Breaking News

Kunci Jawaban

Jurnal Makna, Urgensi dan Strategi Internalisasi Pendidikan Nilai dalam Kerangka Pendidikan Nasional

Contoh pembuatan jurnal pembelajaranku ini dengan tema Makna, Urgensi dan Strategi Internalisasi Pendidikan Nilai dalam Kerangka Pendidikan Nasional.

|
Freepik
JURNAL MODUL 3 - Ilustrasi penyusunan jurnal. Jurnal Makna, Urgensi dan Strategi Internalisasi Pendidikan Nilai dalam Kerangka Pendidikan Nasional 

SRIPOKU.COM - Berikut ini contoh pembuatan jurnal pembelajaranku Modul 3 PPG 2025, Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai.

Jurnal pembelajaran modul 3 ini diperuntukkan untuk Ibu/Bapak yang tengah mengikuti PPG Guru Tertentu.

Contoh pembuatan jurnal pembelajaranku ini dengan tema Makna, Urgensi dan Strategi Internalisasi Pendidikan Nilai dalam Kerangka Pendidikan Nasional.

Cover jurnal:

JURNAL PEMBELAJARAN MODUL 3
FILOSOFI PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN NILAI

Aksi Nyata

Topik 2: Makna, Urgensi dan Strategi Internalisasi Pendidikan Nilai dalam Kerangka Pendidikan Nasional

Disusun Oleh:

Nama: 
NIM:
LPTK:
B. Sudi Sertifikasi:

UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UNM) PENDIDIKAN PROFESI BAGI GURU TERTENTU (PPG) TAHUN 2025

Baca juga: Panduan Cara Membuat Jurnal Modul 2, Topik Pentingnya CASEL, Pembelajaran Sosial Emosional

Isi jurnal:

Aksi Nyata Modul 2:

Makna, Urgensi dan Strategi Internalisasi Pendidikan Nilai dalam Kerangka Pendidikan Nasional

A. Pendahuluan

Sistem Pendidikan Nasional Indonesia, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, memiliki tujuan luhur yang melampaui sekadar transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan teknis Tujuan fundamentalnya adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Visi ini secara eksplisit menegaskan bahwa pembentukan karakter dan penanaman nilai-nilai luhur merupakan jantung dari seluruh proses pendidikan di Indonesia. Pendidikan nilai tidak akan efektif jika hanya berhenti pada level kognitif atau pengetahuan tentang mana yang baik dan buruk.

Kunci keberhasilannya terietak pada proses internalisasi, yaitu sebuah proses penanaman. penghayatan, dan pembiasaan nilai nilai secara mendalam sehingga menyatu dan mendarah daging (terinternalisasil dalam diri peserta didik.

Proses ini bertujuan agar nilai nilai tersebut tidak hanya dipahami, tetapi juga menjadi kompas moral yang secara otentik memandu sikap, tutur kata, dan perilakudalam kehidupan sehari-hari.

B. Konsep Pendidikan Nilai

Seperti yang kita ketahui, Pendidikan Nilai adalah usaha sadar dan terencana untuk menanamkan, mengembangkan, dan menginternalisasikan nilai-nilai tertentu pada peserta didik, guna membentuk etika, moral, budi pekerti, dan karakter.

Tujuannya adalah membentuk manusia Indonesia seutuhnya ("insan kamil") yang matang secara intelektual, emosional, spiritual, dan sosial Konsep konsep kunci terkait meliputi:

1. Nilai: Keyakinan dasar tentang apa yang baik, benar, atau diinginkan. sebagai rujukan pilihan dan tindakan.
2. Moral: Penilaian baik/buruknya perbuatan berdasarkan kaidah nilai yangberlaku.
3. Etika: Kapanı filosofis sistematis tentang nilai dan prinsip moral.
4. Karakter: Perwujudan nilai dalam perilaku konsisten: kepribadian yang dinilaisecara moral

C. Urgensi Pendidikan Nilai dalam Dunia Pendidikan

Secara garis besar, urgensi pendidikan nilai dapat dirangkum dalam empat pilar utama:

1. Menjawab Krisis Moral dan Etika

  1. Berbagai fenomena sosial menunjukkan adanya degradasi moral yang mengkhawatirkan di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda. Perilaku seperti meningkatuva kasus perundungan (bullying), tawuran antar pelajar, intoleransi, penyebaran hoaks, hingga bibit perilaku koruptif sejak di bangku sekolah menjadi cerminan nyata dari memudarnya nilai-nilailuhur.
  2. Pendidikan nilai hadir sebagai intervensi mendasar untuk mengatasi krisis ini. Tujuannya adalah menanamkan kembali nilai-nilai esensial seperti kejujuran, tanggung jawab, empati, hormat, dan keadilan

2. Filter di Era Globalisasi dan Digitalisasi

Kita hidup di era keterbukaan informasi yang tanpa batas. Arus globalisasi dan kemajuan teknologi digital membawa dampak positif sekaligus negatif. Generasi muda dengan mudah terpapar pada berbagai budaya dan ideologi asing melalui internet dan media sosial. Dalam konteks ini, pendidikan nilai berfungsi sebagai "filter internal atau benteng pertahanan la membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir kritis dan pertimbangan

3. Fondasi Pembangunan Karakter Bangsa

Pendidikan nilai secara langsung bertujuan untuk membangun pilar-pilar karakter utama seperti integritas, gotong royong, kemandirian, dan religiositas. Dengan menginternalisasi nilai-nilai ini, generasi penerus diharapkan tumbuh menjadi warga negara yang berintegritas, antikorupsi, toleran terhadap perbedaan, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa

4. Sarana Pencegahan Dini Intoleransi dan Korupsi

Dua masalah besar yang mengancam persatuan dan kemajuan Indonesia. adalah intoleransi dan korupsi. Pendidikan nilai memiliki peran strategis dalam mencegah kedua masalah ini dari akarnya.

  1. Mencegah Intoleransi: Dengan menanamkan nilai-nilai seperti Bhinneka. Tunggal Ika, toleransi, saling menghargai, dan dialog, pendidikan nilai dapat membentengi generasi muda dari paham radikal dan eksklusif yang memecah belah persatuan.
  2. Mencegah Korupsi: Nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawah yang diajarkan sejak dini merupakan vaksin paling ampuh untuk mencegah perilaku koruptif di masa depan. Membiasakan siswa untuk tidak mencontek, mengakui kesalahan, dan bersikap adil adalah latihan awal untuk membangun budava antikorupsi.

Dengan demikian, urgensi pendidikan nilai tidak dapat ditawar lagi. la adalah investasi jangka panjang untuk menyelamatkan masa depan. bangsa, memastikan bahwa kemajuan teknologi dan ekonomi berjalan selaras dengan kekuatan moral dan kearifan sosial masyarakatnya. Mengabaikan pendidikan nilai berarti membiarkan generasi mendatang tumbuh tanpa kompas moral yang jelas di tengah derasnya arus perubahan dunia

D. Strategi Internalisasi Nilai dalam Pembelajaran

1. Pendekatan kognitif

Penanaman nilai melalui pendekatan kognitif bertujuan untuk mengembangkan pemikiran moral dan kemampuan individu untuk membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dipahami secara rasional. Metode yang dapat digunakan antara lain melalui story telling. diskusi, atau telaah loasus

2. Pembiasaan

Penanaman nilai melalui pembiasaan bertujuan untuk membentuk karakter dan sikap seseorang dengan melakukan tindakan positif secara berulang hingga menjadi kebiasaan. Seperti yang disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara bahwa pendidikan karakter pada hakikatnya adalah pembudayaan atau pembiasaan Membentuk rutinitas dan kegiatan refleksi rutin adalah beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk membiasakan karakter yang baik.

3. Pengkondisian lingkungan belajar

Penanaman nilai melalui pengkondisian bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk berkembangnya nilai-nilai positif yang diharapkan. Misalnya dengan memberikan stimulus tertentu secara berulang sehingga individu terbiasa merespons dengan cara yang diharapkan, pemberian afirmasi terhadap perilaku positif, atau sebaliknya memberikan konsekuensi apabila menunjukkan perilaku yang tidak
diharapkan.

4. Keteladanan yang konsisten

Penanaman nilai melalui keteladanan adalah metode yang sangat efektif karena individu cenderung meniru perilaku orang-orang di sekitarnya. terutama yang mereka anggap sebagai panutan

E. Peran dan Komitmen Guru dalam Pendidikan Nilai

Dalam ekosistem pendidikan, guru adalah spisentrum sekaligus jung tombak keberhasilan penanaman nilai. Tanpa peran aktif dan kesadaran penuh dari seorang pendidik, strategi dan kurikulum terbaik sekalipun akan menjadi dokumen tak bermakna.

Sebagai pendidik, penting bagi Bapak/Ibu untuk memahami bagaimana konsep konsep dalam pendidikan nilai berhubungan dengan mata pembelajaran lain serta pengalaman nyata adalah peran peran fundamental guru dalam pendidikan nilai

1. Guru sebagai Teladan Hidup (Uswatun Hasanah)

Ini adalah peran yang paling fundamental dan berdampak. Nilai tidak cukup diajarkan dengan kata-kata, tetapi harus ditunjukkan melalui perilaku nyata, seperti:

a. Integritas: Guru yang jujur dalam merulu, mengakui kesalahan, dan menepati janii sedang mengajarkan nilai integritas

b. Disiplin: Guru yang datang tepat waktu, mengelola waktu pembelajaran dengan baik, dan konsisten dengan aturan sedang menanamkan nilai disiplin

c. Kesantunan: Cara guru berbicara, merespons pertanyaan, dan memperlakukan setiap siswa dengan hormat adalah pelajaran langsung tentang empati dan kesopanan

2. Guru sebagai Inspirator dan Motivator

Seorang guru harus mampu menyalakan api semangat dalam diri siswa untuk menjadi pribadi yang lebih baik, seperti:

a. Kisah Inspiratif: Menceritakan lisah pahlawan, tokoh masyarakat, atau bahkan pengalaman pribadi yang sarat dengan nilai-nilai luhur dapat menginspirasi siswa

b. Apresiasi: Memberikan penguatan positif dan apresiasi yang tulus ketika siswa menunjukkan perilaku baik (misalnya, menolong teman. jujur mengembalikan barang yang ditemukan) akan memotivasi mereka untuk mengulangi perbuatan tersebut.

F. Bentuk Aksi Nyata (Rancangan Pembelajaran pada Pendidikan Nilai)

Setelah memahami Makna, Urgensi dan Strategi Internalisasi Pendidikan Nilai dalam Kerangka Pendidikan Nasional serta mengetahui bagaimana strategi internalisasinya, maka ke depannya, sebagai guru saya akan melakukan berbagai aksi/kegiatan pembelajaran yang bisa menekankan pada nilai-nilai Pendidikan seperti:

1. Mengembangkan Metode Pembelajaran Partisipatif dan Aktif

Fokus pada metode yang mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan refleksi nilai, seperti

a. Diskusi interaktif untuk menggali pemahaman siswa tentang nilai-nilai dan dampaknya daları kehidupan sehari hari

b. Pembelajaran berbasis proyek (PBL) yang memungkinkan siswa menerapkan nilai-nilai dalam konteks nyata, seperti proyek lingkungan yang menumbuhkan nilai kepedulian.

c. Permainan peran atau simulasi untuk melatih siswa menghadapi dilema moral dan membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai yang telah dipelajari

2. Membangun Lingkungan Sekolah yang Berkarakter

Berkontribusi dalam menciptakan suasana sekolah yang kondusif bagi internalisasi nilai, yaitu dengan

a. Menegakkan aturan dan tata tertib yang mencerminkan nilai-nilai positif, seperti disiplin, keadilan, dan tanggung jawal

b. Membangun budaya kolaborasi antara guru, siswa, orang tua, dan masyarakat dalam upaya pendidikan nilai

c. Mengadakan kegiatan ekstralcurikuler yang berorientasi pada pengembangan karakter dan nilai, seperti kegiatan sosial, seni, atau olahraga

d. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap perilaku siswa yang mencerminkan nilai-nilai positif, untuk memotivasi dan memperkuat kekuasaan baik

3. Melakukan Evaluasi Berkelanjutan

Kegiatan secara rutin mengevaluasi efektivitas strategi internalisasi nilai yang telah diterapkan, dengan cara seperti

a. Mengamati perubahan perjoku siswa sebagai indikator keberhasilan internalisasi nilai

b. Melakukan refleksi diri terhadap praktik mengajar dan dampaknya terhadap perkembangan nilai siswa

c. Mencari umpan balik dari siswa, rekan guru, dan orang tua mengenai implementasi pendidikan nilai

d. Menyesuaikan strategi jika ditemukan area yang memerlukan perbaikan atau pengembangan lebih lanjut

Dengan demikian, sebagai guru tugas utama adalah menjembatani antara teori dan praktik, agar nilai-nilai tersebut tidak hanya menjadi wacana, tapi benar-benar mewujud dalam tindakan dan karakter peserta didik, demi mendukung tujuan pendidikan nasional membentuk manusia, Indonesia seutuhnya,

G. Rancangan Pembelajaran Pendidikan Nilai pada Pembelajaran Pendidikan Pancasila 

A. Identitas Modul

Mata Pelajaran: Pendidikan Pancasila

Kelas/Fase: IV/B

Materi: Mempraktekkan makna sila-sila Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

Alokasi waktu: 2 JP x 35 menit

B. Kompetensi Awal

Peserta didik dapat mempraktekkan makna sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari bari

I. Profil Pelajar Pancasila

a. Dimensi: Gotong Royong dan Bernalar Kritis, Kemandirian
b. Elemen: Mengidentifikasi, mengklarifikasi dan mengolah informasi gagasan
c. Sub Elemen: Kerjasama
d. Aktualisasi dalam pembelajaran: Peserta didik mampu bekerjasama secara kelompok untuk menyelesaikan lembar kerja yang diberikan oleh guru sesuai waktu yang telah ditentukan,

C. Sarana dan Prasarana

a. Alat & bahan: Laptop, provektor, speker, papan tulis, spidol dan kartu materi

b. Media/Sumber Belajar: Gambar/Poster simbol sila sila Pancasila, contoh-contoh kasus/video penerapan Pancasila, kartu bergambar perilaku, lembar kerja peserta didik (LKPD)

D. Target Peserta Didik

Kategori peserta didils dalam proses pembelajaran ini adalah peserta didik Regular

E. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran.

a. Model; Problem Based Learning (PBL)

b. Metode: Ceramah, tanya jawab, diskusi

c. Pendekatan Saintifik Learning

II. Kompetensi Inti

A. Tujuan Pembelajaran

1. Menjelaskan pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
2. Menyajikan contoh praktik penerapan sila-sila Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3. Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam interaksi sosial di lingkungan sekitar

B. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)

1. Memahami pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

2. Memberikan contoh praktik penerapan sila-sila Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan Masyarakat

3. Memahami penerapan nilai-nilai Pancasila dalam interaksi sosial di lingkungan sekitar

C. Pemahaman Bermakna

Pancasila bukan hanya sekadar hafalan, tetapi pedoman hidup yang harus diterapkan dalam setiap tindakan. Penerapan nilai-nilai Pancasila akan menciptakan kerukunan, keadilan, dan kesejahteraan bagi semua.

D. Pertanyaan Pemantik

Mengapa kita harus meneraplosn, Pancasila dalam hidup kita?
Apa saja contoh perilaku di rumah, di sekolah, atau di lingkungan sekitar yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila?
Apa yang akan terjadi jika kita tidak menerapkan, Pancasila?

E. Kegiatan Pembelajaran

A. Pendahuluan (10 menit)
1. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa.
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
3. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya: "Apa saja conteb perilaku Pancasila yang kalian temukan di rumah kemarin?
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

B. Kegiatan Inti (50 menit)

1. Verification (Pembuktian):

Guru meminta setiap kelompok untuk memilih satu sila Pancasila
dan membuat skenario singkat (drama/dialog sederhana) atau poster yang menggambarkan penerapannya di lingkungan sekolah atau masyarakat.
Peserta didik dapat menggunakan kartu bergambar perilaku yang telah disediakan guru atau membuat gambar sendiri.
Guru membimbing seting kelompok dalam menyusun skenario/poster, memastikan relevansi dengan sila yang dipilih

2. Generalization (Penarikan Kesimpulan):

Setiap kelompok menampilkan skenario singkat atau mempresentasikan, poster yang telah dibuat di depan kelas.
Kelompok lain memberikan tanggapan atau masukan
Guru memberikan apresiasi dan umpan balik konstruktif terhadap penampilan setian kelompok
Guru bersama peserta didik merangkum contoh-contoh nyata penetapan sila sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari (di rumah, sekolah, dan masyarakat).

C. Penutup (10 menit)

1. Kesimpulan Bersama: Gura bersama murid menyimpulkan pembelajaran hari ini. Guru meminta peserta didik menuliskan satu komitmen pribadi tentang bagaimana mereka akan menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di buku catatan masing-masing.

2. Guru memberikan penguatan bahwa penerapan Pancasila adalah tanggung jawab bersama untuk menciptakan masyarakat yang harmonis

3. Guru menutup pelajaran dengan salam dan doa.

F. Asesmen

1. Asesmen Diagnostik (Sebelum Pembelajaran)
Pertanyaan Lisan: "Apa yang kalian ketahui tentang Pancasila?" "Sebutkan bunyi sila-sila Pancasilal" (Untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik).

2. Asesmen Formatif (Selama Proses Pembelajaran)
Penilaian Kinerja Kelompok: Observasi guru saat, diskusi kelompok, penilaian keaktifan, kerja sama, dan lojalitas hasil identifikasi perilaku.
Penilaian Presentasi/Skenario: Kemampuan menyajikan contoh

G. Refleksi

Proses perancangan dan pelaksanaan pembelajaran nilai-nilai Pancasila, khususnya untuk siswa kelas IV SD, merupakan sebuah tantangan sekaligus kesempatan berharga. Beberapa poin refleksi dari rancangan ini adalah:

1 Relevansi Kontekstual: Saya menyadari bahwa kunci keberhasilan pembelajaran nilai adalah relevansi. Dengan menggunakan skenario kasus dan proyek jurnal, siswa diajak untuk melihat Pancasila bukan sebagai doktrin abstrak, melainkan sebagai panduan praktis dalam keseharian mereka. Ini membantu jembatan antara kona antara konsep dan praktik.

2. Peran Aktif Siswa Mengubah fokkun dari ceramah menjadi diskusi kelompok dan proyek memungkinkan siswa menjadi agen aktif dalam pembelajaran mereka sendiri. Iniqueningkatkan pemahaman mendalam dan retensi nilai, karena mereka sendiri yang menemukan dan menginternalisasi makria.

3. Penguatan Lantas Kurikulum: Saya melihat potensi besar untuk mengintegrasikan pendidikan nilai ini ke mata pelajaran lain. Misalnya, dalam Bahasa Indonesia, siswa bisa menulis cerita pendek tentang pengalaman mengamalkan Pancasila. Dalam Seni, mereka bisa membuat poster tentang nilai-nilai tersebut.

4. Pengukuran Keberhasilan: Mengukur keberhasilan penanaman tilai memang lebih kompleks daripada mengukur pengetahuan kognitif. Observasi sikap dan refleksi dari proyek jurnal menjadi krusial. Ke depan. saya perlu mengembangkan rubrik penilaian yang lebih komprehensif untuk aspek afektif dan psikomotorik.

5. Dampak Jangka Panjang: Rancangan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan kebiasaan positif pada siswa. Pembiasaan sejak dini akan menjadi modal penting bagi mereka untuk menjadi warga negara yang berkarakter Pancasila di masa depan.

Secara keseluruhan, rancangan ini adalah upaya untuk menjadikan pembelajaran Pancasila lebih hidup dan bermakria bagi siswa kelas IV SD, dengan harapan mereka tidak hanya memahami, tetapi juga mampu mempraktikkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam setiap langkah kehidupan mereka

E. Umpan Balik Dari Rekan Sejawat

Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved