LP3KD Sumsel Gelar Training for Trainer Menuju Pesparani Katolik II Sumsel 2025

LP3KD Sumsel menunjukkan keseriusannya menyambut Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) Sumsel II dengan menggelar Training for Trainer

Editor: adi kurniawan
Istimewa
TRAINING FOR TRAINER - Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah atau LP3KD Sumsel menunjukkan keseriusannya dalam menyambut Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) Sumsel II dengan menggelar Training for Trainer selama dua hari, Sabtu hingga Minggu (10-11/5/2025). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG – Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah atau LP3KD Sumsel menunjukkan keseriusannya dalam menyambut Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) Sumsel II dengan menggelar Training for Trainer selama dua hari, Sabtu hingga Minggu (10-11/5/2025).

Bertempat di Kampus Universitas MDP, Jalan Rajawali, Palembang, acara ini menjadi langkah awal krusial dalam mempersiapkan kontingen daerah menuju ajang yang dijadwalkan pada 5–7 September 2025.

Lebih dari 100 peserta antusias mengikuti pelatihan ini. Mereka datang dari 17 kabupaten/kota di seluruh Sumatera Selatan dan dipersiapkan menjadi pelatih serta penggerak di berbagai bidang lomba yang akan dipertandingkan, meliputi Paduan Suara, Mazmur, Bertutur Kitab Suci, serta Cerdas Cermat Rohani untuk kategori Anak dan Remaja.

Kegiatan Training for Trainer ini diawali dengan khidmat melalui Misa Kudus yang dipimpin oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Palembang, RD Yohanes Kristianto. Dalam homilinya, RD Kristianto menyampaikan pesan Uskup Agung Palembang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono, yang menekankan pentingnya kesungguhan dan semangat dalam setiap tahapan persiapan Pesparani II Sumsel.

Beliau juga memberikan peneguhan, “Pengharapan kita tidak mengecewakan bila disertai dengan pendampingan Tuhan.”

Dr. Hendro Setiawan, Ketua LP3KD Provinsi Sumsel, melalui Koordinator Teknis Alphonsus Supardi, menyampaikan bahwa Pesparani Katolik, meski relatif baru dibandingkan dengan festival keagamaan lainnya, memiliki potensi besar dalam pengembangan seni budaya gerejani.

TRAINING FOR TRAINER - Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah atau LP3KD Sumsel menunjukkan keseriusannya dalam menyambut Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) Sumsel II dengan menggelar Training for Trainer selama dua hari, Sabtu hingga Minggu (10-11/5/2025).
TRAINING FOR TRAINER - Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah atau LP3KD Sumsel menunjukkan keseriusannya dalam menyambut Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) Sumsel II dengan menggelar Training for Trainer selama dua hari, Sabtu hingga Minggu (10-11/5/2025). (Istimewa)

Ia juga menyoroti masih minimnya kepengurusan LP3KD di tingkat kabupaten/kota di Sumsel.

“Saat ini baru beberapa daerah yang memiliki LP3KD. Kami berharap, sebelum pelaksanaan Pesparani II, semakin banyak daerah yang dapat membentuk kepengurusan di wilayah masing-masing,” harap Hendro.

Lala Gozali, seorang pelatih nasional yang turut hadir sebagai narasumber, menggarisbawahi peran strategis Pesparani tidak hanya sebagai kompetisi, tetapi juga sebagai wadah pembinaan iman dan pengembangan seni budaya gerejani.

Merujuk pada kesuksesan penyelenggaraan Pesparani sebelumnya di tingkat nasional, ia mengapresiasi pencapaian gemilang kontingen Sumsel pada Pesparani III di Jakarta (2023) yang berhasil meraih posisi lima besar dengan 10 medali emas dan 4 perak.

“Ini adalah capaian luar biasa yang harus kita pertahankan dan tingkatkan pada Pesparani mendatang,” tegas Lala Gozali.

Pesparani Sumsel II 2025 akan mempertandingkan beragam kategori lomba yang mencerminkan kekayaan tradisi liturgi Katolik, di antaranya Bertutur Kitab Suci, Mazmur (untuk berbagai kelompok usia), serta Paduan Suara Anak, Remaja, Dewasa, Orang Muda Katolik (OMK), dan kategori khusus Gregorian serta Etnik.

Leo Sutrisno, selaku panitia pelaksana Training for Trainer, menjelaskan bahwa kegiatan ini memiliki tujuan yang lebih dalam dari sekadar mempersiapkan aspek teknis perlombaan.

“Kami ingin menanamkan semangat pembinaan dan penghayatan iman Katolik yang mendalam melalui ekspresi seni budaya gerejani,” ujarnya.

Lebih lanjut, Leo Sutrisno menyampaikan visi besar Pesparani sebagai upaya untuk memupuk kesatuan umat, mempererat tali persaudaraan antar wilayah, serta memajukan pemahaman iman Katolik yang relevan dengan konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara, berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

Pesparani Sumsel II 2025 diharapkan dapat menjadi momentum penting bagi kebangkitan dan pengembangan budaya liturgi Katolik di Sumatera Selatan, sekaligus mendorong partisipasi aktif umat di berbagai daerah dalam mewartakan kasih Tuhan melalui harmoni seni dan kedalaman iman.

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved