Bukannya Diberi Sedekah, Pengemis Cacat Ini Disuruh Angkut Bata, 10 Tahun Kemudian Ini Yang Terjadi

Penulis: ewis herwis
Editor: ewis herwis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SRIPOKU.COM-- Tak sedikit orang yang nasibnya kurang beruntung, atau sulit untuk bangkit karena terlahir dan hidup dalam keadaan miskin.

Hidup sebagai seorang yang miskin seringkali mendapat hinaan dan cemoohan dari orang-orang sekitar.

Lalu bagaimana reaksi Anda jika hidup anda yang sudah miskin lalu dihina oleh orang-orang yang kaya dengan nada yang sinis dan melecehkan Anda?

Seperti yang terjadi dengan seorang pengemis ini.

Pengemis lelaki ini biasa mengemis di sebuah rumah sakit, lengan kakannya sudah patah, hingga setiap orang yang melihatnya merasa iba dan pasi akan memberinya sedekah.

Namun pada saat perjalanan pulang, ia masih mengemis dari satu rumah ke rumah lainnya.

Hingga sampailah ia bertemu dengan seorang wanita tua.

"Nyonya, berilah saya sedekah..." kata pengemis itu.

Tanpa melirik sedikitpun, sang wanita itu berkata kepada si pengemis sambil menunjukkan tumpukan batu bata di depan rumahnya.

"Kalau mau dapat uang, kerja dong!"

"Cepat bantu saya dulu pindahkan tumpukan batu bata dari teras rumah ke halaman belakang"

Si pengemis tersebut terkejut seketika mendengar perkataan wanita tua itu, lalu dengan emosi berkata,

"Saya punya satu lengan, tega-teganya Anda menyuruh saya memindahkan batu bata itu, jelas-jelas Anda sengaja mempermainkan saya, merasa hebat, kaya raya ya!"

Sang wanita itupun dia dan tidak menanggapi perkataan si pengemis.

Wanita itu pun lalu membungkukkan badannya dan sengaja menggunakan satu lengannya mengangkat dan memindahkan bata itu.

"Kamu lihat sendiri, tidak harus dua tangan baru bisa kerja. Kalau saya bisa kenapa kamu tidak?” kata sang wanita.

Melihat hal itu, pengemis itu tampak melongo dan tak lama kemudia akhirnya ia membungkukkan badannya lalu mengangkat bata itu dengan satu tangannya seperti yang dicontohkan oleh wanita itu.

Dua jam kemudian semua batu bata itu baru selesai dipindahkan.

Tampak keringat bercucuran di sekujur tubuh si pengemis.

Sang wanita pun memberikan sehelai handuk putih kepada si pengemis, kemudian memberinya uang sebesar 100 Yuan.

Saat menerima uang tersebut, sang pengemis pun meneteskan air matanya sambil mengucapkan “Terima kasih Nyonya!”

Tidak perlu berterima kasih, itu adalah upah dari hasil keringatmu sendiri.” jawab wanita tersebut.

Sejak kejadian itu, tumpukan batu bata di rumah sang wanita itu terus seperti itu, selalu ada orang yang memindahkan dari rumah ke halaman belakang.

Waktupun cepat berlalu, sampai 10 tahun kemudian, ada seorang pria yang berpakaian gagah dan rapi berkunjung ke taman itu.

Pria itu membungkukkan badannya sambil menyalami sang wanita itu dengan satu tangannya, sedangkan tangannya yang satunya tidak ada.

Pria itu berkata "Seandainya tidak ada nyonya, saya masih seorang pengemis, tapi sekarang saya adalah direktur sebuah perusahaan.”

“Andalah yang telah membantu saya menemukan kembali harga diri saya yang hilang ketika itu, membangun kembali rasa percaya diri saya, jika tidak ada Anda, mungkin saya mungkin masih berkeliaran di jalanan.”

Tampaknya sang wanita tua itu tidak ingat lagi siapa sosok direktur di depannya ini, sang wanita hanya mengatakan dengan datar,

“Itu adalah hasil atas jerih payahmu sendiri.”

Direktur berlengan satu ini berencana membantu wanit itu dan keluarganya pindah ke kota, menikmati hidup yang nyaman.

Namun sang Wanita itu mengatakan,

“Kami tidak dapat menerima perhatian Anda, karena sekeluarga kami semuanya memiliki sepasang tangan.”

Sang direktur dengan tulus bersikukuh,

“Nyonya, Anda telah membuat saya tahu apa yang namanya manusia, Anda jugalah yang membuat saya paham apa yang namanya harga diri, rumah itu adalah imbalan yang selayaknya Anda terima atas didikan Anda kepada saya.”

Ilustrasi ()

Sang Wanita itu akhirnya tersenyum,

“Kalau begitu, kamu berikan saja rumah itu kepada orang-orang yang tidak memiliki sepasang tangan!”

Dari cerita ini memberitahu kita sebuah pelajaran bahwa beramal atau memberi sedekah itu sifatnya sementara.

Namun jika mengajarkan seseorang nilai-nilai kehidupan, itu lebih bermakna.

Nasib setiap orang itu ada di tangan mereka masing-masing.

Jika sepanjang hari ia hanya mengeluh dan tidak melakukan apa-apa, maka tidak ada perubahan dalam hidupnya.

Jangan fokus pada kelemahan kita, tapi tetaplah berjuang dan temukan apa pun yang mampu kita kerjakan!

Berita Terkini