SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Seorang remaja menjadi korban peluru nyasar saat Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumsel menggelar razia narkoba di eks lokalisasi Jalan Teratai Putih Kecamatan Sukarami Palembang, Kamis (28/2) tengah malam.
Saat itu justru pihak BNNP Sumsel mendapat perlawanan dari sekelompok orang sehingga terpaksa melepaskan tembakan peringatan ke atas.
Namun ternyata satu warga setempat diketahui mengalami luka tembak. Apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu, berikut petikan wawancara wartawan Sripoku.com dengan Kepala BNNP Sumsel Brigjen Pol Jon Turman Panjaditan.
• Kondisi Kesehatan Korban Peluru Nyasar saat Insiden Baku Tembak di Kampung Baru Membaik
• Terkait Peluru Nyasar Saat Razia di Kampung Baru Teratai Putih, Begini Tanggapan Kepala BNNP Sumsel
• Mulut Akbar Berbusa dan Bersimbah Darah, Diduga Terkena Peluru Nyasar Petugas di Kampung Baru
• BREAKING NEWS : Razia Petugas di Kampung Baru Terjadi Baku Tembak, Dada Akbar Ditembus Peluru Nyasar
M Akbar Tanjung (17) menjadi korban peluru nyasar saat penggerebekan BBNP Sumsel di Jalan Teratai Putih beberapa hari lalu. Bagaimana itu bisa terjadi?
Dua minggu sebelum kejadian, kita melaksanakan rapat bertempat di BNNP Sumsel. Rapat diikuti oleh seluruh instansi pemerintah yang ada di Palembang. Kita kesana mau melaksanakan pemberdayaan alternatif. Mengapa dilaksanakan rapat tersebut, karena banyak informasi bahwa untuk mendapatkan narkotika di tempat tersebut begitu mudahnya. Ini persoalannya.
Apa solusinya? Kita sama-sama mengetahui disana ada tempat prostitusi (ilegal), tempat-tempat hiburan yang tidak ada izinnya, dan diketahui masyarakat kalau ingin nyabu, menggunakan narkotika disana. Ini karena aparat kadang-kadang sudah sungkan ke lokasi, tidak tahu kenapa. Setelah kita rapatkan, lalu ditentukan tanggal 27 Februari 2019. Ini pun semata-mata bukan tugas dari BNNP, tapi kita mau menginisiasi agar kita mengetahui, menyadarkan bahwa di tempat itu ada masalah sosial. Nah ini yang kita garis bawahi.
Apa tindakan selanjutnya?
Setelah rapat tanggal 27 Februari dilakukan, kita tinjau bersama satu pleton TNI, satu pleton Polri, Sat Pol PP (provinsi dan kota) 2 pleton, Dinas Kesehatan, perizinanan, semua kita hadir disana. Tapi sewaktu sampai disana, semua yang ada ditempat itu sudah tutup. Mereka mengetahui kalau tim akan mengarah ke sana karena saat itu RT 28/29 di lokasi hadir, namun tidak ada masalah. Kita melaksanakan pengendusan, dengan informasi-Informasi yang didapat, dicari-cari disana, hanya bong-bong yang didapat, selain
itu ada pirek, ada botol botol air mineral yang sudah dimodifikasi banyak sekali ketemu disana.
Sampai sejauh mana penyelidikan peluru nyasar itu? Usai kejadian kita langsung melakukan penyelidikan dan berusaha menyelamatkan korban. Ini merupakan insiden. Petugas memberikan
tembakan peringatan ke atas. Tanggal 28 (Februari), bersama Sat Pol PP, BNNP, tim kesehatan dan anggota berseragam lengkap melaksanakan tes urine.
Jika positif akan kita obati. Sekitar pukul 23.00, kita melakukan apel. Lalu jalan menuju lokasi. Begitu
sampai di gerbang sekitar pukul 00.00, saya yang paling depan. Kurang lebih 70 meter rombongan kita dilempari dengan batu dan dihadang. Ada apa ini, kita berpikir apakah masalah perut dan apakah banyak sindikat narkotika di dalam, agar melakukan perlawanan pada kami, kita tidak tahu. Ketika dilihat saat itu banyak anak-anak kecil, jadi saat itu saya perintahkan untuk mundur, lebih baik mengalah.
Namun ketika kita mundur kita diserang terus, saya tidak tahu jumlah karena malam, yang jelas banyak. Ada yang
teriak-teriak.. hoi... serbu, serbu, serbu...lawan serbu. Lalu petugas melepaskan tembakan peringatan ke atas. Jadi mungkin ada yang terkena disana sehingga langsung kembali, dan tidak tahu ada yang tertembak dan ada korban karena kita merasa memberikan tembakan ke atas, sebagai peringatan karena terus dilempari.
Bagaimana tahu ada korban?
Sekitar pukul 01.00 ditelepon oleh Polsek Sukarame, menyebut ada korban di rumah sakit. Saya berpikir kok mengapa ada korban. Jika kita hantam malam itu pasti banyak sekali jadi korban, karena tamengnya mereka anak-anak semua. Sewaktu ke rumah sakit, kita lihat kondisi korban memang di dekat ketiak seperti ada bekas tembak. Kita koordinasi dengan orangtuanya. Apa pun itu, itu adalah insiden, jangan dibahas, sekarang yang dipikirkan kesehatan anak ini.
Dari penyelidikan, dimana posisi anak yang jadi korban itu?
Saya juga tidak tahu dimana posisi anak itu kena. Usai kena tembakan, anak itu sempat pulang ke rumah. Tapi begitu kita tahu, hari Sabtu kita ke rumahnya, langsung meminta dilaksanakan operasi. Disampaikan kepada orangtua korban dan pengacaranya, saya terangkan barang saat kejadian, pihak BNNP tidak melakukan perlawanan. Bapak bilang, namanya musibah bagaimana anak kita selamat, kejadian
tadi malam tak usah dibahas, menyelamatkan nyawa dulu, kita ikut operasi korban selamat, kita bersyukur.
Sampai ada korban di pihak warga, apakah ada pelanggaran prosedur dalam bertindak saat penggerebekan? Pada saat itu, kami hendak masuk ke TKP (tempat kejadian perkara), namun rombongan dihadang oleh sejumlah orang kurang lebih 60 orang. Kami dilempari dengan batu dan disoraki serbu, serbu, serbu, jadi saat itu kami mundur.
Namun mereka bertambah menjadi-jadi saja melempar dan menyoraki serbu...serbu...serbu. Tak ada pelanggaran karena anggota memberikan tembakan peringatan ke atas, bukan ke arah orang, kalau ke arah orang masih banyak korban. Ini musibah.
Bagaimana kondisi Akbar saat ini?
Pasca operasi di RS Umum, Palembang, kondisi Akbar sudah membaik dan sudah pulang ke rumahnya. Hingga saat ini keadaan kesehatan Akbar masih kita pantau terus.
Keluarga Akbar sejauh ini tidak mempersoalkan secara hukum, tapi bagaimana jika suatu hari berubah pikiran dan menuntut pihak BNNP?
Ya benar, kami sudah menyelesaikan masalah ini secara kekeluarga, ini insiden (musibah). Kami awalnya tidak mengetahui adanya korban, karena posisi Akbar pun saat itu kami tidak tahu dimana. Setelah tim mundur dan pulang, selang satu jam Polsek Sukarame menelepon katanya ada korban peluru nyasar. Terus kami crosscheck.
Nah, mengetahui kejadian itu kami langsung melihat kondisi korban. Dan bersama orang tua dan pengacaranya membawa korban ke RS Umum untuk dilakukan operasi. Alhamdulilah usai operasi kondisi Akbar baik. Terkait nanti ada tuntutan dari pihak keluarga, ya kita selesaikan secara kekeluargaan.
Apa gambaran Anda mengenai peredaran narkoba di Sumsel?
Sumsel ini merupakan daerah lewatnya (perlintasan). Kalau ada informasi yang kita peroleh, pasti pelaku narkoba dapat kita ringkus beserta barang bukti. Namun sangat disayangkan jika tak ada informasi yang masuk maka barang narkotika tersebut bisa lewat saja.
Ada yang ke Lampung, lalu ke Jakarta lewat darat (dari Sumatera Utara, Aceh, Riau) ada yang tertangkap dan banyak kasusnya. Sedangkan yang lewat laut (lewat sungai, parit 3 dan parit 5), pernah ada pelaknya kita tangkap sebanyak barang bukti 5 kg sabu. Dan lewat udara juga pernah, beberapa tersangka pernah kita tangkap.
Sumsel diduga jadi wilayah transit narkoba dari luar negeri. Apa penjelasan Anda?
Benar, Sumsel merupakan wilayah transit. Dan banyak barang bukti sabu dan ekstasi yang diinapkan di Sumsel. Baru nanti di distribusikan sampai ke Ujung Pandang (Makassar), Surabaya dan kota-kota lain. Sumsel juga menjadi tempat pemasaran. Jadi tiga hal ini, perlintasan, transit dan pemasaran ada ditempat kita.
Banyak sekali masyarakat di Palembang ini yang sudah kecanduan. Untuk kita dari BNNP Sumsel, berharap kepada masyarakat jika ada keluarganya, putra-putri, atau suaminya, yang sudah kecanduan narkoba,
yang sudah terpapar narkoba, datanglah ke BNNP jangan takut-takut, pasien akan kita obati. Nantinya akan dilakukan assesment oleh dokter, psikolog, konselor di BNNP.
Setelah assesment, ketemulah dejarat ketergantungan yang bersangkutan apakah ringan atau sedang akan diberikan rawat jalan, dilaksaankan seminggu 1 kali. Jika pasein sudah berat, maka pasein akan kita rehabilitasi, ke
tempat-tempat balai rehabilitasi, seperti di Lido, di Kalianda Lampung, di Batam, di Ujung Pandang (Makassar) dan ada juga di Medan. Biaya semua gratis, namun ongkos ditanggung sendiri.
===