bertransformasi seperti ini.
"Dulu sering ke sini karena ada kerabat, sekarang pas ke sini lagi agak kaget, sudah jadi destinasi wisata Al Quran Al Akbar rupanya," kata dia.