Berita Muara Enim Untuk Rakyat

THR Wajib Dibayar Paling Lambat H-7 Hari Raya

Menindaklanjuti surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor M/2/HK.O4/1l1/2024 tgl 15 Maret 2024 tentang Pelaksanaan Pemberian THR

Penulis: Ardani Zuhri | Editor: bodok
SRIPOKU.COM/Kominfo Pemkab Muara Enim
Pj Bupati Muara Enim  Ahmad Rizali 

SRIPOKU.COM, MUARA ENIM - Menindaklanjuti surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor M/2/HK.O4/1l1/2024 tanggal 15 Maret 2024 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan tahun 2024.

Pemerintah Kabupaten Muara Enim melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengeluarkan Surat Edaran Nomor 500.15.12.3/ 08 /Disnakertrans-4/2024  tentang  pembayaran Tunjangan Hari Raya Keagamaan tahun 2024, dimana THR Keagamaan wajib dibayarkan paling lambat 7 hari sebelum hari raya, Senin (25/3/2024).

Dalam Surat Edaran (SE) ditandatangani langsung Pj Bupati Muara Enim H Ahmad Rizali, meminta kepada pimpinan perusahaan untuk memperhatikan THR Keagamaan diberikan kepada  pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus atau lebih, pekerja buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.

Kemudian, lanjutnya, besaran THR Keagamaan diberikan bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar satu bulan upah dan bagi pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12  bulan, diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan masa kerja 12 x 1 bulan upah.

Bagi pekerja/buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian lepas, upah satu bulan dihitung pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 12  bulan atau lebih, upah 1  bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam 12  bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.

Pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja kurang dari 12  bulan, upah 1  bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja. 

Selanjutnya, Rizali mengatakan, bagi pekerja/buruh yang upahnya ditetapkan berdasarkan satuan hasil maka upah  satu bulan dihitung berdasarkan upah rata - rata 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.

Kemudian, bagi perusahaan yang menetapkan besaran nilai THR Keagamaan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau kebiasaan yang telah dilakukan lebih besar dari nilai THR Keagamaan.

Maka THR Keagamaan yang dibayarkan kepada pekerja/buruh sesuai dengan perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau kebiasaan yang telah dilakukan. 

Bagi perusahaan industri padat karya tertentu berorientasi ekspor yang melaksanakan penyesuaian waktu kerja dan upah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2023 tentang Penyesuaian Waktu Kerja dan Pengupahan pada Perusahaan Industri Padat Karya Tertentu Berorientasi Ekspor yang Terdampak Perubahan Ekonomi Global.

Maka upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan THR keagamaan bagi pekerja/buruh menggunakan nilai upah terakhir sebelum sebelum penyesuaian upah berdasarkan kesepakatan.

“THR Keagamaan wajib dibayarkan paling lambat 7 hari sebelum hari raya,” tegasnya. (ari)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved