Berita Viral

Viral Video Perkelahian 2 Takmir Masjid di Kediri Gegara Rebutan Imam Salat, Berujung Kritis di RS

Perkara perkelahian dalam masjid antara dua takmir masjid terjadi lantaran tidak terima imam salat magrib diganti.

Penulis: Muhammad Naufal Falah | Editor: Yandi Triansyah
YouTube/Harian Surya
Momen pertengkaran di dalam Masjid Al Muttaqun Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri yang terjadi akibat dualisme Takmir Masjid, Rabu (13/12/2023) malam. 

SRIPOKU.COM -- Video perkelahian di dalam masjid di Kota Kediri, Jawa Timur, viral di media sosial, sejak Sabtu (16/12/2023) petang.

Perkara perkelahian dalam masjid antara dua takmir masjid terjadi lantaran tidak terima imam salat magrib diganti.

Akibat perkelahian ini, satu korban melaporkan kejadian ini ke Polres Kediri Kota. 

Baca juga: Nasib Driver Ojol yang Nangis Kejer karena Motor Hilang Setelah Salat di Masjid, Dapat 2 Motor Baru

Aksi kekerasan di dalam Masjid Al Muttaqun Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri yang terjadi akibat dualisme Takmir Masjid, Rabu (13/12/2023) malam.
Aksi kekerasan di dalam Masjid Al Muttaqun Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri yang terjadi akibat dualisme Takmir Masjid, Rabu (13/12/2023) malam. (TribunJatim)

Satu korban itu dirawat ke rumah sakit karena mengalami kritis setelah babak belur dihajar hingga muntah-muntah.

Dikutip dari Tribun Jatim, kejadian rebutan takmir masjid terjadi di Masjid Al Muttaqun, Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (13/12/2023) petang.

Satu korban yang saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Muhammadiyah atas nama Muhammad Ilhamudin (26) warga Baron, Kabupaten Nganjuk.

Kedua kubu takmir juga saling melaporkan menjadi korban penganiayaan saat menjelang Sholat Magrib di Masjid Al Muttaqun.

Sebelumnya telah terjadi kejadian saling dorong dari dua pengurus takmir yang berbeda, Selasa (12/12/2023) malam.

Kejadian itu terjadi ketika keluarga ahli waris tanah wakaf masjid bersama kelompoknya memaksakan diri menjadi imam Shalat Maghrib, walaupun jadwal imam Shalat Maghrib sebelumnya telah disepakati.

Kasus yang sama kemudian berlanjut pada Rabu (13/12/2023) malam sampai Kamis (14/12/2023) dini hari.

Puluhan personel kepolisian mengamankan dari kemungkinan terjadinya bentrokan susulan dari kedua kubu takmir yang berbeda.

Video peristiwa keributan di Masjid Al Muttaqun juga viral di media sosial.

Ada dua video yang telah banyak beredar kejadian keributan di Masjid Al Muttaqun.

Laporkan Polisi

Mashuri (40) jamaah Masjid Al Muttaqun, salah satu korban telah melaporkan tindak penganiayaan yang dialaminya saat akan salat Magrib ke Polres Kediri Kota.

Korban mengaku dipiting seseorang yang tidak dikenalnya karena bukan warga Kelurahan Manisrenggo.

"Sebelum sholat Magrib saya melihat sudah banyak orang di dalam masjid, tapi bukan warga Kelurahan Manisrenggo," jelasnya.

Selanjutnya korban bersalat sunnah dan melihat keramaian di lokasi pengimaman dan terjadi pemukulan di tengah masjid.

"Saya berusaha melerai dengan membawa satu orang." ujarnya.

"Ternyata di luar serambi masjid banyak teman-temannya dan saya dicekik dan selanjutnya saya tidak sadar," jelasnya.

Menyusul kejadian itu Mashuri kemudian melaporkan kejadian yang menimpanya ke Polres Kediri Kota.

"Waktu itu saya mau menolong Pak Khamid. Tapi di luar masjid banyak teman-temannya pelaku," jelasnya.

Sementara Saifuddin, Sekretaris Takmir Masjid Al Muttaqun menjelaskan, keributan terjadi karena ada pihak yang tidak terima penggantian imam sholat Magrib.

"Karena masjid masih dalam konflik dan pihak takmir masih menunggu keputusan dari pihak Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kota Kediri," jelasnya.

Sebenarnya pihak takmir akan legowo (rela) dengan hasil yang diputuskan oleh pihak BWI.

Perkara rebutan takmir masjid di Kediri, dua kubu berkelahi.
Perkara rebutan takmir masjid di Kediri, dua kubu berkelahi. (Kolase TribunJatim.com/Didik Mashudi)

Namun pihak sebelah justru ingin menguasai masjid sebelum ada putusan BWI.

Dari pihak ketakmiran telah melaporkan kejadian keributan ke Polres Kediri Kota.

Karena ada tiga orang jamaah yang menjadi korban.

Sebelumnya telah diupayakan untuk melakukan perdamaian dari kepengurusan ketakmiran masjid. Namun sayangnya tetap ada kebuntuan.

"Karena yang diinginkan dari masyarakat sama-sama mengelola masjid.

Namun kalau bentuknya perdamaian seolah-olah ingin mengusai masjid kami tidak terima," jelasnya.

Karena Masjid Al Muttaqun merupakan masjid dari orang banyak dan yang wakaf juga lebih dari satu orang.

"Yang membangun masjid 100 persen warga masyarakat," jelasnya.

Sementara Rahmat Mahmudi, dari pihak takmir kubu lain menjelaskan, kejadian Rabu malam sampai Kamis dini hari karena ada pihak yang tidak terima dengan penggantian takmir dan penggantian imam sholat Magrib.

"Kami bertahan meski ditekan dan didorong dan ada teman kami yang menjadi korban pemukulan dan pengeroyokan sehingga dilerai aparat," jelasnya.

Selanjutnya pihak yang tidak terima berkerumun di halaman masjid dan tidak membubarkan diri dan jumlahnya semakin bertambah banyak.

"Massa bubar setelah ada dialog perwakilan takmir dengan keluarga KH Idris dan ada kesepakatan damai hingga adanya keputusan dari BWI," jelasnya.

Karena kasus itu, maka warga setempat geger.

Dapatkan berita terkait dan informasi penting lainnya dengan mengklik Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved