Harga Emas di Palembang Kembali Anjlok Jelang Akhir Pekan, Dipicu Data Ketenagakerjaan AS

SRIPOKU.COM, PALEMBANG – Setelah sempat menunjukkan tren kenaikan, harga emas di Palembang kembali anjlok menjelang akhir pekan ini, Jumat (4/7/2025).

Penurunan ini terjadi baik pada emas perhiasan maupun emas batangan atau logam mulia.

Di Toko Emas Makmur Jaya terminal Perumnas Sako, harga emas perhiasan kadar 92 persen (22 karat) dengan berat 6,7 gram kini dibanderol Rp10.350.000 per suku, turun Rp50.000 dari harga kemarin yang mencapai Rp10.400.000 per suku.

Jika dihitung per gram, harganya juga turun tipis menjadi Rp1.540.000 per gram dari sebelumnya Rp1.550.000 per gram.

Berbeda tipis, di Toko Emas Laris Pasar 16 Ilir, harga emas perhiasan cenderung stagnan.

Untuk cincin, harga tetap di Rp10.450.000 per suku, sementara gelang dan kalung dibanderol Rp10.400.000 per suku. Harga-harga ini sudah termasuk upah pembuatan perhiasan.

Di Galeri 24 Pegadaian, harga emas perhiasan juga terpantau stabil dengan beragam harga sesuai kadarnya:

8k: Rp750.000 - Rp780.000 per gram
16k: Rp1.350.000 - Rp1.380.000 per gram
17k: Rp1.400.000 - Rp1.450.000 per gram
24k/99: Rp1.900.000 - Rp1.950.000 per gram.
 
 Penurunan juga terjadi pada harga emas murni jenis Antam dan Galeri 24 Pegadaian, baik untuk harga jual maupun buyback.

Harga emas Antam hari ini dibanderol Rp1.911.000 per gram, turun Rp4.000 per gram dari harga kemarin yang Rp1.915.000. Sementara itu, harga buyback Antam juga turun menjadi Rp1.751.000 per gram, dari sebelumnya Rp1.755.000 per gram.

Serupa, harga emas murni Galeri 24 Pegadaian hari ini dibanderol Rp1.886.000 per gram, dengan harga buyback Rp1.754.000 per gram.

Awi, pemilik Toko Emas Makmur Jaya, menjelaskan penyebab utama di balik anjloknya harga emas global yang turut berdampak di pasar lokal.

Menurutnya, harga emas ambruk 1persen pada perdagangan Kamis (3/7/2025) dipicu oleh data penggajian AS yang lebih kuat dari perkiraan.

"Kondisi ini memperkuat ekspektasi bahwa The Federal Reserve (The Fed) tidak mungkin memangkas suku bunga secepat yang diantisipasi sebelumnya," kata Awi.

Data ketenagakerjaan yang positif di Amerika Serikat seringkali membuat Bank Sentral AS (The Fed) mempertahankan suku bunga tinggi, atau setidaknya menunda pemangkasan suku bunga.

Suku bunga yang tinggi membuat investasi pada aset berpendapatan tetap seperti obligasi menjadi lebih menarik, sehingga mengurangi daya tarik emas yang tidak menawarkan imbal hasil bunga. Ini yang kemudian menekan harga logam mulia.