Kunci Jawaban Sejarah Indonesia Kelas 11 SMA/MA Halaman 37, Kekuasaan Kongsi Dagang VOC, Semester 1

SRIPOKU.COM - Sebaiknya simak kunci jawaban Sejarah Indonesia kelas 11 SMA/MA halaman 37 yang dapat membantu siswa dalam proses belajar di rumah berikut ini.

Pada artikel kali ini akan menyajikan kunci jawaban untuk soal Latih Uji Kompetensi yang ada pada BAB 1 Kurikulum 2013.

Siswa diminta untuk mengerjakan soal esay sebanyak lima soal yang terdapat pada materi Kekuasaan Kongsi Dagang VOC.

Baca juga: Kunci Jawaban Ekonomi Kelas 12 SMA/MA Halaman 185-189, Asesmen BAB 4 Akuntansi Kurikulum Merdeka

Pada soal Latih Uji Kompetensi, siswa sebaiknya memahami materi Kekuasaan Kongsi Dagang VOC secara menyeluruh.

Untuk itu, sebelum melihat kunci jawaban ada baiknya siswa mengerjakan soal secara mandiri terlebih dahulu.

Berikut ini kunci jawaban Sejarah Indonesia kelas 11 SMA/MA halaman 37 semester 1 materi Kekuasaan Kongsi Dagang VOC yang dikutip dari laman resmi buku.kemdikbud.go.id.

Baca juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 10 SMA/MA Halaman 45, Aktivitas 2.4, Virus dan Peranannya Kurikulum Merdeka

Latih Uji Kompetensi

1. Coba jelaskan posisi Kepulauan Maluku dalam perdagangan internasional abad ke-15 sampai abad ke-17!

Jawaban :

Posisi Kepulauan Maluku dalam perdagangan Internasional abad ke-15 hingga abad ke-17 sangat strategis bagi VOC, sehingga VOC dapat melakukan praktik monopoli perdagangan, utamanya untuk komoditas rempah-rempah.

2. Mengapa VOC dikatakan sebagai negara dalam negara? Jelaskan!

Jawaban :

VOC dikatakan sebagai negara dalam negara karena VOC berhasil mengelabui kerajaan-kerajaan di wilayah Nusantara, awal mulanya VOC berniat untuk berdagang tetapi lama-kelamaan mereka dapat mengambil alih hampir semua fungsi pemerintahan di Nusantara.

Hal-hal yang dilakukan oleh VOC antara lain, yakni sebagai berikut :

a. Melakukan monopoli perdagangan di wilayah Tanjung Harapan hingga Selat Magelhaens, termasuk Kepulauan Nusantara.
b. Membentuk angkatan perang sendiri.
c. Melakukan peperangan.
d. Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat
e. Mengangkat oegwai negeri
f. Memerintah di wilayah-wilayah yang dijajah.

3. J.P. Coen dapat dikatakan sebagai peletak dasar penjajahan VOC di Indonesia. Coba jelaskan!

Jawaban :

Meskipun bukan Gubernur Jenderal VOC pertama, J.P. Coen berperan sebagai peletak dasar penjajahan oleh VOC di Indonesia.

Berkat J.P Coen, VOC dapat berkembang dengan pesat sebagai kongsi dagang sekaligus perang yang mampu mengeksploitasi kekayaan Bumi Nusantara.

VOC melalui J.P Coen, melakukan eksploitasi sumber daya alam nusantara dengan cara kekerasan, mengambil kekayaan alam dengan kecurangan dan kelicikan sehingga mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat.

J.P Coen melakukan serangkaian kegiatan eksploitasi, yakni sebagai berikut :

a. Merebut pasaran hasil produksi pertanian, dengan melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku

b. Melakukan devide et impera (politik adu domba)

c. Mengintervensi urusan antar kerajaan-kerajaan di Nusantara

4. Tahukah kamu apa yang dimaksud Pelayaran Hongi? Bagaimana praktiknya sehingga keuntungan tetap jatuh ke tangan VOC?

Jawaban :

Pelayaran Hongi merupakan pelayaran yang dilakukan oleh VOC untuk menjaga, mengawasi dan mencegah adanya pelanggaran yang dilakukan oleh para pedagang asing lainnya yang mencari rempah-rempah di Bumi Nusantara.

Selain itu, Pelayaran Hongi juga bertujuan untuk mengecek tanaman yang harus ditanam oleh rakyat pribumi.

VOC tidak segan-segan menghancurkan pala/cengkih yang ditanam penduduk Banda apabila tidak mematuhi yang ditetapkan VOC.

Dalam hal ini, VOC mendapatkan keuntungan karena tentaranya akan merusak dan memusnahkan tanaman rempah-rempah di luar yang ditanam atau dalam kendali VOC.

Hal ini menyebabkan hanya tanaman yang ditanam VOC lah yang akan laku terjual, sementara rempah-rempah yang ditanam selain yang disetujui oleh VOC akan dihancurkan/dimusnahkan.

5. Bagaimana penilaian kamu tentang praktik korupsi yang dilakukan pegawai VOC dan bagaimana dengan yang terjadi di Indonesia dewasa ini?

Jawaban :

Praktik korupsi yang dilakukan oleh pejabat VOC akhirnya menghancurkan kongsi dagang tersebut. Mereka menghabiskan uang organisasi (VOC) untuk kepentingan pribadi, sehingga uang kas VOC mulai habis dan akhirnya VOC menjadi bangkrut.

Yang terjadi di Indonesia dewasa ini, para pejabat publik baik di pemerintahan pusat maupun di pemerintahan daerah masih ada yang melakukan praktik korupsi sehingga merugikan negara dan rakyat.

Dapatkan konten pendidikan mata pelajaran lainnya dari Kurikulum Merdeka dengan klik Di Sini.

Dapatkan juga berita penting dan informasi menarik lainnya dengan mengklik Google News.