Sumsel United
Cik Ujang Bikin Klub Saingan, Sriwijaya FC Klub Berbeda Dilahirkan Pemprov dan Disetujui DPRD Sumsel
Pernyataan Cik Ujang yang mendirikan klub Liga 2 Sumsel United ditanggapi santai oleh pelaku sejarah berdirinya Sriwijaya FC, Faisal Mursyid SH.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Abdul Hafiz Sripo
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pernyataan Plt Gubernur Sumsel H Cik Ujang SH yang mendirikan klub Liga 2 Sumsel United ditanggapi santai oleh pelaku sejarah berdirinya Sriwijaya FC, Faisal Mursyid SH.
"Kalau untuk mendirikan klub baru di Sumsel sah-sah saja. Siapapun bisa kalau memenehi syarat statuta PSSI," ungkap Sekretaris PT SOM Faisal Mursyid SH selaku manajemen pengelola Sriwijaya FC kepada Sripoku.com, Kamis (27/2/2025).
Faisal Mursyid menjelaskan tentunya ada perbedaan klub Sriwijaya FC dengan Sumsel United yang rumornyo bakal mentakeover sebuah klub Liga 2.
"Sriwijaya FC ini klub yang berbeda karena dilahirkan oleh Pemprov Sumsel dan disetujui oleh DPRD Sumsel pada saat itu," jelas Faisal Mursyid.
Pada tanggal 23 Oktober 2004 klub Sriwijaya FC lahir setelah adanya penandatangan antara Pemprov Sumsel dengan pihak Persijatim.
"Pada saat itulah dimulainya langkah besar persepakbolaan Sumsel dengan adanya Sriwijaya FC di pentas nasional dan internasional," ujarnya.
Walaupun kata Faisal Mursyid, di awal perjalanannya mengalami situasi yang sulit, namun klub Sriwijaya FC bisa mengharumkan nama Sumatera Selatan lebih tenar dari sebelumnya di bidang olahraga, khususnya sepakbola.
"Tidak bisa kita memungkiri bahwa Sriwijaya FC merupakan triger/pemantik perhatian insan olahraga nasional dan internasional ke Sumsel, khususnya kota Palembang," kata Faisal Mursyid.
Pada saat dibangunnya Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang yang merupakan stadion termegah di luar Pulau Jawa pada PON XVI 20024, Pemprov Sumsel telah memikirkan untuk mengisi pemanfaatannya dengan menghadirkan klub Sriwijaya FC yang berlaga di Liga 1.
Menurut Faisal, walaupun tidak muncul klub baru di Sumsel yang disebut bakal menyaingi Sriwijaya FC, sebetulnya sudah muncul klub lainnya meski beda kasta seperti PS Palembang, Bumara FC, Persimuba, Persipra, David FC, dan klub lainnya.
"Sejak keberadaan Sriwijaya FC marang FC lainnya yang muncul di kancah sepakbola," katanya.
Menurutnya, keberadaan Sriwijaya FC punya spesifik tersendiri karena didirikan Pemprov Sumsel dan disetujui DPRD Sumsel.
"Dan Sriwijaya FC sudah banyak memberi kontribusi untuk Sumsel sehingga dikenal menjadi ikon Sumsel. Sriwijaya FC bukan didirikan oleh perseorangan. Sebagian besar didanai APBD Sumsel saat itu. Seiring dengan peraturan penggunaan APBD, SFC hingga kini menghidupi diri sendiri," katanya.
Hanya saja Sriwijaya FC yang sudah menjadi kebanggaan masyarakat Sumsel masih mengharap dukungan Pemprov Sumsel, support gubernur selaku pembinanya.
"Walaupun Sriwijaya FC dikelola PT SOM, support gubernur, dorongan, dukungan Pemprov Sumsel terhadap klub ini masih sangat diperlukan. Sejarah mencatat lahirnya Sriwijaya FC ini atas keinginan Pemprov Sumsel," pungkasnya.
Sebelumnya kelompok suporter militan Sriwijaya FC tersentak dikejutkan pernyatakan Plt Gubernur Sumsel H Cik Ujang SH yang menyatakan mendirikan klub Liga 2 yang dinamai Sumsel United.
Kontan saja pentolan 3 kelompok suporter Sriwijaya FC dibuat murka, di saat kritisnya Sriwijaya FC nyaris degradasi ke Liga 3 tidak adanya kepedulian yang membantu dan justru sponsor menutup diri seolah "pembiaran".
Kini klub Sriwijaya FC yang telah berdiri sejak 20 tahun silam dan memberikan segudang prestasi dicap "warisan" Gubernur Sumsel terdahulu Ir H Syahrial OIesman MM dan kemudian dilanjutkan Ir H Alex Noerdin SH sepertinya ditinggalkan.
Beruntung musim kompetisi Pegadaian Liga 2 2024/25 lalu meski terseok-seok dengan keterbatasan PT Digi Sport Asia, Sriwijaya FC masih bisa bertahan di Liga 2.
"Saya harap semua jajaran dari Sriwijaya FC dan gubernur dan wakil gubernur terpilih bisa menjadi contoh pemimpin yang baik," kata Ketua Harian Singa Mania, Muhammad Rocky kepada Sripoku.com, Selasa (25/2/2025).
Di satu sisi Muhammad Rocky berharap segera adanya pertemuan, dimana pada saat kemarin ingin bertemu mereka sempat berstatemen sehabis pelantikan gubernur.
"Nah saya harapkan ada titik terang agar klub di Sumatera Selatan ini mampu naik ke liga 1. Kalau mau buat klub baru disayangkan karena lambang dan logo Sriwijaya FC itu adalah kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan. Khususnya kota Palembang. Kalau mau buat tim baru atau pesaing silakan, tapi jangan di Palembang, karena kami berdiri adanya Sriwijaya FC," tegas Muhammad Rocky.

Baca juga: Anak Pendiri Sriwijaya FC Dipastikan Bukan Calon Manajer Musim Depan, CEO Digi: Dia Kan Investor
Reaksi juga diluapkan Capo Tifoso Ultras Palembang Qusoi yang meminta agar Plt Gubernur Sumsel H Cik Ujang SH memikirkan kembali mendirikan Sumsel United akan menjadi pesaing Sriwijaya FC di Sumsel.
"Alangkah eloknya kalau Wagub kita itu tetap memikirkan Sriwijaya FC karena wlaau bagaimanapun ini dibeli awalnya dari dana Pemprov Sumsel. Jadi duit rakyat Sumsel," kata Qusoi.
Menurutnya percuma juga membentuk klub baru, sedangkan Sriwijaya FC ini sudah punya pondasi kuat. Sudah mengakar ke rakyat Sumsel. Sudah membahana baik nasional maupun internasional.
"Sriwijaya FC pernah ikut AFC, Liga Champion Asia. Jadi alangkah ruginya kalau kita mau mengembangkan klub baru lagi, tertati-tati lagi. Walaupun disokong dana besar," kata Qusoi.
Capo Tifoso Ultras Palembang Qusoi membeberkan fakta membuktikan tim Rans saja rontok degradasi ke Liga 3. Padahal dipegang artis tajir Rafi Ahmad.
Termasuk Persikabo 1973 yang sudah merger dengan PS Tira malah jatuh juga ke Liga 3. Yang tadinya dari Liga 1 merger, lalu jatuh ke Liga 2, dan kini degradasi ke Liga 3.
Fakta terbaru Dewa United klub profesional, modern, tapi tidak memiliki basis massa suporter akhirnya mereka berhomebase di Banten untuk menarik masyarakat Banten mendukung Dewa United.
"Intinya kalau klub baru Sumsel United ini berdiri apakah akan punya basis massa suporter besar atau militan kedepan. Bukan mudah membuat basis massa suporter besar," kata Qusoi.
Ia menilai Liga 1 Indonesia sekarang peminatnya kurang. Malah sekarang tersaingi Liga 2 dengan basis massa suporter besar tim-tim Liga 2. Tidak semudah itu, karena sponsorship, rating televisi melihat juga animo masyarakat dan animo suporter yang hadir di stadion.
"Kalau itu Sumsel United berdiri anggaplah ada suporter, apakah tidak akan terjadi gesekan, tawuran antar suporter. Sedangkan Sriwijaya FC saja dengan 3 kelompok suporter inipun baru 3 tahun ini berdamai sepanjang 20 tahun SFC berdiri," kata Qusoi.
Qusoi membeberkan belasan tahun terjadi tawuran, gesekan yang sudah banyak memakan korban jiwa. Apakah ini akan menambah korban jiwa lagi di Sumatera Selatan dengan kelompok suporter baru mereka.
"Jadi alangkah eloknya pemimpin baru kita, terkhusus yang terhormat Bapak HDCU memikirkan klub ini. Sudah sewajarnya HDCU meneruskan tongkat estafet klub Sriwijaya FC ini, dari yang awalnya Rosihan Arsyad yang membangun Stadion Jakabaring," katanya.
Daripada kosong tidak ada isi stadion itu akhirnya inisiatif Syahrial Oesman membeli klub Persijatim Solo untuk dijadikan Sriwijaya FC.
Sriwijaya FC yang berawalnya dari dana APBD Pemprov Sumsel sewajarnya dilanjutkan ke Syahrial Oesman. Dengan gegap gempita double winner diteruskan ke Alex Noerdin juga menjadi juara.
Selayaknya juga HDCU meneruskan tongkat estafet ini. Alangkah bangganya masyarakat Sumatera Selatan kalau HDCU meneruskan klub Sriwijaya FC minimal menaikkan ke Liga 1. HDCU akan dikenang masyarakat Sumsel. Kalau membentuk klub baru itu akan banyak makan energi, sedangakan Sriwijaya FC ini tinggal dipoles.
Tinggal tinta hijau mereka untuk mencarikan sponsor perusahaan besar di Sumsel. Tapi kalau ngotot menjadi Sumsel United, kami tidak masalah. Itu hak gubernur dan wagub terpilih. Jadi Sriwijaya FC juga jangan kecewa.
Qusoi berharap kepada PT Digi Sport Asia untuk bertindak profesional mengelola Sriwijaya FC kedepannya seperti manajemen Dewa United atau Bali United.
Dengan jaringan PT Digi Sport Asia dan pengalaman 1 musim kemarin bagaimana mengelola tim profesional, Qusoi berharap CEO Digi Anggoro Prajesta dan owner Digi Sport Alexander Rusli menjadikan tim Sriwijaya FC ini ke depan menjadi juara kembali atau minimal lolos ke Liga 1 ke depan.
"Alangkah eloknya kepada yang terhormat Bapak HDCU memikirkan klub SFC yang sudah menjadi ikon Sumsel," pungkasnya.
Sementara Ketua Sriwijaya Mania (S-MAN) Eddy Ismail menyatakan akan tetap setia membela Sriwijaya FC meski telah mendengar rencana Plt Gubernur Sumsel H Cik Ujang akan membuat klub baru Liga 2 bernama Sumsel United di Sumsel.
"Kami tetap setia dengan Sriwijaya FC, tidak ada SFC tidak ada S-MAN. Nama S-MAN juga dilegalkan di notaris tidak bisa diubah lagi dengan nama klub lain," kata Eddy Ismail.
Eddy tetap berharap apa yang diutarakan Cik Ujang baru sebatas wancana saja. Dia berpesan jangan membuat warga Sumsel kecewa dengan kebijakan membuat klub baru untuk menjadi saingan tim kebanggan publik Sumsel Laskar Wong Kito.
"Semoga baru wancana, pikirkan SFC ke Liga 1 saja. Kenapa harus buat yang baru urus saja yang sudah ada. SFC ini bukan klub milik Palembang SFC memilik Sumsel. Jadi kenapa harus ada klub Sumsel United, SFC juga mililk masyarakat Sumsel," kata Eddy Ismail.
Eddy memberikan pernyataan tegas, siapapun yang mengurus Laskar Wong Kito, S-MAN akan selalu ada memberikan dukungan.
"Kami S-MAN hanya akan royal kepada orang yang mengurus SFC saja." tegasnya.
Sumsel United Agendakan 3 Laga Ujicoba Selama TC di Yogyakarta, Usai Berlatih di Brunei Darussalam |
![]() |
---|
Tim B, Sumsel United Tumbang Atas LPMM FC Skor 3-0, Pelajaran Berharga di Laga Uji Coba Pertama |
![]() |
---|
PROFIL Izmy Hatuwe, Pemain ke-22 yang Resmi Bergabung di Sumsel United Siap Hadapi Liga Championship |
![]() |
---|
Daftar Pemain Sumsel United Asal Brasil, Nil Maizar: Semoga Pemain Lokal Termotivasi |
![]() |
---|
Sumsel United Genjot Latihan Fisik dan Sambut Pemain Asing Asal Brasil Jelang Liga Championship |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.