Pembunuh Driver Taksi Online Tertangkap

Terungkap! Ewa Sopir Taksi Online yang Dibunuh Sudah Diincar 3 Bulan. Begini Korban Dijebak

Penulis: Darwin Sepriansyah
Editor: Candra Okta Della
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mayat pria tanpa nama yang ditemukan di pinggir jalan daerah Sembawa.

SRIPOKU.COM - Komplotan perampokan disertai pembunuhan terhadap sopir taksi Gocar yakni Edward Limba ternyata sidah direncanakan sejak lama.

Setidaknya, dari informasi yang himpun bila komplotan ini sudah merencanakan perampokan selama tiga bulan.

Komplotan ini, memang sudah menyusun rencana untuk merampok sopir taksi online.

Karena, merampok sopir taksi online dianggap mudah lantaran tinggal pesan dan bisa langsung datang.

Namun, pelarian komplotan pelaku perampok disertai pembunuhan terhadap Edward Limba berakhir.

Setelah ditangkap tim gabungan dari Polda Sumsel, Polresta Palembang dan Polres Banyuasin, Minggu (27/8) sore.

Tiga dari empat pelaku yang melakukan perampokan disertai terhadap Edward Limba ditangkap tim gabungan.

Pelaku pembunuh Ewa. (IST)

Para tersangka yang ditangkap antara lain Aldo, Ari dan Ucok yang semuanya warga Palembang.

Saat diperiksa secara intensif di ruang Unit IV Jatanras Polda Sumsel, ketiganya terlihat diperiksa secara tertutup.

Sehingga, sejumlah awak media yang mendapatkan kabar tentang penangkapan pembunuh sopir taksi Gocar langsung mendatangi Mapolda Sumsel.

Terdengar dari luar ketika penyidik menayakan otak dari perampokan dan pembunuham terhadap Edward, mereka saling lempar.

Mayat pria tanpa nama yang ditemukan di pinggir jalan daerah Sembawa. (Istimewa)

Ada yang mengatakan bila Aldo, tetapi ada dari mereka yang mengungkapkan bila I yang menjadi otak perampokan.

Polisi pertama kali menangkap tersangka Aldo warga Gandus, Minggu (27/8) pukul 15.00 yang berhasil dipancing keluar dari tempat persembunyiannya.

Dari penangkapan Aldo dilakukan pengembangan dan ditangkap Ari warga Tangga Buntung dan Ucok warga Banyuasin.

Istri Ewa, menangis di pusara suaminya, Edward Limba, usai prosesi pemakaman di Jalan Cinde Welan Palembang, Rabu (23/8/2017). (SRIPOKU.COM/PANJI MAULANA)

Diketahui yang menjadi otak perampokan tersebut yakni tersangka Ari.

Ketiga tersangka telah merencanakan aksi perampokan tersebut sejak tiga bulan lalu.

Tiga hari sebelum kejadian, Ari menghubungi tersangka Aldo dan I (DPO) untuk rapat terakhir sebelum melakukan aksi perampokan dengan sasaran sopir taksi online.

Istri Ewa Mengaku Suaminya Tergiur Ini

Setelah mendapatkan berita tertangkapnya pelaku pembuhunan dan perampokan terhadap Almarhum Edwar Limba.

Pihak keluarga belum datang ke Kepolisian karena masih menunggu konfirmasi resmi dari Pihak Kepolisian.

Ketika Sripoku mengunjungi rumah duka yang berada di Lorong Kedukan Kelurahan 5 Ulu Kertapati Palembang.

Rosalina, Istri dari Almarhum Ewa menceritakan tentang hal-hal yang mereka rasakan setelah ditinggal sang suami untuk selamanya.

“Anak-anak masih bertanya tentang ayahnya, malahan yang masih TK saya sering melihat dia melamun, saya pikir dia teringat dengan ayahnya,” ujar Rosalina.

Terlihat raut kesedihan dari wajah anak tertua dari Almarhum Ewa yang sedang mengintip dikunjungi Sripoku.

Ia tetap saja diam ketika dipanggil untuk ikut bergabung dengan ibunya.

“Mereka tidak bilang kalau rindu sama ayahnya tapi Kemarin juga, saat kami ke kuburan ayahnya, mereka langsung memeluk nisan kuburan,” ujar Rosalina.

