SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris menyatakan optimis kontribusi program jaminan kesehatan nasional-kartu Indonesia sehat atau JKN-KIS terhadap perekonomian nasional diperkirakan bakal mencapai Rp289 triliun pada tahun 2021.
Ia melihat, program JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan terus menghasilkan kinerja yang semakin positif dan diharapkan semakin baik untuk ke depannya.
Modal kinerja yang baik sangat penting dalam menuju cakupan semesta (universal health coverge/UHC) jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat Indonesia.
Di tahun 2016, berbagai pencapaian telah didapatkan di antaranya rapor hijau dari Kantor Staf Kepresidenan (KSP) yaitu dua target akhir tercapai di antaranya terdistribusi Kartu Indonesia Sehat 100 persen, tercapainya jumlah fasilitas kesehatan (Faskes) yang bekerjasama sebanyak 88 persen dari target yang diberikan pemerintah yaitu 70 persen.
Hinggal 13 Januari 2017, jumlah peserta JKN-KIS sudah mencapai 172.620.269 juta jiwa. BPJS Kesehatan juga telah bekerjasama dengan kurang lebih 26.337 Faskes. Baik itu Faskes tingkat pertama (Puskesmas, Klinik Pratama, Dokter Praktek perorangan, dll) dan Faskes rujukan tingkat lanjutan (rumah sakit, apotek, Lab, dll) yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menunjukkan kontribusi total JKN-KIS terhadap perekonomian Indonesia di tahun 2016 mencapai Rp152,2 triliun. Pada tahun 2021 kontribusinya diperkirakan meningkat sampai Rp 289 triliyun," kata Fachmi pada Rapat Arahan Strategis Nasional (Rasnas) BPJS Kesehatan Tahun 2017 dengan tema “Meningkatkan Kesinambungan Program JKN-KIS Menuju Cakupan Semesta melalui Keberlangsungan Finansial dan Kepuasan Peserta” di Ballroom 2 Lantai 1 Hotel Aryaduta Palembang, Rabu (25/1/2017).
Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengatakan dampak JKN-KIS terhadap perekonomian Indonesia sifatnya positif dan berkelanjutan.
"Dalam jangka pendek, program JKN-KIS akan mendorong aktivitas ekonomi untuk sektor yang bersinggungan, seperti jasa kesehatan pemerintah, industri farmasi, alat kesehatan dan non kesehatan," katanya.
Fachmi menambahkan untuk jangka panjang, program JKN-KIS mendorong peningkatan mutu modal manusia.
"Mutu modal manusia merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan," katanya.
Sementara untuk tahun 2016, kontribusi total JKN-KIS terhadap perekonomian Indonesia mencapai Rp152,2 triliun.
Adapun rinciannya, meliputi jasa kesehatan yang diselenggarakan pemerintah mencapai Rp57,9 triliun, industri farmasi Rp10,1 triliun, industri alat kesehatan Rp10,20 triliun, jasa kesehatan dan kegiatan sosial swasta Rp14,6 triliun serta JKN-KIS Rp6,8 triliun.
Selanjutnya industri makanan, minuman dan tembakau Terdampak Rp17,2 triliun, perdagangan selain mobil dan sepeda motor Rp7,5 triliun, jasa angkutan, pos dan kurir Rp3,5 triliun, jasa keuangan dan persewaan Rp2,4 triliun dan sektor lainRp38,6 triliun.