Mengenang Fatmawati, Istri Soekarno yang Menjahit Sang Saka Merah Putih dalam Keadaan Hamil Tua
Mengenang sosok Fatmawati, istri Presiden ke-1 RI Soekarno, rela menjahit sang Saka Merah Putih meski dalam keadaan hamil tua.
SRIPOKU.COM -- Mengenang sosok Fatmawati, istri Presiden ke-1 RI Soekarno, salah satu sosok penting dalam sejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Tahun ini, Indonesia akan merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-80 tahun.
Lantas seperti apa sosok penting dalam sejarah Kemerdekaan RI, Ibu Fatmawati.
Perempuan kelahiran 5 Februari 1923 di Bengkulu itu, rela menjahit sang Saka meski dalam keadaan hamil tua.
Saat itu, Fatmawati tengah hamil putra sulungnya, Guntur Soekarnoputra.
Fatmawati terlahir dari pasangan Hasan Din dan Siti Chadijah.
Hasan Din dikenal sebagai seorang pengusaha dan tokoh Muhammadiyah di Bengkulu, sedangkan Siti Chadijah merupakan keturunan Kerajaan Indrapura.
Fatmawati dipertemukan dengan Soekarno (Bung Karno) ketika presiden pertama RI itu, dipindahkan dari tempat pengasingannya di daerah Flores, NTT ke Kota Bengkulu.
Sosok Fatmawati yang cantik dan pintar, membuat Ir. Soekarno memutuskan menikahinya pada tanggal 1 Juni 1943.
Dikutip dari situs resmi Pemerintah Provinsi Bengkulu, dari pernikahan Bung Karno dan Fatmawati dikaruniai lima orang putra dan putri.
Mereka adalah Guntur Soekarno Putra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarno Putri, Sukmawati Soekarno Putri, dan Guruh Soekarno Putra.
Salah satu putrinya, yakni Megawati juga merupakan Presiden ke-5 RI. Ia pun Ketua Umum PDIP saat ini.
Peran Fatmawati Sang Penjahit Bendera Merah Putih
Fatmawati berperan menjahit bendera merah putih secara manual untuk dikibarkan saat Upacara Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Rupanya, gagasan Fatmawati ini mendahului ide Ir. Soekarno dan tokoh kemerdekaan lainnya.
Saat itu, Fatmawati tak sengaja mendengar pembahasan bendera Indonesia belum ada. Tepatnya, ketika Ir.Soekarno bersama tokoh lain sedang berkumpul menyiapkan peralatan untuk pembacaan naskah teks proklamasi.
Lantas, Fatmawati mencoba untuk menjahit bendera sang Saka Merah Putih.
Fatmawati yang sedang mengandung anak pertamanya ini, rela menjahit bendera Merah Putih. Ia menggunakan alat jahit tangan.
Istri Soekarno itu, menjahit bendera Merah Putih berukuran 2x3 meter di ruang makan.
Fatmawati pun berharap, hasil jahitannya ini dapat digunakan untuk keperluan bangsanya.
Dalam buku berjudul Berkibarlah Benderaku (2003), dijelaskan Fatmawati menjahit menggunakan mesin jahit Singer, yang hanya bisa digerakan menggunakan tangan saja.
Diberitakan Tribunnews, Fatmawati menyelesaikan jahitan bendera Merah Putih dalam waktu dua hari.
Bendera Merah Putih itu, untuk pertama kalinya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.
Hingga akhirnya bendera Sang Saka yang dijahit oleh Fatmawati ini, dikibarkan dalam upacara kenegaraan.
Namun, bendera Merah Putih Fatmawati digantikan oleh duplikatnya, lantaran usianya yang sudah tua.
Untuk menjaga keutuhannya, bendera tersebut, difungsikan sebagai Bendera Pusaka dan disimpan di Monumen Nasional.
Pada usia 57 tahun, Fatmawati meninggal dunia di Kuala Lumpur, Malaysia 14 Mei 1980.
Ia meninggal karena serangan jantung setelah perjalanan pulang melaksanakan ibadah umroh dari Mekkah. Fatmawati dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta, dikutip dari Kemdikbud.
Monumen Fatmawati
Tercapainya proklamasi Kemerdekaan RI tak lepas dari peran sosok Fatmawati Soekarno. Ibu Negara yang menjahit bendera pusaka dari kain berwarna merah dan putih.
Hingga sang Saka Merah Putih berkibarlah pada momen Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945, diiringi lagu Indonesia Raya ciptaan W. R. Supratman.
Untuk mengenang sejarah, pemerintah melalui inisiasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) membangun Monumen Pahlawan Nasional Ibu Agung Hj. Fatmawati, di Kota Bengkulu, tepatnya Bundaran Simpang Lima.
Presiden saat itu, yakni Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Monumen Pahlawan Nasional Ibu Agung Hj. Fatmawati Sukarno di Simpang Lima Ratu Samban, pada Rabu, 5 Februari 2020.
Peresmian ini dilakukan bertepatan hari lahir Ibu Fatmawati, yaitu pada 5 Februari 1923.
Dalam sambutannya, Presiden mengenang Ibu Fatmawati sebagai seorang tokoh pahlawan bangsa yang sangat berjasa, baik pada bangsa maupun negara.
"Ibu Fatmawati bukan hanya ibunya warga Bengkulu, tapi juga ibunya seluruh rakyat Indonesia. Beliau selamanya akan dikenang karena visi dan pandangan beliau yang jauh ke depan, dan juga atas jasa beliau kita bangsa Indonesia memiliki bendera pusaka Merah Putih yang tadi sudah diceritakan panjang lebar oleh Ibu Sukmawati, yang dijahit dengan tangan beliau sendiri, dan dipersiapkan sebelum Indonesia merdeka," kata Jokowi, dilansir Setneg.go.id.
Jokowi mengatakan, Ibu Fatmawati selalu setia mendukung perjuangan Presiden Soekarno.
"Monumen ini menjadi penanda bukti hormat kita atas perjuangan beliau Ibu Fatmawati. Mengingatkan kita semua anak-anak bangsa generasi penerus untuk meneladani sikap kenegarawanan Ibu Fatmawati. Memotivasi bangkitnya sikap-sikap kepahlawanan, rela berkorban untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa," kata Presiden.
Monumen Fatmawati merupakan karya maestro patung Indonesia asal Bali I Nyoman Nuarta. Monumen patung Ibu Fatmawati yang sedang menjahit ini, memiliki total tinggi 7 meter.
Terdiri atas dudukan setinggi 2 meter dan patung setinggi 5 meter.
Fatmawati
Soekarno
menjahit Sang Saka
Bendera Merah Putih
menjahit bendera pusaka Merah Putih
Sripoku.com
3 Contoh Doa Upacara Kemerdekaan 17 Agustus 2025, Lengkap Arab, Latin dan Artinya |
![]() |
---|
Pastikan Pelayanan Prima, Polres Muara Enim Tinjau Kesiapan Kendaraan Dinas |
![]() |
---|
Demi Juara Peserta Perahu Bidar Lakukan Persiapan Ekstra: Latihan Fisik Hingga Gelar Doa Keselamatan |
![]() |
---|
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 10 SMA Materi Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linear |
![]() |
---|
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 10 SMA/MA Materi Bab 3 Perbandingan Trigonometri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.