Rosalina sangat menyesalkan kejadian yang menimpa suaminya tersebut, karena apa yang perampok pikirkan sampai segitu teganya melakukan hal yang keji terhadap Almarhum Ewa.

Rosalina istri Ewa korban pembunuhan taksi online ketika curhat dengan Sripoku di kediamannya, Senin (28/8/2017) (SRiPOKU.COM/PANJI MAULANA)

Begini curhat Rosalina.

Nak ngerampok jugo isi didalem dompet tuh Cuma 10 ribu, Hape 3 buah yang tidak begitu bagus, paling mereka Cuma dapet rokok saja, atau mereka tuh mengincar mobilnya.

Apalagi terdengar kabar bahwa perampokan itu sudah mereka rencanakan selama 3 bulan.

Dan 3 hari sebelum mereka bertindak mereka mulai mencari target dan tak ada satupun yang dapat.

Sampai saat itu suami yang yang menerima orderan tersebut.  Karena mencurigakan.

Suami saya mengambil orderan tersebut mungkin karena biaya yang cukup besar dan saya pikir itu akan beliau berikan untuk kebutuhan anak-anak besok.

Tapi bagaimana lagi semuanya sudah direncanakan dengan matang oeh pelaku” Ujar Rosalina.

Pelaku pembunuh Ewa. (IST)

Kalau seandainya kita lihat kondisi pada saat itu, tidak mungkin suami saya tidak melawan. Geram dia tu pasti.

Ketika ditanyai tentang keberlangsungan hidup keluarga mereka setelah Rosalina menjadi single parent.

Ia mengatakan bahwa ia akan mencari rezeki sebagai tulang punggung keluarganya.

“Kami masih percaya dengan rezeki dari yang kuasa, kami hanya bisa berusaha bekerja sebagai PNS ini,” ujar Rosalina.

Suasana rumah yang cukup ramai dengan kehadiran anak-anak tetangga yang bermain di depan rumah tidak membuat suasana kerinduan berubah didalam keluarga yang sedang berduka ini.

Foto keluarga yang belum sempat direalisasikan ini juga menjadi salah satu hal yang sangat disesalkan oleh Rosalina karena hanya ada beberapa foto-foto kenangan dengan suaminya tu.

“Kami belum sempat untuk berfoto keluarga, tapi foto yang kami punya adalah foto terakhir poada saat lebaran kemarin ketika kami kumpul dan foto bersama anak-anak kami,” ujar Rosalina.

Selepas membicarakan tentang kabar dari keluarga yang ditinggalkan.

Rosalina enggan menaggapi tentang pra pelaku yang sudah tertangkap oleh pihak kepolisian.

Kalau sudah dapat semua pelakunya, yang penting sekarang kita sudah tau motif pembunuhannya apa.

Jangan sampai adalagi korban setelah ini, biarlah ini yang terakhir, biarlah saya saja yang merasakan ini, diluar sana banyak kok yang kerja sebagai supir online.

Mereka kerja sambilan untuk mencari uang tambahan keluarganya. Ada juga yang benar-benar jadi mata pencahariannya. Mereka pastinya punya keluarga, anak dan isteri. Biarlah ini jadi yang terakhir

Sempat lepas kendali ketika ditanyai tentang reaksi keluarga apabila mereka bertemu dengan para pelaku, Rosalina tetap berusaha untuk tegar dalam menghadapi cobaan ini.

“Sebenarnya kami ingin sekali bertemu mereka, dari pihak keluarga juga tidak dapat menahan rasa kesal dan geram mereka kepada sang pelaku. Mungkin kalau ketemu massa bisa dibakar hidup-hidup mereka tuh,” Ujar Rosalina.

Rosalina berharap kedepannya harus ada payung hukum untuk melindungi pengemudi transportasi online.

“Mudah-mudahan kan, kedepannya perlindungan hokum untuk transportasi online ini secepatnya diproses jangan hanya menjadi sebuah wacana. Jadi jangan setelah heboh banyak kasus baru bertindak. Jadi mereka juga punya paying hokum untuk merasa nyaman dalam mencari rezekinya dan juga dengan adanya peraturan itu, mungkin akan menjadi lebih teratur,” ujar Rosalina. (Sripo/Panji Maulana)

Berita Terkini