Remaja 14 Tahun Bunuh Ayah dan Nenek
Motif Remaja 14 Tahun Bunuh Ayah & Nenek di Jaksel Dikuliti Pakar Psikolog Forensik, Telaah 5 Poin
Psikolog Forensik Reza Indragiri mengatakan, penanganan kasus pembunuhan tersebut perlu penelaahan yang cukup mendalam.
SRIPOKU.COM - Berikut ungkapan seorang pakar psikolog forensik yang soroti motif seorang remaja berusia 14 tahun membunuh ayah dan neneknya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Seperti diketahui peristiwa nahas itu terjadi di Perumahan Taman Bona Indah Blok B6 Nomor 12, Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024) dini hari.
Remaja berusia 14 tahun berinisial MAS tega menikam ayah dan nenek hingga tewas saat tidur dengan pisau.
Sedangkan sang ibu selamat, namun mengalami luka berat dan kini dirawat di RSUP Fatmawati.
Kini Psikolog Forensik Reza Indragiri buka suara terkait penanganan kasus pembunuhan tersebut perlu penelaahan yang cukup mendalam.
Apalagi pelaku yang masih berusia remaja yakni berumur 14 tahun.

Baca juga: Postingan Terakhir Remaja 14 Tahun Beberapa Jam Sebelum Bunuh Ayah & Nenek, Ngeluh Dipaksa Belajar
Berbeda jika pelaku yang sudah dewasa tidak perlu menelaah terlalu dalam mengenai penyebab pelaku melakukan tindak pidana atau kejahatan.
“Paling tidak ada lima sistem atau lima lingkungan yang perlu ditelaah," ujarnya dikutip dari Kompas TV.
"Secara lebih spesifik, saya pribadi ketika memeriksa anak yang melakukan pidana, saya akan mengecek tentang lima hal,” imbuh Reza.
Pertama, mencari tahu kemungkinan anak tersebut memiliki kondisi mental yang khusus sifatnya, sekaligus adakah kemungkinan bahwa yang bersangkutan menyalahgunakan zat-zat terlarang, baik itu narkotika, psikotropika, maupun zat adiktif lainnya.
“Kedua, saya juga akan mencari tahu tentang fantasi-fantasi kekerasan yang ada pada dia,” katanya.
“Bicara tentang fantasi kekerasan, berarti relevan bagi kita untuk mencoba mengidentifikasi apa saja yang dia baca, situs apa saja yang dia kunjungi, film seperti apa saja yang dia saksikan, mimpi-mimpinya seperti apa,” imbuhnya.
Ini akan membantu memahami tentang bagaimana anak ini mengekspresikan atau membangun fantasi-fantasi tentang kekerasan.
Ketiga, Reza akan menganalisa pola pengekspresian amarah anak tersebut dan bagaimana cara mengekspresikan amarah, apakah berbeda dengan anak-anak lain?
“Keempat, saya akan mengecek stabilitas dia di lingkungan pendidikan, apakah dia bermasalah dengan pelajaran di sekolah? Apakah dia pernah di-DO, pernah tidak naik kelas, mengalami kesulitan belajar, dan sebagainya,” ucapnya.
“Kelima, saya akan mencari tahu tentang relasi sosialnya, baik dengan teman sebaya, teman sekolah, tetangga, ataupun juga relasi dengan keluarga termasuk dengan orangtuanya,” jelasnya.
Penelaahan terhadap kelima hal itu tadi, diharapkan dapat menyimpulkan faktor yang paling dominan yang melatarbelakangi perilaku nakal atau jahat dalam anak tersebut.
“Kalau mengacu dari studi memang faktor yang paling dominan ada dua, yaitu relasi pertemanan atau relasi dengan keluarga atau orangtua,” ucapnya.
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Rahmat Idnal menjelaskan, pihaknya akan melibatkan psikolog anak dan psikiater untuk mendalami lebih jauh alasan MAS membunuh ayah dan neneknya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sejauh ini diketahui bahwa MAS merupakan anak yang cenderung mendapat kasih sayang dari keluarganya tersebut.
"Tentunya pemeriksaan ini bertahap, kita akan gunakan psikolog anak dari Apsifor.
Kemudian juga sampai mungkin pendalaman, psikiater juga untuk mencari motif apa sampai yang bersangkutan melakukan padahal di keluarganya sangat disayang," kata Ade di Polres Metro Jakarta Selatan, Minggu (1/12/2024).
Ade juga menyampaikan kondisi terkini dari MAS pasca melakukan pembunuhan.
MAS saat ini sudah dapat diajak bicara hingga menjawab berbagai pertanyaan.
"Sudah bisa senyum, tadi juga sudah ngobrol dengan Bu Menteri (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Choiri Fauzi)," pungkasnya.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Gogo Galesung menuturkan, pihaknya pun saat ini masih mendalami apa sebenarnya motif MS tega membunuh ayah dan neneknya tersebut.
Ia menjelaskan meski sebelumnya MS menerangkan dirinya mendapatkan bisikan sebelum membunuh orang tuanya, namun Gogo tak mau berspekulasi.
"Itu keterangan anak (soal mendapat bisikan) saya enggak bisa ngomong sembarangan.
Ini harus didampingi dengan psikologi forensik untuk anak," jelas Gogo saat dikonfirmasi, Minggu (1/12/2024).
Alhasil penyidik kata Gogo masih perlu mendalami lebih lanjut perihal motif dari MS membunuh ayah, nenek dan melukai ibunya.
Ia pun menekankan pihaknya tidak ingin berspekulasi soal informasi yang berkembang di masyarakat perihal alasan dari MS tega melakukan hal tersebut.
"Orang bisa berasumsi mungkin ini tekanan, atau relasi kurang baik dengan keluarga atau bagaimana.
Cuma kalau secara resmi (motif pembunuhan) belum (ditemukan), karena nanti ini akan dirilis bareng psikologi forensik," ujarnya.
Gogo belum bisa memastikan kapan pihaknya bakal merilis kasus pembunuhan yang terjadi Sabtu dini hari kemarin itu.
Sebab kata dia pihaknya saat ini masih membutuhkan waktu untuk menyelesaikan proses mekanisme dalam pemeriksaan tersebut.
"Nanti belum, ini masih proses, ada mekanisme nya psikologi itu, ada pengenalan, terus pengenalan butuh waktu," pungkasnya.
Dapat Bisikan Gaib

Sementara itu, pengakuan pelaku pasca-pembunuhan belakangan diurai pihak kepolisian.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Gogo Galesung mengungkap pengakuan MAS setelah menghabisi nyawa ayah dan neneknya.
Kepada penyidik, pelaku mengaku motifnya membunuh adalah karena mendengar bisikan gaib di malam hari.
"Interogasi awalnya dia (pelaku) merasa tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dia lah, meresahkan dia seperti itu," ujar AKBP Gogo Galesung.
Lantaran pengakuan tersebut, pelaku pun bakal dites kejiwaannya oleh Asosiasi Psikolog Forensik (Apsifor).
Tak cuma itu, kondisi pelaku pasca-kejadian rupanya miris.
Diungkap Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, pelaku hingga kini sulit dimintai keterangan lantaran terus menerus menangis.
"Kebetulan tadi saya juga ikut melihat dan menanyakan apa motivasinya. Dia (pelaku) hanya nangis," imbuh AKP Nurma Dewi.
Hingga kini penyidik masih mendalami kasus tersebut perihal motif hingga memantau kondisi pelaku dan korban selamat.
Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.