Ayah Paskibraka yang Tewas: Jika Komplain Latihan, Hukuman Akan Semakin Berat

Editor: Bejoroy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, saat melayat almarhum Aurellia Qurratu Aini (inset), Paskibraka Tangsel di kediamannya di bilangan Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/9/2019).(TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR)

SRIPOKU.COM, JAKARTA - Selama mengikut pelatihan Paskibraka Tangerang Selatan, Aurellia Qurratuaini berlatih dengan semangat dan serius. Walaupun latihan yang diterapkan cukup keras hingga menguras tenaga.

Bahkan, tidak jarang para anggota termasuk dirinya mendapat hukuman dari para seniornya.

Namun, Aurellia memilih untuk tidak meminta tolong orangtuanya agar komplain kepada para senior karena pola latihan tersebut.

Aurellia Qurrota Ain, Paskibraka Calon Pembawa Baki Bendera 17 Agustus Meninggal Mendadak

Kedisplinan Jadi Ciri Khas Paskibraka Wajib Diteladani

Hal tersebut dikatakan ayah dari Aurellia, Farid Abdurrahman (42), ketika ditemui di rumahnya di perumahan Taman Royal II, Tanggerang Kota, Jumat (2/8/2019).

Farid mengatakan, jika orangtua komplain dengan cara latihan Paskibraka, maka para anggota justru akan diberi latihan lebih keras lagi.

"Pernah anak saya cerita bahwa ada yang komplain, akhirnya mereka dihukum semakin berat. Itu yang membuat anak-anak takut berbicara yang sebenarnya," ucap dia.

Aurrelia tidak memberi tahu perlakuan yang dia alaminya sedari awal. Dia berusaha memendam masalahnya tersebut walaupun belakang dia sempat membuka suara kepada orangtuanya.

"Cuman dari dulu dia memang selalu bertanggung jawab, jadi dipendam sendiri baru akhirnya akhir ini cerita sedikit-sedikit ada hukuman yang berlebihan dari senior. Oknum senior bukan pelatih. Kalau pelatih pasti akan profesional," ucap dia.

Selama latihan, Farid mengatakan, putrinya mengalami beberapa perlakuan yang dinilai berlebihan dari para senior Aurellia.

Aurrelia sempat disuruh makan jeruk dengan kulit-kulitnya, hingga push up dengan tangan dikepal.

Selain beberapa hukuman tersebut dan latihan yang sangat menguras tenaga, Aurrelia diharuskan mengerjakan tugas yang diberikan oleh para seniornya.

"Kemudian senior memberikan tugas tambahan tugas tambahan ini yang membuat psikologis makin drop. Seperti dia harus membuat buku diary setiap hari, dia harus ngisi padahal dia sudah capek kegiatan pagi sampai malam," kata dia.

Akibat tekanan psikologis dan tubuh yang kelelahan, fisik Aurellia melemah. Hingga pada Kamis (1/8/2019), dia menghembuskan nafas terakhirnya.

Jenazah sudah dimakan di TPU Selapajang, Kota Tangerang, kemarin.

Penulis: Walda Marison

Like Facebook Sriwijaya Post Ya...

Berita Ini Sudah Diterbitkan di Situs https://megapolitan.kompas.com/ dengan Judul:
Ayah Paskibraka yang Tewas: Jika Komplain, Hukuman Akan Semakin Berat

Tags:

Berita Terkini