Adv

BPI Tingkatkan Kompetensi Pekebun Sawit Sumsel, Fokus Panen dan Pascapanen untuk Kesejahteraan

Tahun 2025 ini menandai tahun keempat BEST PLANTER INDONESIA (BPI) dipercaya oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP)

|
Editor: Yandi Triansyah
Dokumen BPI
PELATIHAN - BEST PLANTER INDONESIA (BPI) dipercaya oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) dan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) untuk melatih para pekebun, Sabtu (17/5/2025). Pelatihan ini menyasar pekebun dari empat kabupaten Musi Banyuasin, Musi Rawas, Muara Enim, dan Musi Rawas Utara. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG – Program peningkatan kompetensi bagi pekebun kelapa sawit di Sumatera Selatan terus digulirkan.

Tahun 2025 ini menandai tahun keempat BEST PLANTER INDONESIA (BPI) dipercaya oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) dan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) untuk melatih para pekebun.

Pelatihan ini menyasar pekebun dari empat kabupaten Musi Banyuasin, Musi Rawas, Muara Enim, dan Musi Rawas Utara.

Friyandito, SP, MM, Direktur Operasional BPI, menjelaskan bahwa pelatihan tahun ini akan dilaksanakan dalam 13 angkatan yang terbagi dalam tiga gelombang, masing-masing terdiri dari 4-5 kelas yang berjalan secara paralel.

PELATIHAN - BEST PLANTER INDONESIA (BPI) dipercaya oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) dan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) untuk melatih para pekebun, Sabtu (17/5/2025). 
Pelatihan ini menyasar pekebun dari empat kabupaten Musi Banyuasin, Musi Rawas, Muara Enim, dan Musi Rawas Utara.
PELATIHAN - BEST PLANTER INDONESIA (BPI) dipercaya oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) dan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) untuk melatih para pekebun, Sabtu (17/5/2025). Pelatihan ini menyasar pekebun dari empat kabupaten Musi Banyuasin, Musi Rawas, Muara Enim, dan Musi Rawas Utara. (Dokumen BPI)

"Sejak tahun 2022 hingga 2025, BPI secara berturut-turut telah mendapatkan kepercayaan untuk memberikan pelatihan kepada pekebun dengan topik krusial, yaitu Budidaya dan Panen Pascapanen. Khusus untuk tahun 2025, tema yang diusung adalah Panen dan Pascapanen," kata dia. 

 Dalam sambutan pembukaan pelatihan pada 17 Mei 2025, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan, Ir. Agus Darwa, M.Si, menekankan pentingnya pelatihan ini.

"Aktivitas panen dan pascapanen ini sebenarnya Bapak Ibu sudah melakukan, hanya saja apakah yang dilakukan itu sudah benar? Atau apakah sudah memenuhi standar? Itulah perlunya pelatihan ini dilaksanakan untuk dipelajari kembali dan ditanyakan kepada narasumber BPI agar apa yang sudah dikerjakan dapat diperbaiki sesuai dengan standar yang benar," jelas Agus.

PELATIHAN - BEST PLANTER INDONESIA (BPI) dipercaya oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) dan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) untuk melatih para pekebun, Sabtu (17/5/2025). 
Pelatihan ini menyasar pekebun dari empat kabupaten Musi Banyuasin, Musi Rawas, Muara Enim, dan Musi Rawas Utara.
PELATIHAN - BEST PLANTER INDONESIA (BPI) dipercaya oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) dan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) untuk melatih para pekebun, Sabtu (17/5/2025). Pelatihan ini menyasar pekebun dari empat kabupaten Musi Banyuasin, Musi Rawas, Muara Enim, dan Musi Rawas Utara. (Dokumen BPI)

Agus juga menyampaikan bentuk perhatian pemerintah terhadap pekebun sawit, selain pelatihan, berupa beasiswa, sarana dan prasarana, serta dana Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Mulai tahun 2024, pekebun sawit bahkan didaftarkan BPJS menggunakan dana bagi hasil (DBH) sawit.

Dengan fasilitas ini, keluarga pekebun yang meninggal dunia karena sakit akan mendapat santunan Rp 40 juta, sementara jika meninggal karena kecelakaan kerja akan mendapat santunan Rp 70 juta.

Aktivitas panen dan pascapanen merupakan tahap terakhir dalam rangkaian usaha perkebunan sawit. Pembekalan ini sangat penting untuk memastikan Tandan Buah Segar (TBS) dipanen secara tuntas dengan kualitas sesuai standar Best Management Practices Perkebunan Kelapa Sawit.

PELATIHAN -  Friyandito, SP, MM, Direktur Operasional BPI, menjelaskan bahwa pelatihan tahun ini akan dilaksanakan dalam 13 angkatan yang terbagi dalam tiga gelombang, masing-masing terdiri dari 4-5 kelas yang berjalan secara paralel, Sabtu (17/5/2025)
PELATIHAN - Friyandito, SP, MM, Direktur Operasional BPI, menjelaskan bahwa pelatihan tahun ini akan dilaksanakan dalam 13 angkatan yang terbagi dalam tiga gelombang, masing-masing terdiri dari 4-5 kelas yang berjalan secara paralel, Sabtu (17/5/2025) (Dokumen BPI)

Dengan demikian, diharapkan pekebun dapat memperoleh harga terbaik, sehingga tujuan akhir kesejahteraan dapat terwujud melalui pendapatan yang optimal.

Di kesempatan terpisah, Founder BEST PLANTER INDONESIA, Ir. Heri DB, MM, mengingatkan para pekebun untuk memperhatikan tiga faktor penting dalam mengelola perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan, yaitu Tanaman, Tanah, dan Manusia (TTM).

Untuk Tanaman, hal paling penting yang perlu diperhatikan adalah populasi, pupuk, dan panen. Ancaman berkurangnya populasi saat ini adalah potensi serangan Ganoderma, sehingga pekebun harus mulai melakukan pengendalian Ganoderma secara lebih terprogram dengan aplikasi musuh alami yaitu Trichoderma.

Sementara itu, Tanah adalah sumber daya penting yang harus dijaga kesehatan dan kesuburannya untuk diwariskan pada generasi berikutnya, salah satunya dengan memberikan 20 persen-30 persen pupuk organik berkualitas.

Terakhir, Manusia sebagai sumber daya terpenting untuk mengelola kebun harus terus ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan-pelatihan, termasuk yang diinisiasi oleh BPDP dan Ditjenbun melalui BPI.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved