Kunci Jawaban

Jurnal Pembelajaran Modul 2 Topik 4 School Well Being PPG Guru Tertentu 2025, Guru Mengelola Emosi

Jurnal Pembelajaran Modul 2 Topik 4 School Well Being PPG Guru Tertentu 2025, Guru Mengelola Emosi

Freepik
ILUSTRASI KUNCI JAWABAN - Foto berasal dari Freepik. Jurnal Pembelajaran Modul 2 Topik 4 School Well Being PPG Guru Tertentu 2025 

SRIPOKU.COM - Berikut ini jurnal pembelajaran modul 2 topik 4 School Well Being PPG Guru Tertentu 2025.

Struktur jurnal yang perlu disusun terdiri dari lima bagian berikut:
1.Aksi Nyata sebagai berikut:
Mengevaluasi emosi yang dapat menciptakan iklim positif dan menerapkan dalam pembelajaran Anda di kelas.
Setelah Anda memahami bagaimana lingkungan, kondisi emosi, kepribadian, dan banyak hal lain memengaruhi school well-being, jelaskan pendapat Anda:
1. bagaimana Anda sebagai guru mengelola emosi supaya bisa berpengaruh positif pada lingkungan pembelajaran Anda? dan
2. bagaimana menciptakan lingkungan positif dengan kemampuan peserta didik yang beragam?
2.Refleksi
3.Umpan Balik Rekan Sejawat
4.Rencana laksanaan Layanan (RPL)
5. Bentuk penugasan lain dari aksi nyata

Baca juga: Jawaban Modul 1 Comprehension Exercise Topik 2 PPG Salah Satu Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Berdasarkan pemahaman saya terhadap konsep school well-being, berikut adalah pendapat saya:

1. Bagaimana Saya sebagai Guru Mengelola Emosi untuk Berpengaruh Positif pada Lingkungan Pembelajaran?

Mengelola emosi sebagai guru adalah kunci untuk membangun fondasi school well-being Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti stres gran dan kondisi sosial emosional. Langkah-langkah yang akan saya lakukan adalah:

- Kesadaran Diri (Self-Awareness): Saya akan secara rutin merefleksikan kondisi emosi saya sebelum menilai pelajaran. Dengan mengenali pemicu stres atau emosi negatif, saya bisa mengambil langkah preveutif, misalnys deugau teknik pernapasan dalam atau afirmasi positif.

- Manajemen Diri (Self-Management): Saya akan melatih diri untuk tidak merespons secara impulsif terhadap situasi yang menantang di kelas. Tujuannya adalah agar saya bebas dari kecemasan untuk pergi bersekolah dan dapat menikmati setiap aktivitas di sekolah

- Membangun Resiliensi: Saya memahami bahwa stres guru adalah salah satu faktor yang memengaruhi school well-being. Oleh karena itu saya akan membangun resiliensi dengan menjaga keseimbangan antara kehidupan kerja data pribadi, serta menjalin komunikasi positif dengan rekan sejawat untuk berbagai pengalaman.

- Literasi Emosional: Meningkatkan literasi emosional membantu saya tidak hanya memahami emosi diri sendiri tetapi juga emosi peserta didik, sehingga dapat menciptakan interaksi yang lebih sehat dan suportif

2. Bagaimana Menciptakan Lingkungan Positif dengan Kemampuan Peserta Didik yang Beragam?
Menciptakan lingkungan yang peutif dengan keberagaman kemampuan peserta didik adalah inti dari sekolah yang sejaliters. Hal ini selaras dengan empat dimensi school well-being yang diperkenalkan oleh Komu dan Rimpela (2002).

- Having (Kondisi Sekolah): Saya akan memastikan lingkungan fisik kelas aman, nумило, dam inklusif. Ini termasuk mesats ruang kelas yang fleksibel dan menempelkan karya-karya semua peserta didik tanpa memandang hasilnya, untuk memujukkan bahwa setiap usaha dibargai

- Loving (Hubungan Sosial): Saya akan secara aktif membangna bangan sosial yang positif Caranya deng a dengan merancang kegiatan pembelajaran kooperatif yang menangkinkan peserta didik dengan berbagai kemampuan untuk saling membantu dan menghargai kontribusi satu sama lain. Saya juga akan menjadi fasilitator dalam penyelesaian konflik age tidak ada masalah berat yang mengganggu iklim kelas

- Being (Pemennkan Diri Uuk mendukung pemenuhan diri, saya akan merancang pembelajaran berdiferensiasi yang disesuaikan dengan potensi dan motivasi masing-masing peserta didik. Tumanya adalah agar setiap peserta didik memiliki konsep diri yang positif
dalam hal akademik , terlepas dari tingkat kemampuannya.

- Health (Kesehatan Saya akan memperhatikan kesehatan u peserta didik, baik frik maupun mental ini diwujudkan dengan tidak memberikan beban igas yang berlebihan dan menciptakan suasana belajar yang behas dari kecemasan dan keluhan.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved