Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Soal Sejarah Kelas 12 SMA Halaman 139 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Esai Asesmen Bab 3

Pada kunci jawaban soal Sejarah kelas 12 SMA halaman 139 semester 1 Kurikulum Merdeka siswa diminta menjawab pertanyaan berbentuk esai sebanyak 5 soal

Penulis: Novry Anggraini | Editor: Odi Aria
buku.kemdikbud.go.id
Kunci jawaban soal Sejarah kelas 12 SMA halaman 139 semester 1 Kurikulum Merdeka, esai Asesmen Bab 3. 

SRIPOKU.COM - Artikel ini mengulas pembahasan kunci jawaban soal Sejarah kelas 12 SMA halaman 139 semester 1 Kurikulum Merdeka.

Kunci jawaban ini membahas soal esai Asesmen Bab 3 pada buku Sejarah kelas 12 SMA halaman 139 semester 1 Kurikulum Merdeka.

Pada kunci jawaban soal Sejarah kelas 12 SMA halaman 139 semester 1 Kurikulum Merdeka siswa diminta menjawab pertanyaan berbentuk esai sebanyak 5 soal.

Kunci jawaban Sejarah kelas 12 SMA halaman 139 Kurikulum Merdeka ini dapat dijadikan pedoman atau referensi siswa untuk belajar secara mandiri di rumah.

Sebelum mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban Sejarah kelas 12 SMA halaman 139, silahkan menjawab soal terlebih dahulu.

Baca juga: Kunci Jawaban Sejarah Kelas 12 SMA Halaman 103 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Asesmen Bab 2 Soal Esai

Mengutip buku.kemdikbud.go.id, simak selengkapnya kunci jawaban Sejarah kelas 12 SMA halaman 139 semester 1 Kurikulum Merdeka.

Kunci jawaban Sejarah kelas 12 SMA halaman 139 Kurikulum Merdeka

Asesmen

Soal Esai

1. Berikut adalah kutipan dari buku yang berjudul Catatan Seorang Demonstran halaman 159 tentang kegelisahan mahasiswa pada awal 1966.

Kutipan di atas menggambarkan situasi di kalangan mahasiswa Universitas Indonesia beberapa hari sebelum Aksi Tritura dimulai. Dengan mempertimbangkan informasi di atas, sebutkan minimal dua alasan mengapa mahasiswa saat itu bergerak meprotes pemerintah!

Jawaban:

- Kenaikan harga atau inflasi yang tidak terkendali.
- Ketidakmampuan pemerintah dalam mengani krisis ekonomi dan politik.
- Kekhawatiran bahwa pemerintah sengaja menaikkan harga sebagai pengalihan isu.

2. Salah satu kebijakan pemerintah Orde Baru adalah perluasan akses pendidikan melalui pendirian berbagai sekolah yang dikenal sebagai sekolah inpres. Melalui program ini jumlah sekolah meningkat. Namun, mengapa perluasan akses ini belum dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia?

Jawaban:

Perluasan akses dan penambahan jumlah sekolah tidak selalu diiringi oleh peningkatan kualitas pendidikan. Di antara penyebabnya adalah kurangnya jumlah tenaga guru yang berkualitas, penyebaran guru yang belum merata, serta kesenjangan fasilitas dan sumber belajar di tiap daerah.

3. Bacalah kutipan artikel dari Kompas edisi 16 Januari 1974 halaman 1 berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 3 dan 4!

Jawaban:

Mahasiswa melakukan aksi karena merasa tidak puas dengan pemerintah, terutama karena korupsi dan kenaikan harga yang berdampak pada ekonomi masyarakat. Selain itu, peristiwa ini juga dilatarbelakangi oleh sentimen anti-Jepang yang dianggap sebagai penjajah ekonomi.

4. Menurut kalian, mengapa para pelajar dan pemuda ikut bergabung dalam aksi mahasiswa tersebut?

Jawaban:

Para pemuda dan pelajar ikut bergerak dengan mahasiswa karena mereka memiliki keresahan yang sama. Adanya kekecewaan terhadap pemerintah dan juga sentimen anti-Jepang yang membuat mereka turun ke jalan dan bergabung dengan mahasiswa untuk menyuarakan aspirasinya.

5. Jatuhnya pemerintahan Presiden Soeharto salah satunya disebabkan oleh krisis moneter Asia yang dimualai tahun 1997. Mengapa krisis keuangan yang berawal di Thailand dapat berpengaruh terhadap Indonesia?

Jawaban:

Antara tahun 1980 -1990 terjadi peningkatan pertumbuhan ekonmi yang luar biasa di Asia, termasuk Thailand dan Indonesia, sehingga semakin banyak investor asing yang menanamkan modalnya. Pada tahun 1997, banyak investor yang menarik dananya secara besar-besaran dari Thailand sehingga nilai tukar mata uang bath turun drastis. Sementara itu, hutang luar negeri tetap harus dibayar dalam dolar AS. Beban hutang ini akhirnya mengakibatkan gejolak keuangan di Thailand dan menjalar ke berbagai wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Para investor mulai ragu untuk menanamkan modal di negara-negara Asia Tenggara dan mulai menarik dolar AS yang mereka miliki dari negara-negara tersebut. Karena lemahnya sistem perekonomian dan perbankan Indonesia, negara kita kemudian juga ikut jatuh dalam krisis keuangan yang lantas berkembang menjadi krisis ekonomi dan politik.

Dapatkan konten pendidikan mata pelajaran lainnya dari Kurikulum Merdeka dengan klik Di Sini.

Dapatkan juga berita penting dan informasi menarik lainnya dengan mengklik Google News.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved