Lirik Lagu
Lirik Lagu Anak yang Malang - Rhoma Irama, Kisah Seorang Anak yang Malang Disiksa Orang Tuanya
Berikut lirik lagu Anak yang Malang - Rhoma Irama yang kerap dinyanyikan dalam beberapa kesempatan.
Penulis: pairatkhadafi | Editor: pairat
SRIPOKU.COM - Berikut lirik lagu Anak yang Malang - Rhoma Irama yang kerap dinyanyikan dalam beberapa kesempatan.
Sungguh tega... orang tua...
Sampai hati... membunuh anaknya
Anaknya
(Sungguh malang nasibmu kawan
Sungguh malang nasibmu kawan)
Kisah seorang anak yang malang
Disiksa orang tuanya
Tersiksa-siksa, disiksa ia
Sampai menemui ajalnya
Entah apa sebabnya
Hingga ia disiksa
Mungkin karena ulahnya
Yang selalu ingin dimanja
Sungguh tiada perikemanusiaan
Sampai hati berbuat kejam
Kisah terjadi di zaman ini
Ayah kejam karena ibu tiri
Sungguh kasihan anak yang malang
Tiada pernah dapat kasih sayang
Selama hidupnya sampai mati
Hanya siksa yang didapati
Tuhan, adakah maaf
Bagi ayah ibu berdosa.
Baca juga: Lirik Lagu Ampunilah - Rhoma Irama, Aku Menangis Meratap Pada-Mu, Oh Tuhan Sungguh Aku Menyesali
Profil Rhoma Irama
Raden Haji "Oma" Irama yang populer dengan nama Rhoma Irama lahir 11 Desember 1946 adalah seorang penyanyi, musikus, penulis lagu, produser dan aktor Indonesia keturunan Sunda. Beliau lahir tahun 1946, menjadikan Rhoma Irama sebagai penyanyi tertua di Indonesia.
Mulai akhir 1960-an, ia memulai karir musiknya sebagai Rhoma Irama sebagai bagian dari band pop Orkes Melayu Purnama, merintis beberapa elemen musik dangdut. Dia kemudian membentuk bandnya Soneta Group, mencapai banyak kesuksesan musik dengan gaya dangdut inovatif yang menggabungkan pengaruh Barat, Melayu, dan Bollywood.
Dari akhir 1970-an, ia mulai berubah menjadi gaya yang lebih berorientasi Islam, memimpin budaya musik populer yang saleh. Selama puncak ketenarannya di tahun 1970-an, ia dijuluki "Raja Dangdut" dengan Grup Soneta-nya.
Ia juga membangun karirnya di industri film. Ia juga aktif di arena politik, dengan riwayat bergabung dengan kampanye untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Karier bermusik
Awal kariernya di dunia hiburan, ketika mulai dikenal sebagian bintang film kanak-kanak. Djendral Kantjil, sekitar tahun 1958.
Kariernya di musik dimulai sejak ia usia 11 tahun, Rhoma sudah menjadi penyanyi, gitaris, pimpinan dan musisi ternama setelah jatuh bangun ia menjadi penyanyi, gitaris ritme dan pimpinan dalam mendirikan band musik, mulai membentuk band Tornado bersama kakaknya Benny Muharam menjadi penyanyi, gitaris utama dan tiga orang tahun 1959. Rhoma dan Benny penyanyi duet itu adalah Everly Brothers, dua penyanyi Inggris bersaudara yang kembar.
Rhoma dan Benny adalah penyanyi duet dan twin dari gaya Everly Brothers di Tornado. Kemudian ia menjadi gitaris utama, penyanyi dan pimpinannya yang menggantikan posisi kakaknya Benny Muharam yang sudah keluar ketika Tornado memutuskan untuk dibubarkan saja.
Tornado menjadi membentuk Gayhand saja tahun 1963. Selain penyanyi, Rhoma juga pernah terjun di dunia akting. Ia menjadi pemeran pembantu dengan penyanyi dan bermain gitar melodi bersama Gayhand dalam dua film Madju Tak Gentar dan Langkah-Langkah di Persimpangan pada tahun 1965.
Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.
Berdasarkan data penjualan kaset, dan jumlah penonton film-film yang dibintanginya, penggemar Rhoma tidak kurang dari 15 juta atau 10 persen penduduk Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan 1984.
"Tak ada jenis kesenian mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas", tulis majalah TEMPO, 30 Juni 1984. Sementara itu, Rhoma sendiri bilang, "Saya takut publikasi. Ternyata, saya sudah terseret jauh."
Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa. Rhoma Irama bukan hanya tampil di dalam negeri tetapi ia juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura, dan Brunei dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia.
Sering dalam konser Rhoma Irama, penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang menyebut musik Rhoma adalah musik dangdut, sementara ia sendiri lebih suka bila musiknya disebut sebagai irama Melayu.
Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaru musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung. Menurut Achmad Albar, penyanyi rock Indonesia, "Rhoma pionir.
Pintar mengawinkan orkes Melayu dengan rock". Tetapi jika kita amati ternyata bukan hanya rock yang dipadu oleh Rhoma Irama tetapi musik pop, India, dan orkestra juga. inilah yang menyebabkan setiap lagu Rhoma memiiki cita rasa yang berbeda.
Bagi para penyanyi dangdut lagu Rhoma mewakili semua suasana ada nuansa agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan lain-lain. "Mustahil mengadakan panggung dangdut tanpa menampilkan lagu Bang Rhoma, karena semua menyukai lagu Rhoma," begitu tanggapan beberapa penyanyi dangdut dalam suatu acara TV.
Karier akting
Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial. Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku.
Bahkan sebelum sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya. Satria Bergitar, misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta.
Tetapi, "Rhoma tidak pernah makan dari uang film. Ia hidup dari uang kaset," kata Benny Muharam, kakak Rhoma, yang jadi produser PT Rhoma Film. Hasil film tersebut antara lain disumbangkan untuk masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung.
Karier politik
Ia juga terlibat dalam dunia politik. Di masa awal Orde Baru, ia sempat menjadi maskot penting PPP, setelah terus dimusuhi oleh Pemerintah Orde baru karena menolak untuk bergabung dengan Golkar.
Rhoma Sempat tidak aktif berpolitik untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya terpilih sebagai anggota DPR mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993. Pada pemilu 2004 Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS.
Pendidikan
Rhoma Irama sempat kuliah di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, tetapi tidak menyelesaikannya. "Ternyata belajar di luar lebih asyik dan menantang," katanya suatu saat. Ia sendiri mengatakan bahwa ia banyak menjadi rujukan penelitian ada kurang lebih 7 skripsi tentang musiknya telah dihasilkan.
Selain itu, peneliti asing juga kerap menjadikannya sebagai objek penelitian seperti William H. Frederick, doktor sosiologi Universitas Ohio, AS yang meneliti tentang kekuatan popularitas serta pengaruh Rhoma Irama pada masyarakat.
Pada bulan Februari 2005, dia memperoleh gelar doktor honoris causa dari American University of Hawaii dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut dipertanyakan banyak pihak karena universitas ini diketahui tidak mempunyai murid sama sekali di Amerika Serikat sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non-AS di luar negeri. Selain itu, universitas ini tidak diakreditasikan oleh pemerintah negara bagian Hawaii.
Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama kariernya, seperti yang diungkapkan, telah menciptakan kurang lebih 1000 buah lagu dan bermain di lebih 20 film.
Pada tanggal 11 Desember 2007, Rhoma merayakan ulang tahunnya yang ke 61 yang juga merupakan perayaan ultah pertama kali sejak dari orok, sekaligus pertanda peluncuran website pribadinya, rajadangdut.com
Album (Dangdut)
Ratu dan Radja (1972)
Pemburu (1973)
Risalah Penyanyi (1973)
Janda Kembang (1973)
Tiada Lagi (1973)
Dangdut (1974)
Berbulan Madu (1974)
Joget (1974)
Berpacaran (1974)
Ke Monas (1974)
Gelandangan (1975)
Album (Volume)
Soneta Vol. 1 - Begadang (1975)
Soneta Vol. 2 - Penasaran (1975)
Soneta Vol. 3 - Rupiah (1975)
Soneta Vol. 4 - Darah Muda (1976)
Soneta Vol. 5 - Musik (1976)
Soneta Vol. 6 - 135.000.000 (1976)
Soneta Vol. 7 - Santai (1977)
Soneta Vol. 8 - Hak Azazi (1978)
Soneta Vol. 9 - Begadang 2 (1978)
Soneta Vol. 10 - Sahabat (1979)
Soneta Vol. 11 - Indonesia (1981)
Soneta Vol. 12 - Renungan Dalam Nada (1982)
Soneta Vol. 13 - Emansipasi Wanita (1984)
Soneta Vol. 14 - Judi (1988)
Soneta Vol. 15 - Gali Lobang Tutup Lobang (1989)
Soneta Vol. 16 - Bujangan (1994)
Movie Soundtrack
Oma Irama Penasaran (1976)
Gitar Tua Oma Irama (1977)
Darah Muda (1977)
Begadang (1978)
Berkelana I (1978)
Berkelana II [Piano] (1978)
Raja Dangdut (1979)
Cinta Segitiga [Lain Kepala Lain Hati] (1979)
Camelia (1979)
Perjuangan dan Doa (1980)
Melodi Cinta (1980)
Badai di Awal Bahagia (1981)
Sebuah Pengorbanan (1982)
Satria Bergitar (1983)
Cinta Kembar (1984)
Pengabdian (1984)
Kemilau Cinta di Langit Jingga (1985)
Menggapai Matahari I (1986)
Menggapai Matahari II (1987)
Nada-Nada Rindu [Riza Umami] (1987)
Bunga Desa (1988)
Jaka Swara (1990)
Nada dan Dakwah (1991)
Tabir Biru (1993)
Sajadah Ka'bah (2011).
Baca juga: Lirik Lagu Bujangan - Rhoma Irama, Katanya Enak Menjadi Bujangan ke Mana-mana Tak Ada yang Larang
Lirik Lagu Menunggumu Sampai Akhir Hidup by Shanna Shannon Viral, Seseorang Tetap Setia Menunggu |
![]() |
---|
Lirik Lagu Satu Sama- Siti Badriah, Jangan Salahkan Bila Aku Selingkuh karena Kau Juga Menduakan Aku |
![]() |
---|
Lirik lagu Bang Toyib Kawin Lagi - Zaskia Gotik, Ku Bersabar dan Hanya Bisa Pasrah Aku Menangis |
![]() |
---|
Lirik Lagu Day Like These by Luke Combs, Lagu Hits di Spotify Minggu Ini, Menduduki Posisi ke-3 |
![]() |
---|
Lirik Lagu Heboh Janger- Siti Badriah, Yang Digoyang-goyang Badannya Digoyang-goyang Asik Yol Digeol |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.