Kunci Jawaban

Rangkuman Materi Fikih Kelas 12 SMA Bab 3 Semester 1 Kurikulum Merdeka Konsep Ijtihad dan Bermadzhab

Materi Fikih Kelas 12 SMA Bab 3 Semester 1 Kurikulum Merdeka ini bisa menjadi referensi belajar di rumah.

Freepik
RANGKUMAN FIQIH KELAS 12 - Ilustrasi belajar via Freepik. Rangkuman Materi Fikih Kelas 12 SMA Bab 3 Semester 1 Kurikulum Merdeka Konsep Ijtihad dan Bermadzhab 

SRIPOKU.COM - Rangkuman Materi Fikih Kelas 12 SMA Bab 3 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Ringkasan Konsep Ijtihad dan Bermadzhab.

Materi Fikih Kelas 12 SMA Bab 3 Semester 1 Kurikulum Merdeka ini bisa menjadi referensi belajar di rumah.

Baca juga: Rangkuman Materi Fikih Kelas 12 SMA Bab 4 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Hukum Syara dan Pembagiannya

Konsep Ijtihad dan Bermadzhab

Pengertian ijtihad dari bentuk kata fi'il madhi jahada yang bentuk masdarnya yaitu jahdun artinya adalah kesungguhan atau sepenuh hati atau serius.

Ijtihad adalah pengerahan daya nalar secara maksimal. 

Usaha ijtihad dilakukan oleh orang yang telah mencapai derajat tertentu di bidang keilmuan yang disebut faqih;

Produk atau yang diperoleh dari usaha ijtihad itu adalah dugaan yang kuat tentang hukum syara' yang bersifat amaliah;

Usaha ijtihad ditempuh melalui cara-cara istinbath.

Hukum berijtihad tergantung kondisi mujtahid dan umat sekitarnya:

1) Apabila seorang faqih ditanya tentang hukum suatu kasus yang telah berlaku, sedangkan ia hanya satu- satunya fagih yang dapat melakukan ijtihad dan merasa kalau tidak melakukan ijtihad pada saat itu akan berakibat kasus tersebut luput dari hukum, hukum berijtihad bagi faqih tersebut adalah wajib 'ain.

2) Apabila seorang faqih ditanya tentang hukum suatu kasus yang berlaku, sedangkan ia adalah satu-satunya faqih waktu itu, tetapi ia tidak khawatir akan luputnya kasus tersebut dari hukum, atau pada waktu itu ada beberapa orang faqih yang mampu melakukan ijtihad, hukum berijtihad bagi faqih tersebut adalah fardhu kifayah.

3) Apabila keadaan yang ditanyakan kepada faqih tersebut belum terjadi secara praktis, tetapi umat menghendaki ketetapan hukumnya untuk mengantisipasi timbulnya kasus tersebut, ijtihad dalam hal ini hukumnya sunat.

4) Berijtihad itu hukumnya haram untuk kasus yang telah ada hukumnya dan ditetapkan berdasarkan dalil sharih dan qath'i, atau apabila orang melakukan ijtihad itu belum mencapai tingkat faqih atau mujtahid.

5) Dalam menghadapi suatu kasus yang sudah terjadi dalam kenyataan atau belum terjadi, dan kasus tersebut belum diatur secara jelas dalam nash AlQur'an maupun as-Sunnah, sedangkan kualifikasi sebagai mujtahid ada beberapa orang, dalam hal ini hukum berijtihad bagi seorang faqih adalah mubah atau boleh

Mazhab Fikih dan Imamnya yang terkenal

a. Mazhab Hanafiyah, imamnya Abu Hanifah (80-150 H)
b. Mazhab Malikiyah, imamnya Malik ibn Anas (93-179 H)
c. Mazhab Syafi'iyah, imamnya Muhammad ibn Idris al-Syafi'i (150-204 H)
d. Mazhab Hanabilah, imamnya Ahmad ibn Hanbal (164-241 H)

Syarat Syarat Menjadi Mujtahid

a. Islam dan merdeka

b. Baligh dan berakal serta mempunyai intelegensi yang tinggi.

c. Mengetahui dalil naqliyah dan kehujjahannya.

d. Mengetahui bahasa Arab dan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan bahasa

e. Mengetahui ayat-ayat dan hadis-hadis yang berhubungan dengan hukum, meskipun dia tidak menghafalkannya.

f. Mengetahui ilmu Ushul Fikih

g. Mengetahui nasikh dan Mansukh

h. Mengetahui permasalahan yang sudah ditetapkan melalui ijma' ulama, ijtihadnya tidak bertentangan dengan ijma'.

i. Mengetahui sebab turun (asbabun nuzul) suatu ayat dan sebab turunnya (asbabul wurud) suatu hadis i.

j. Mengetahui mana hadis shohih dan hadis dha'if serta keadaan perawinya

Tingkatan Mujtahid
1. Mujtahid mutlak atau mujtahid mustaqil
2. Mujtahid muntasib atau mujtahid ghairu mutlak
3. Mujtahid fil mazhab atau mujtahid takhrij
4. Mujtahid Tarjih
5. Mujtahid Fatwa

Madzhab

Mazhab menurut pengertian bahasa adalah pendapat, kelompok, aliran, yang bermula dari pemikiran.

Menurut istilah ijtihad seseorang imam dalam memahami sesuatu hukum Fikih

Dasar Hukum Bermadzhab

الْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَ إِنَّ الأَنْبِيَاء لَمْ يُورَثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، وَإِنَّمَا وَرَثُوا الْعِلْمِ فَمَنْ أَخَذَهُ بحظ وافر (رواه أبو داود

Ulama itu pewaris para Nabi dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan ataupun dirham (kekayaan), sebaliknya mereka mewariskan ilmu. Maka siapa yang mengambilnya (ilmu) maka dia telah mengambil keuntungan banyak. (HR. Abu Dawud).

Klasifikasi Bermazhab

1. Taqlid itu adalah beramal dengan mengikuti ucapan atau pendapat orang lain.
2. Ittiba ialah menerima (mengikuti) perkataan orang yang mengatakan sedangkan engkau mengetahui atas dasar apa ia berpendapat demikian
3. Talfiq adalah beralihnya orang yang minta fatwa kepada imam mujtahid lain dalam masalah lain

Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved