Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 9 SMP Halaman 128 Kurikulum Merdeka, Ayo Menganalisis

Berikut ini merupakan kunci jawaban Pendidikan Pancasila kelas 9 SMP halaman 128 Kurikulum Merdeka, Ayo Menganalisis.

Penulis: Ayu Wahyuni | Editor: Ayu Wahyuni
buku.kemdikbud.go.id
Kunci jawaban Pendidikan Pancasila kelas 9 SMP halaman 128 Kurikulum Merdeka, Ayo Menganalisis. 

SRIPOKU.COM - Berikut ini merupakan kunci jawaban Pendidikan Pancasila kelas 9 SMP halaman 128 Kurikulum Merdeka.

Pada buku pelajaran Pendidikan Pancasila kelas 9 SMP halaman 128 Kurikulum Merdeka, terdapat tugas Ayo Menganalisis yang siswa harus kerjakan.

Siswa diminta untuk menjawab beberapa soal pertanyaan berdasarkan cerita 'Bahasa Ibu yang Dirindu'.

Dilansir dari YouTube Media Pembelajaran, simak serta pelajarilah soal dan kunci jawaban berikut ini.

Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 9 SMP Halaman 120 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 2, Letak Daulah Turki Usmani

Ayo, Membaca

Bahasa Ibu yang Dirindu

Oleh: Wisnu Dewabrata, Nawa Tunggal, dan Fransisca Romana Ninik

Sejumlah keluarga meyakini bahwa keterampilan berbahasa daerah meletakkan fondasi yang kuat dalam pergaulan anak-anak mereka di tahap selanjutnya. Kecakapan itu dinilai mendukung masa depan sang anak.

Mellani (39), warga Jakarta keturunan Minang, mengajarkan bahasa Minang kepada anaknya melalui percakapan sehari-hari. ”Aku dan suami masih bisa bicara bahasa Minang. Aku sampai SMA masih di kampung yang masih menuturkan bahasa Minang dalam keseharian. Suamiku, meskipun besar di Riau, keluarganya masih berbahasa Minang. Sejak menikah sampai sekarang mempunyai anak, kami bicara bahasa Minang di rumah,” tuturnya. Putranya, Hudzaifah (11), kini cukup lancar berbahasa Minang meskipun masih ada kata atau kalimat yang belum dia pahami. Dia kadang menyeletuk atau berkomentar secara spontan memakai bahasa Minang.

Dengan terampil berbahasa daerah, pergaulan si anak makin luas. Misalnya saat berada di kampung halaman, berkumpul bersama keluarga besar, atau kelak ketika si anak hidup merantau.

Ini pula yang dipegang Lenti Sitorus (45), warga Jakarta keturunan Batak. ”Dari dulu, aku sudah bercita-cita ingin menikah dengan orang Batak asli dari kampung supaya identitas sebagai orang Batak enggak hilang. Memang bahasa Batak yang kami pakai sekarang masih kategori pasif, tetapi asal sama-sama dipahami,” katanya.

Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 9 SMP Halaman 149 Kurikulum Merdeka, Pantun Islami, Tugas Aktivitas 1

Sementara sutradara ilm Nia Dinata malah mengenal bahasa Jawa dari putra bungsunya, Gibran Papadimitriou (18). Sebagai keturunan Sunda-Minang, Nia paham kedua bahasa daerah itu, tetapi tidak demikian dengan bahasa Jawa. ”Darah Jawa saya cuma seperempat, dari nenek buyut saya yang asli Yogyakarta,” ujarnya sambil tertawa.

Gibran lahir dan besar di Jakarta. Ayahnya keturunan YunaniIndonesia. Gibran kecil rupanya tertarik dengan dunia wayang. Dia belajar mendalang pada usia 11 tahun dan kini menjadi dalang. Dia fasih berbahasa Jawa kromo atau halus. Nia menuturkan, di rumah, anaknya sering berbahasa Jawa halus, baik untuk meminta maupun mengekspresikan sesuatu. Sekarang, Gibran tengah kuliah di Yogyakarta.

”Kami tidak melarang, bahkan mendukung dia. Dari menunggui Gibran belajar mendalang, saya jadi tahu ada bahasa Jawa kromo, Jawa ngoko. Tetapi kalau dia sudah ngomong bahasa Jawa kromo, saya minta, tolong dong, terjemahkan,” kata Nia.

Metafora

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved