Prada Lucky Tewas Dianiaya Senior

SENIOR yang Aniaya Prada Lucky ada Prajurit Atlet Tinju yang Meraih Medali, Kelompok Tangan Kosong

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menerangkan sudah 20 prajurit TNI yang ditetapkan sebagai tersangka

Editor: Welly Hadinata
Istimewa
ATLET TINJU - Pratu inisial ARR, salah satu dari 20 prajurit TNI yang jadi tersangka kasus tewasnya Prada Lucky kini menjadi sorotan. Pratu ARR ternyata adalah seorang atlet tinju. 

SRIPOKU.COM - Pratu inisial ARR, salah satu dari 20 prajurit TNI yang jadi tersangka kasus tewasnya Prada Lucky kini menjadi sorotan.

Dihimpun dari berbagai sumber, Pratu ARR ternyata adalah seorang atlet tinju.

Sebelumnya Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menerangkan sudah 20 prajurit TNI yang ditetapkan sebagai tersangka.

"Ke 16 personel itu sudah juga ditetapkan sebagai tersangka. Sehingga total ada 20 personel prajurit yang ditetapkan sebagai tersangka," katanya.

Awalnya TNI baru menetapkan empat orang sebagai tersangka.

"Untuk yang 4 orang awal itu sudah dipindah penahanannya di Denpom Kupang. 16 orang menyusul ini karena baru selesai pemeriksaan, posisi masih di Ende," katanya.

Dua Kelompok Senior yang Aniaya Prada Lucky

Pemeriksaan didalami guna mengetahui peran masing-masing tersangka atas kematian Prada Lucky Namo.

Sebab beredar informasi bahwa ada dua kelompok penganiaya Lucky.

Satu kelompok menggunakan selang, satunya lagi tangan kosong.

Selain prajurit perwira pangkat Letda, nama Pratu ARR jadi sorotan sebagai tersangka yang menganiaya Prada Lucky.

Ia ternyata seorang atlet tinju.

Disebutkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Staf-1/Intel Yonif 834/WM (Wakanga Mere), empat prajurit TNI itu melakukan pemukulan terhadap Prada Lucky menggunakan tangan kosong di Rumah Jaga Kesantrian pukul 01.30 Wita, Rabu (30/7/2025).

"Empat orang tersangka dilakukan penahanan di Subdenpom IX/1-1 Ende, sebagai berikut: Pratu AA, Pratu EDA, Pratu PNBS, Pratu ARR," ungkap Wahyu.

Sosok Pratu ARR

Dihimpun juga dari berbagai sumber, ARR dikenal dengan nama Yanto Radja.

Pangkatnya yakni Prajurit Satu atau Pratu.

Pangkat kedua terendah dalam jenjang Tamtama di Kemiliteran Indonesia. Artinya Yanto memiliki pangkat lebih tinggi dari Lucky Namo yang merupakan Prajurit Dua (Prada).

Mengutip dari Tribun Bogor, ARR adalah  alumni SMAKN 3 Maumere.

Ia tinggal di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Awalnya Pratu ARR bertugas di Batalyon Zeni Tempur 18/Yudha Karya Raksaka atau Yon Zipur 18/YKR.

Juni 2025 ia pindah tugas ke Batalyon Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere.

"Terima kasih banyak untuk kompi Zipur B Mataram YKR atas kedinasan kami selama disana kami mohon maaf sebesar besarnya bila kami ada kesalahan 

Sampai jumpa di lain waktu," tulisnya di media sosial.

Dalam media sosialnya ia juga menuliskan sebagai atlet Persatuan Tinju Amatir (Pertina) Sikka dan Pertina Kota Mataram.

ARR juga pernah memposting foto ketika memakai medali Porprov (Pekan Olahraga Provinsi).

Akun TikTok alletriazka mengaku sebagai tetangga ARR.

Ia bercerita dulu ARR merupakan sosok yang pendiam dan baik.

"Maaf ini tetangga saya di kampung (Maumere Flores sikka) rumah nya dlu bertetanggaan dengan rumah sy. Waktu kecil anak ini pendiam baik, sampai tugas di Denpasar selama 2 tahun aman dan tidak ada kasus," katanya.

Dia mengaku kaget mendengar ARR menjadi tersangka kasus kematian Prada Lucky Namo.

"Kaget ajj lihat berita dia salah satu nya, tapi klw di lihat2 dri latar belakang keluarga nya ,anak ini juga tulang punggung keluarga, anak nya sopan , pendiam," katanya.

Ia pun mempertanyakan tindakan yang dilakukannya atas dasar kemauan sendiri, atau ada perintah.

"Tapi ya kita gak tau ya apa benar dia pukul itu murni karna atas kemauan dia, atau ada yg memerintah, sy tidak bela dia hanya menurut opini sy sja, krna anak ini dlu pendiam dan baik .. semoga dia jujur dan ikut prosedur sesuai hukum berlaku," tulisnya di TikTok.

Ayah Lucky didatangi Pandam Udayana

Pandam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto mendatangi kediaman Prajurit Dua (Prada) Lucky Namo di Kelurahan Kuanino Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (11/8/2025) siang. 

Ayah Prada Lucky Namo, Serma Christian Namo didampingi istrinya, Sepriana Paulina Mirpey serta keluarga besar Namo. Paulina sempat histeris dan bersimpuh di kaki Piek saat tiba di rumah duka. 

Setelah mendengar curahan dari Paulina, Piek mempersilahkan Christian untuk menyampaikan harapan dan permintaannya. Christian mengawali itu dengan memohon maaf atas sikapnya yang sempat menjadi sorotan. 

Dia mengaku tidak bermaksud apapun mengenai kejadian itu. Tindakan dan ucapannya adalah luapan emosional sebagai seorang ayah kandung Lucky. 

"Saya akan meminta pertanggungjawaban seorang Ankum terhadap anggotanya, kenapa sampai terjadi kerugian personel," katanya. Ankum merujuk pada istilah militer yang berarti atasan yang berhak menghukum. 

Christian kemudian menyampaikan keluhan lainnya mengenai penanganan Prada Lucky Namo saat dalam keadaan darurat. Ia menilai tidak ada kejelasan dan berujung kematian anaknya. 

"Pertanggungjawaban dokter Kes Batalyon yang memanipulasi data informasi/data. Pertanggungjawaban dokter Yon harus di pertanyakan kredibilitasnya seorang dokter hingga berani memanipulasi data/laporan medis," ujarnya. 

 Christian mengklaim memiliki bukti perihal tuduhannya ke para medis Batalyon yang diduga melakukan manipulasi laporan medis. 

"Tidak bermaksud menyudutkan siapapun," tambah dia. 

Dia melanjutkan, para pelaku harus bertanggungjawab dan dihukum seberat-beratnya bahkan hukuman mati, termasuk pemecatan. Christian menilai pengamanan personel tidak beraturan. 

"Ankum harus pertanggung jawabkan semua yang terjadi di dalam satuan yang dipimpin olehnya. Proses pelaku secepatnya dengan transparan dan terbuka," katanya. 

Lusi Namo, kakak kandung Prada Lucky Namo juga menaruh harapannya pada kasus ini. Dia berharap ada keadilan bagi adiknya. Baginya, Lucky adalah penopang dan penghibur ibunya, Paulina. 

"Saya berharap keadilan untuk adik saya, jangan ada yang ditutup-tutupi," katanya. 

Piek dalam kesempatan itu kemudian mengaku akan merekam berbagai penyampaian dari keluarga. Ia berjanji akan menindaklanjuti berbagai hal sesuai kewenangannya. 

"Permintaan keluarga, Sersan Mayor Christian ingin keadilan ditegakkan dan proses hukum seadil-adilnya. Tidak pandang bulu, seluruhnya kita periksa sesuai mekanisme," ujarnya.


Sebagian artikel ini telah tayang di BangkaPos.com

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved