Kunci Jawaban

Rangkuman Materi PAI dan Budi Pekerti Kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka Semester 2 Bab 1, Persiapan US

Rangkuman Materi PAI dan Budi Pekerti Kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka Semester 2 Bab 1, Ringkasan Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai

Freepik
RANGKUMAN PAI DAN BP - Ilustrasi ceramah via Freepik. Rangkuman Materi PAI dan Budi Pekerti Kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka Semester 2 Bab 1, Persiapan US 

SRIPOKU.COM - Berikut ini Rangkuman Materi PAI dan Budi Pekerti Kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka Semester 2 Bab 1, Ringkasan Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek.

Rangkuman Materi PAI dan Budi Pekerti Kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka Semester 2 Bab 1, ini bisa menjadi referensi belajar peserta didik di rumah.

Baca juga: Rangkuman Materi PAI dan Budi Pekerti Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka Semester 2 Bab 1, Persiapan US

1. Telaah Q.S. Ali Imrän/3: 190-191 tentang Berpikir Kritis

a. Tilawah Q.S. Ali Imrān/3: 190-191

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَايَتٍ لِأُولى الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُوْنَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ في خَلْقِ السَّمَوتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحْنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ) (آل عمران / ۳: ۱۹۱ -۱۹۰)

Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (Q.S. Ali Imrān/3: 191).

Asbabun Nuzul

Diriwayatkan dari Aisyah Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Ya Aisyah, saya malam ini ingin beribadah kepada Allah." Dijawab oleh Aisyah, "Sungguh saya senang berada di sampingmu, saya tidak keberatan. Maka bangunlah Rasulullah, mengambil air wudhu, lalu shalat yang lama sekali. Beliau menangis sampai membasahi pakaiannya, disebabkan sangat dalamnya merenungkan isi kandungan Al-Qur'an yang dibaca. Hal itu dilakukan berkali-kali, sampai menjelang adzan shubuh, dan saat Bilal hadir, masih melihat kondisi Nabi yang menangis. Lalu Bilal bertanya, "Ya Rasulullah, kenapa Anda masih menangis. Bukankah Allah Swt. sudah mengampuni semua dosa engkau, baik terdahulu maupun yang akan datang," lalu dijawab oleh Nabi: "Tidak pantaskah saya ini menjadi hamba Allah yang bersyukur, apalagi di malam ini Allah menurunkan ayat yang alangkah ruginya, jika dibaca ayat ini, namun tidak dihayati makna dan isi kandungannya." 

Ayat-ayat tersebut adalah termasuk Q.S. Ali 'Imran/3: 190-191

Isi dan Kandungan Ayat

1. Tanda tanda kebesaran Alloh harus dijadikan sebagai sarana berpikir bagi umat manusia, khususnya orang beriman, agar dapat mengambil manfaat, faedah, dan hikmah dari keberadaan alam semesta

2. Penciptaan alam semesta, meliputi silih bergantinya siang dan malam, pusaran angin, keteraturan lintasan benda-benda langit, dan bumi dengan segala isinya, semua itu jangan hanya dijadikan sebagai peristiwa biasa, tanpa hikmah dan tujuan, tetapi harus dipikirkan, diteliti, dan dieksplorasi, sehingga keberadannya semakin terbuka dan dapat diambil sisi positif dan negatifnya melalui akal pikiran serta akal budi yang dimiliki oleh setiap orang

3. Ulil Albab adalah orang yang memiliki akal pikiran yang lurus, nurani yang bersih, serta menjadi hamba Allah Swt. yang mengisi setiap waktunya untuk memikirkan segala penciptaan dan peristiwa di alam raya ini

4. Setiap orang beriman sangat dituntut, agar penggunaan akal pikiran dan akal budinya, menghasilkan kesadaran diri bahwa semua penciptaan itu bersumber dari Allah. Selanjutnya, mengajak diri dan orang lain, agar semakin dekat (taqarrub) kepada Allah Swt.

2. Telaah Hadis dan Penjelasan Lain tentang Berpikir Kritis

a. Teks Hadis:

عَنْ أَبِي دَرِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَفَكَّرُوا فِي خَلْقِ اللَّهِ وَلَا تَفَكَّرُوا فِي ذَاتِ اللَّهِ فَتَهْلِكُوا (رواه ابو الشيخ)

Artinya: Dari Abi Dzar r.a. Nabi Saw. bersabda: "Pikirkanlah mengenai segala sesuatu (yang diciptakan Allah), tetapi janganlah kalian memikirkan tentang Dzat Allah, karena kalian akan rusak" (H.R. Abu Syeikh).

Isi Kandungan Hadist

1. Isi Hadis ini membimbing kepada kita agar selalu berpikir
kritis atau berpikir positif (positive thinking) Harus menjadi kesadaran bersama, bahwa berilmu, yang
2. awalnya dimulai dari proses berpikir
3. Berpikir itu ada batasnya, tidak sebebas-bebasnya

Telaah Q.S. ar-Rahman/55: 33 tentang Mencintai Iptek

يَمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوْا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَوتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطن) (الرحمن/ ٥٥: ٣٣)

Artinya: Wahai golongan jin dan manusia! Jika kalian sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kalian tidak akan mampu menembusnya, kecuali dengan kekuatan (dari Allah) (Q.S. arRahman/55:33).

Isi dan Kandungan Ayat

1. Allah Swt. mengancam kepada jin dan manusia, bahwa kelak di akhirat mereka tidak bisa mengelak akan pertanggung jawaban dari semua nikmat yang sudah diberikan
2. kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) harus semakin menumbuhkan kesadaran keimanan kepada Allah Swt
3. Sebagian ulama menjadikan ayat ini sebagai isyarat ilmiah bahwa kekuatan dan penguasaan ilmu menjadi hal yang mutlak dimiliki, jika ingin menjadi umat, golongan atau kelompok yang sukses
4. Majunya sebuah negara disebabkan besarnya investasi pada kualitas manusia

Telaah Hadis dan Penjelasan lain tentang Berpikir Kritis

a. Teks Hadis

سَمِعْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ ، يَقُولُ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ: إِنَّ اللهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِرَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ النَّاسِ وَلَكِن يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعَلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يَتْرُكْ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جَهَالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلَّوْا وَأَضَلُّوا (رواه مسلم)

Artinya: Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bin 'Ash r.a.:

"Akumendengar Rasulullah Saw. bersabda: "Sesungguhnya, Allah tidak mencabut ilmu dengan melenyapkannya dari dada manusia, tetapi dengan mewafatkan ulama, sehingga setelah tidak ada seorang pun ulama, mereka manusia mengangkat orang-orang bodoh menjadi pemimpin. Mereka ditanya, tetapi mereka (pemimpin-pemimpin yang bodoh itu) memberikan petunjuk tanpa ilmu, kemudian tersesatlah mereka, dan menyesatkan orang lain pula." (HR. Muslim).

Isi kandungan

1. Hadis ini membicarakan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan yang terkumpul dalam diri pada ulama

2. Kehidupan para ulama terdahulu masih dapat diambil menjadi teladan, contoh, dan pelajaran

3. Wafatnya para ulama berpengaruh juga kepada tokoh-tokoh yang muncul di seputar kehidupan kita, sosoknya kelihatan lebih pintar, hebat dan meyakinkan, namun jika ditelaah secara mendalam dari sudut pandang kebenaran, tenyata menipu dan membodohi kita

4. Rajin, cinta, dan semangat kepada ilmu itu mutlak, tetapi penting sekali melakukan seleksi ilmu dan guru, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan

Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved