Gerbong baru
Harapan adanya solusi terhadap persoalan penumpukan perwira menengah TNI muncul menyusul akan pensiunnya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam waktu dekat.
Koalisi Masyarakat Sipil menilai, pergantian Panglima TNI bisa membawa adanya regenerasi baru para pimpinan militer.
Apalagi, Gatot adalah representasi angkatan yang sangat senior, yaitu 1982.
"Gerbong di bawahnya akan bergerak. Apalagi, beliau angkatan 1982, maka gerbong di bawahnya akan naik ke level jabatan-jabatan baru," ucap Al Araf.
Sementara Wakil Direktur Imparsial Gufron Mabruri mengatakan, pergantian Panglima TNI perlu dipercepat.
Salah satu alasannya adalah akan membantu memperlancar transisi manajerial organisasi di dalam tubuh TNI.
Sementara itu, Indra dari Setara Institute mendesak Presiden agar serius mencermati setiap calon kandidat Panglima TNI baru. Pimpinan lembaga militer itu wajib memenuhi beberapa syarat, yakni tidak berpolitik, ahli di bidangnya, dan tunduk pada perintah otoritas sipil.
Hal itu dinilai penting lantaran Indonesia akan menggelar agenda politik pemilihan, mulai dari Pilkada 2018 hingga Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019.
"Di tengah dinamika itu, dibutuhkan Panglima TNI baru yang tegas serta mampu menjaga netralitas dan profesionalisme militer," kata Indra.
Pernah Diwartakam Kompas.Com berjudul "Pergantian Panglima TNI, Penumpukan Perwira Menengah, dan Gerbong Baru"