Diplomat Kemenlu Tewas Dilakban

Sosok Krimonolog yang Sebut Kasus Arya Daru Perkara Mudah, Sudah Jadi Profesor di Usia 35 Tahun

Seorang kriminolog secara lantang menyentil kinerja Polda Metro Jaya dalam mengungkap kasus kematian Arya Daru. Padahal, kasus ini mudah, menurutnya.

Editor: Refly Permana
Kolase Instagram/facebook Arya Daru Pangayunan
NASIB ANAK ARYA: Kolase potret diplomat muda Kemenlu, Arya Daru semasa hidup bersama istri (kanan) dan potret Arya daru bersama istri dan anak-anaknya (kiri). Hingga Rabu (16/7/2025) sejak jasad ditemukan pada 8 Juli 2025, motif kematiannya masih belum terungkap. 

Selain itu, Adrianus Sembiring Meliala juga dikenal sebagai penulis dan peneliti yang berhubungan dengan masalah-masalah kriminologi, terutama yang berkaitan dengan polisi dan kejahatan trans-nasional.

Adrianus Sembiring Meliala juga pernah ditunjuk Menteri Hukum dan HAM menjadi Ketua Balai Pertimbangan Pemasyarakatan pada tahun 2009.

Adrianus Sembiring Meliala lahir di Sungai Liat, Pulau Bangka pada 28 September 1966.

polisilamban
Krimonolog dari Universitas Indonesia, Adrianus Meliala.

Pria berusia 56 tahun itu menghabiskan masa sekolahnya di Jakarta Barat.

Beliau mulai menempuh pendidikannya dengan masuk ke Sekolah Dasar Perguruan Katolik Bunda Hati Kudus, Grogol, Jakarta Barat.

Pada saat kelas III SD, ayahnya meninggal dunia pada usia 35 tahun akibat terserang kanker.

Saat sang ayah masih hidup, kebutuhan Adrianus, ibunya dan kedua adiknya tercukupi secara baik dengan menerapkan pola hidup sederhana.

Mau tidak mau, setelah kepergian sang ayah, ibunya harus mengambil alih seluruh peran untuk mendidik dan membesarkan anak-anaknya.

Maka tak heran, alasan dibalik suksesnya Adrianus Sembiring Meliala saat ini adalah berkat sang ibu.

Pada tahun 1985, Adrianus Sembiring Meliala ke Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Disana ia mengambil jurusan Kriminologi.

Ia memutuskan untuk masuk ke jurusan tersebut lantaran tak banyak peminat sementara quotanya lumayan.

Di jurusan itu dia melihat peluang cukup besar untuk diterima.

Ia pun mendaftar dan ikut ujian seleksi tanpa mengetahui dengan jelas apa yang akan dia pelajari, dan bagaimana peluang kerja lulusan kriminologi.

Saat masih di bangku kuliah, dia sempat magang dan bekerja di sebuah majalah sebagai wartawan.

Honor yang dia peroleh dari kerja tersebut ia bagikan kepada ibu dan adik-adiknya.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved