Matahari Menuju Ekuator, Bibit Awan-awan Hujan Bermunculan Lalui Sumsel

Penulis: Odi Aria Saputra
Editor: Budi Darmawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hujan Deras Disertai Suara Petir Turun di Tanjung Lago Banyuasin dan Sekitarnya

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -Seiring terjadinya pergerakan Matahari yang menuju ekuator (Khatulistiwa), menyebabkan perubahan dinamika atmosfer yang cukup baik untuk pertumbuhan awan-awan hujan, yang berada di wilayah Sumsel, Kamis (26/9/2019).

Bahkan, dampak dari tumbuhnya awan-awan tersebut membuat Bumi Sriwijaya telah diguyur hujan yang hampir cukup merata di kabupaten/kota di Sumsel pada tanggal 23-24 September kemarin.

Kasi Data dan Informasi BMKG SMB II Palembang, Bambang Beny Setiaji menjelaskan, fenomena ini disebabkan oleh energi matahari yang tadinya berada di belahan bumi utara perlahan pindah ke ekuator, dimana terjadi pergerakan angin karena perubahan pola posisi tekanan rendah.

Tekanan rendah yang mulai muncul di Samudera Hindia dan Australia, menyebabkan potensi masuknya pasokan uap air yang cukup dari Laut Cina Selatan ke wilayah Sumsel untuk mekanisme pertumbuhan awan.

"Tekanan rendah yang muncul membawa dampak baik, sehingga pasokan uap air dari Laut Cina Selatan masuk ke wilayah Sumsel," katanya.

Meski potensi hujan bakal kembali terjadi di wilayah Sumsel, namun kondisi akan berlangsung secara naik turun alias fluktuatif. Awan-awan hujan yang terjadi umumnya bersifat sporadis dan hujan yang terjadi relatif sebentar/sementara.
Kondisi ini diprediksi oleh BMKG bakal berlangsung hingga masuknya msim hujan yang di perkirakan berlansung pada pertengahan-akhir Oktober nanti.

Herman Deru Bangun Kordinasi dengan DPRD MLM dan Palembang

Gelapkan Makanan Ayam, Dua Buruh Diamankan

Video Line Up Persiraja vs Sriwijaya FC:Rekor Stadion Keramat Dimurthala Tak Pernah Kalah Sejak 2018

Menurutnya, hujan yang terjadi sangat membantu dalam kegiatan menurunkan jumlah kebakaran hutan dan lahan serta mengurangi sejumlah titik panas di wilayah Sumsel. Adanya penurunan titik hotspot tersebut terpantau langsung dari citra satelit.

"Kondisi jarak pandang dan kualitas udara juga semakin baik," tegas Beny.

BMKG Sumsel menghimbau, untuk para stakeholder pengendalian Karhutla agar tetap fokus seiring kondisi potensi hujan yang masih fluktuatif dan masih ada daerah minim terkena hujan.

Hal ini dapat menyebabkan apabila kelembapan relatif kering pada daerah tersebut akan berpotensi kegiatan pembakaran.

"Apabila ada hujan deras dan berpotensi disertai petir serta angin kencang, kami imbau masyarakat agar tetap hati-hati dalam beraktivitas di luar ruangan.

Tetap mengkonsumsi banyak air pada siang hari, karena sinar matahari akan terasa lebih terik dan suhu akan terasa lebih panas," ungkapnya. (Oca)

Berita Terkini