Banjir di Prabumulih
Payuputat Diterjang Banjir Kiriman, Puluhan Rumah Masih Terendam, Warga 'Teriak' Minta Bantuan
Kelurahan Payuputat, Kecamatan Prabumulih Barat, Kota Prabumulih, kembali dilanda banjir.
Penulis: Edison Bastari | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PRABUMULIH – Kelurahan Payuputat, Kecamatan Prabumulih Barat, Kota Prabumulih, kembali dilanda banjir.
Sejak beberapa hari terakhir, puluhan rumah warga masih terendam akibat luapan Sungai Lematang yang menerima kiriman air dari Kabupaten Muaraenim dan Lahat.
Banjir ini mulai melanda sejak Sabtu (10/1/2025), diduga akibat hujan deras yang mengguyur beberapa kabupaten/kota dalam beberapa hari terakhir.
Ketinggian air yang merendam rumah warga Payuputat bervariasi, mulai dari selutut anak kecil hingga mencapai lebih dari satu meter.
Moerdani, Ketua Fakar Lematang Prabumulih, menjelaskan bahwa banjir yang terjadi akibat meluapnya Sungai Lematang telah mengganggu aktivitas sehari-hari warga.
"Akibat banjir, aktivitas sehari-hari warga terganggu. Karena banjir jelas kami dak biso nakok (tidak bisa menyadap) karet, sebab kebun juga ikut terendam banjir," ungkap Moerdani.
Ia juga berharap pemerintah dapat segera memberikan bantuan kepada warga yang terdampak banjir.
"Kami sangat berharap ada perhatian dari pemerintah untuk membantu kami yang terkena dampak banjir ini," jelasnya.
Senada dengan Moerdani, Ardiano, warga RT 01 RW 05 Kelurahan Payuputat, juga membenarkan bahwa banjir yang melanda wilayah mereka merupakan banjir kiriman dari Lahat dan Muaraenim.
"Lahat sama Muaraenim kan sudah banjir sejak beberapa hari ini, nah sekarang airnya sampai ke sini dan meluap," ungkapnya sambil mengharapkan bantuan dari pemerintah.
Menanggapi situasi ini, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Prabumulih, Sriyono SH, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan terkait banjir di Kelurahan Payuputat.
"Tim kami sudah turun ke lokasi banjir. Kami masih berkoordinasi dengan pihak kelurahan untuk mengetahui jumlah pasti warga yang terdampak," bebernya.
Sriyono juga menambahkan bahwa banjir luapan Sungai Lematang memang rutin terjadi ketika hujan deras di hulu sungai di kabupaten tetangga.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.