SRIPOKU.COM - Jelang pelaksanaan Asian Games 2018 pemerintah tak hanya mempercantik Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, pemerintah juga memperbaiki beragam infrastruktur salah satunya Jembatan Ampera.
Bahkan, untuk memperindah ikon Kota Palembang itu pihak terkait telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 20 M.
Revitalisasi jembatan Ampera ini sudah dilaksanakan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) V sejak awal Mei dan terget selesai yakni pada awal Juli 2018.
Kamis (24/5) perwakilan dari Sava Group yang merupakan bagian dari PT Gamma Buana Persada, berkunjung ke Graha Tribun yang langsung disambut oleh Wakil Pemimpin Perusahaan, MF Ririen Kusumawardani.
Dalam Kunjungannya Bakaha Anggasani, yang merupakan bagian atau perwakilan dari Sava Group, menjelaskan mengenai proyek pembugaran jembatan Ampera yang kini telah mencapai 65%.
Dalam wawancara bersama Angga, ia menjelaskan jika Sava Group merupakan bagian dari PT Gamma Buana Persada yang berasal dari Jakarta.
Oleh sebab itu ia menjelaskan jika kerja samanya di Palembang bekerja sama juga dengan PT RICKY KENCANA SUKSES MANDIRI.
"Kitakan dari Jakarta, prosesnya ga bisa langsung masuk ke sini untuk ambil proyek tersebut.
Nah oleh karena itulah kita juga bekerja sama atau menggandeng PT RICKY KENCANA SUKSES MANDIRI, untuk bekerja sama menyelesaikan proyek ini," tuturnya saat diwawancarai.
Angga menjelaskan jika pada pengerjaan pembugaran cat jembatan Ampera, mereka menggunakan teknik Rope Access.
Rope Access adalah sebuah metode akses tali untuk menjangkau lokasi tempat dalam melakukan suatu pekerjaan.
Teknik Rope access bukan hanya berbicara masalah skill, tetapi berbicara juga masalah prosedur keamanan dan standarisasi kerja.
Ketiga hal ini mutlak dalam Rope Access, dan seorang yang ingin menguasai metode ini harus mengikuti pelatihan dan memiliki sertifikasi khusus di bidang ini.
Rope Access dimulai dari Level 1, 2, 3, Instruktur dan Asesor.
Untuk Level 1 tingkatan Teknisi jadi mereka akan bekerja di bawah pengawasan Level 2 dan 3.
Sementara Level Instruktur dan Asesor, Level 3 nya mesti aktif artinya setiap lisensi ada lifetimenya.
Oleh sebab itu para pekerja Pembugaran cat jembatan Ampera, mendapatkan upah yang tak main-main sesuai dengan tingkatan level pekerjannya.
Disinggung mengenai alasan mengapa menggunakan teknik ini, Angga menjelaskan jika dengan menggunakan teknik ini maka prosesnya akan lebih cepat dari pada menggunakan teknik scaffolding.
"Kalau menggunakan teknik scaffolding, tentu akan memakan banyak waktu, harus menyusun dari bawah ke atas, nanti turun atur lagi dari bawah ke atas, saya rasa tidak efektif.
Nah kalau teknik Rope Access, kita cuma membutuhkan waktu yang lumayan singkat.
Dari bawah ke atas kita amplas, kemudian baru dicat," ungkapnya.
Ia juga menambahkan jika pengamplasan yang dilakukan dengan menggunakan teknik Rope Accses hanya membutuhkan waktu 10 hari, kemudian proses pengecetannya 4 hari.
Selain fokus untuk melakukan pembugaran cat jembatan Ampera, mereka juga bertanggung jawab untuk membuat pedestrian di kedua bahu jalan kiri dan kanan jembatan Ampera, dan memaintenance atau melakukan pemeliharaan/perawatan pada bagian dalam Ampera, pagar dan tangga yang ada di dalam Ampera.
" Bagian kaca, tangga yang ada di dalamnya juga dibersihkan, bahkan karena kita jugasudah memiliki sertifikat Metalurgi, jadi seluruh bagian besi kita coba cek.
Apakah berkarat atau tidak, bahaya atau tidak, kemudian beban kapasitasnya berapa, itu kita cek semua," jelasnya.
Diakhir wawancaranya, Angga berharap agar proyek ini dapat menjadi ajang pembuktian kepada semua orang dengan mempercantik jembatan Ampera kembali.
Lanjutnya, Ia juga menambahkan agar nantinya tak hanya Jembatan Ampera saja yang berkesempatan untuk dibenahi atau dirawat.
Melainkan beberapa ikon-ikon yang ada di Palembang atau Kota lain juga dapat terjamah.
" Saat ini 1 tower Ampera sudah hampir selesai, progres kerjanya saat ini sudah 65 persen.
Tinggal nanti kita akan fokus untuk buat pedestrian dan akan kita sediakan juga beberapa tempat duduk.
Sehingga nantinya Ampera tak hanya menjadi sebuah jembatan penyebrangan, melainkan menjadi salah satu objek wisata di Palembang.
Tak sekedar foto saja, nongkrong pun bisa," ungkapnya.
(SRIPOKU.COM/RIZKA PRATIWI UTAMI)