SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Misteri seputar keberadaan ratusan kera yang katanya menjaga Makam Baguskuning dan bisa membuat masyarakat terganggu apabila menangkapNYA, menurut Vebry Al Lintani, menyimpan banyak sisi positif.
Secara tidak langSung, mitos-mitos itulah yang boleh jadi membuat keberadaan makam di sana bisa bertahan sampai sekarang. pun begitu dengan populasi kera yang masih terjaga habitatnya hingga sekarang.
Dengan adanya mitos itu, pria berambut gondrong yang menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Palembang ini mengatakan, hal tersebut membuat masyarakat berpikir panjang untuk menangkap atau membunuh kera yang ada di sana.
Apalagi, kera-kera di sana tidak mengganggu kehidupan masyarakat karena hanya berkeliaran di seputar kawasan Makam Ratu Baguskuning.
"Cerita tentang para kera yang menjaga makam juga membuat makam itu bisa ada sampai sekarang. Masyarakat bisa mengetahui seberapa besar peranan ratu yang dimakamkan di sana," kata Vebry, Sabtu (11/3).
Selain itu, Vebry menilai, mitos-mitos itu bisa menjadikan kawasan ini sebagai salah satu tempat yang memiliki nilai budaya dan sejarah. Tentu saja, akan bisa menjadi objek wisata tersendiri. Sebab itu, alangkah baiknya kawasan ini tetap dipertahankan seperti sekarang tanpa adanya segala macam bentuk pembangunan yang mungkin bisa mengancam keberadaan makam dan populasi para kera disana.
Perihal Ratu Baguskuning, beber Vebry, bisa dikatakan sebagai salah satu legenda yang berkembang di masyarakat Sumsel. Kurang lebih sama seperti keberadaan cerita Pahit Lidah yang ceritanya berkembang di daerah Besemah.
Konon, Ratu Baguskuning merupakan salah satu keturunan dari Wali Songo yang diperintah menyebarkan Islam di wilayah Batanghari Sembilan. Ia lalu berangkat ke Palembang untuk selanjutnya mendatangi sejumlah daerah di Sumatera.
Dalam perjalanannya, masih kata Vebry, Ratu Baguskuning menemukan banyak aral rintangan, mulai dari bertarung dengan keadaan alam hingga bertemu dengan sejumlah prajurit. Di suatu perjalanannya, ia singgah di suatu tempat (yang sekarang menjadi lokasi keberadaan makam) untuk sekedar istirahat atau berteduh.
"Di sana, ia diganggu siluman kera dan terjadi pertarungan. Sesuai janji sebelum bertarung, rombongan siluman kera yang kalah patuh dengan ratu hingga menjaga makam ratu tersebut," kata Vebry.