Wanita Lompat dari Jempatan Ampera

Sosok Wanita yang Nekat Lakukan Percobaan Bunuh Diri di Jembatan Ampera Terungkap, Tertunduk Malu

Bikin warga dan pengunjung Pasar 16 histeris, aksi seorang wanita berambut pirang yang diduga hampir bunuh diri dengan cara lompat dari Jembatan

|
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: pairat
Kolase Sripoku.com/instagram @palembang.terciduk
Sosok wanita yang diduga hendak melakukan percobaan bunuh diri di Jembatan Ampera, Sabtu (14/10/2023). 

SRIPOKU.COM - Inilah penampakan sosok wanita yang diduga ingin mengakhiri hidupnya dengan melompat dari Jembatan Ampera pada Sabtu (14/10/2023).

Bikin warga dan pengunjung Pasar 16 histeris, aksi seorang wanita berambut pirang yang diduga hampir bunuh diri dengan cara lompat dari Jembatan Ampera berhasil digagalkan.

Saat diamankan warga dan Pol PP, wanita tersebut tampak lemas dan memilih bungkam.

Wanita berambut pirang yang belum diketahui identitasnya itu bahkan sempat sempoyongan hingga pingsan.

Mengenakan jaket hitam dengan setelan celana jeans panjang, wanita tersebut tertunduk lesu saat dibawa Pol PP.

Bukan hanya menggunkan jaket hitam, wanita tersebut memakai dalam kaos berwarna hijau lumut.

Rambut pirangnya itu tampak dikuncir, tapi berantakan.

Tanpa mengenakan alas kaki, wanita tersebut berjalan lunglai pasca kejadian yang baru saja dialaminya.

Dia bahkan hanya diam saat para warga sekitar dan pengunjung Pasar 16 mempertanyakan alasannya ingin lompat dari Jambatan Ampera.

Seorang wanita hendak melompat dari Jembatan Ampera digagalkan warga, Sabtu !14/10/2023).
Seorang wanita hendak melompat dari Jembatan Ampera digagalkan warga, Sabtu !14/10/2023). (Kolas Sripoku.com/instagram @palembang.terciduk)

Baca juga: BREAKING NEWS: Seorang Wanita Nekat Lakukan Percobaan Bunuh Diri di Jembatan Ampera, Warga Histeris

Dikutip dari akun Instagram @Palembang.terciduk pada Sabtu (14/10/2023), detik-detik wanita tersebut diduga akan bunuh diri terekam dengan jelas.

Untungnya pada saat kejadian, kondisi Pasar 16 sudah mulai ramai pengunjung.

Wanita tersebut pun berhasil diamankan oleh warga dan Pol PP.

Hingga berita diturunkan belum diketahui masalah apa yang membuat wanita tersebut ingin mengakhiri hidupnya.

Video yang sudah beredar dan viral di sosmed itu sontak menjadi sorotan netizen.

Banyak dari netizen yang turut prihatin atas tindakan nekat wanita yang diduga akan bunuh diri tersebut.

Seorang wanita hendak melompat dari Jembatan Ampera digagalkan warga, Sabtu !14/10/2023).
Seorang wanita hendak melompat dari Jembatan Ampera digagalkan warga, Sabtu !14/10/2023). (Kolas Sripoku.com/instagram @palembang.terciduk)

Dikutip dari RSJ Dr Radjiman Wedidodiningrat Lawang, inilah faktor yang menyebabkan seseorang memilih melakukan bunuh diri.

Faktor Penyebab Bunuh Diri

1. Teori Psikologis – penderitaan tak tertahankan

Faktor-faktor penyebab bunuh diri sebagai berikut :

a. Isolasi dan kesepian memicu perilaku bunuh diri, hal tersebut dipicu hilangnya objek yang dicintai.

Misalnya seorang suami yang ditinggal mati oleh istrinya. Kehilangan objek yang dicintai menyebabkan kemarahan batin yang secara langsung diwujudkan dengan usaha bunuh diri.

b. Kematian sebagai upaya penebusan dosa dari kesalahan sebelumnya

c. Kesalahan yang pernah diperbuat menimbulkan rasa bersalah yang berkontribusi mendorong seseorang untuk melakukan tindakan bunuh diri

d. Kematian sebagai cara untuk mendapat kembali objek yang dicintainya

e. Bunuh diri sebagai kelanjutan hasil dari proses depresi mayor.

f. Ide dan perilaku bunuh diri berasal dari pengabaian kecemasan

Dalam hal ini, depresi berat menjadi penyebab utama bunuh diri.

Depresi timbul disebabkan karena pelaku tidak sanggup menanggung beban permasalahannya dan tekanan yang secara terus menerus menyebabkan timbulnya keinginan untuk bunuh diri.

Dalam teori psikodinamika Freud, depresi akibat kehilangan seseorang yang dicintai sehingga memicu perasaan tidak berdaya, keputusasaan, bersalah bahkan sampai dengan kehilangan harga diri.

Sehingga bunuh diri dianggap sebagai penyelesaian dari rasa sakit tersebut (Leenaars, 2003).

2. Teori Interpersonal

Menurut Beck (1979) ide bunuh diri adalah keinginan dan rencana untuk bunuh diri yang belum disertai tindakan eksplisit. Interpersonal theory of suicide menyebutkan bahwa ide bunuh diri terjadi pada individu karena adanya masalah dalam rasa kepemilikan dan perasaan sebagai beban bagi orang lain.

Sedangkan pada Three Steps Theory disebutkan bahwa ide bunuh diri dapat terjadi akibat adanya rasa sakit yang umumnya terjadi secara psikologis, keputusasaan, kurangnya keterhubungan dengan lingkungan sosial, dan adanya kapasitas untuk melakukan tindakan bunuh diri (May & Klonsky, 2013).

Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ide bunuh diri berkaitan dengan hubungan interpersonal maupun hubungan antara individu dengan lingkungan sosialnya.

Sensitivitas interpersonal merupakan salah satu komponen yang sebenarnya diperlukan dalam menjadi interaksi antar pribadi (Half & Bernieri, 2013).

Namun di penelitian lain juga mengemukakan bahwa sensitivitas interpersonal berkorelasi positif dengan ide bunuh diri.

Individu dengan sensitivitas interpersonal yang tinggi mengalami perasaan terisolasi dari lingkungan sosial dan merasa terpisah dari lingkungan sosialnya yang kemudian berkaitan dengan meningkatnya resiko bunuh diri (Gupta & Gupta, 2013).

Selain itu adanya kerapuhan diri sebagai komponen dari sensitivitas interpersonal juga dapat menyebabkan individu memiliki keyakinan negatif akan dirinya.

Hal tersebut kemudian menimbulkan perilaku disfungsional yang mengganggu hubungannya dengan orang lain (Otani et al., 2018).

Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sensitivitas interpersonal yang tinggi akan mengakibatkan munculnya ide bunuh diri.

3. Teori Kognitif

Teori ini meyakini jika kepercayaan dan sikap-sikap memberikan kontribusi terhadap perilaku bunuh diri.

Sikap kekakuan dan ketidakluwesan dalam berpikir menyebabkan seseorang kesulitan dalam menemukan alternatif penyelesaian masalah sampai perasaan untuk bunuh diri yang dirasakan orang tersebut menghilang.

Kekakuan dan keluwesan dalam berpikir ini menyebabkan individu melakukan tindakan bunuh diri (Ritzer & Goodman, 2008).

4. Teori Sosiologi

Dalam karya Durkheim yang popular Le Suicide (1897) (dalam Upe, 2010: 99), dikemukakan dengan jelas hubungan antara integrasi sosial terhadap kecenderungan untuk melakukan bunuh diri (suicide).

Durkheim melihat bunuh diri sebagai tindakan individu dilatarbelakangi oleh faktor-faktor sosial.

Durkheim menolak adanya serangkaian anggapan bahwa bunuh diri disebabkan oleh penyakit kejiwaan, imitasi atau peniruan, iklim, alkoholisme, kemiskinan, dan juga adanya pengaruh ras tertentu yang memiliki kecenderungan melakukan bunuh diri.

Faktor sosial sangat mempengaruhi sekali mengapa seseorang melakukan tindakan bunuh diri.

Gejala-gejala sosial sangat berpengaruh dalam diri individu ketika mempunyai hubungan sosial dalam masyarakat.

Segala bentuk integrasi sosial yang kurang atau berlebihan akan mempengaruhi terhadap tindakan yang dilakukan oleh manusia.

Selain itu adanya aturan yang tercipta, baik yang sangat kuat atau yang melemah juga mempunyai dampak tersendiri bagi masyarakat.

Durkheim merumuskan empat tipe bunuh diri (dalam Upe, 2010: 99), yaitu: Egoistic suicide, yaitu suatu tindakan bunuh diri karena merasa kepentingan individu lebih tinggi daripada kepentingan kesatuan sosialnya.

Altruism suicide, yaitu dengan adanya perasaan integrasi antar sesama individu yang satu dengan yang lainnya, maka menciptakan masyarakat yang memiliki integrasi yang kuat.

Anomie suicide, yaitu lebih terfokus pada keadaan moral dimana individu yang bersangkutan kehilangan cita-cita, tujuan, dan norma dalam hidupnya.

Fatalistic suicide, yaitu terjadi ketika nilai dan norma yang berlaku di masyarakat meningkat dan terasa berlebihan.

5. Faktor Neurologik

Sistem Serotonergik Otak (5-HT): Serotonin dibentuk oleh neuron-neuron yang terintegrasi ke dalam nuklei raphe di batang otak.

Neurotransmisi serotonin diatur oleh jaringan reseptor pra dan pasca-sinaptik dan transporter 5-HT (5-HTT).

Data yang tersedia dari studi klinis dan post-mortem menunjukkan bahwa input serotonergik yang berkurang merupakan faktor penting dalam kerentanan terhadap perilaku bunuh diri, terlepas dari penyakit kejiwaan yang terkait.

Studi post-mortem menggunakan autoradiografi 5HTT dengan ligan transporter 5-HT spesifik, cyano imipramine, menunjukkan berkurangnya pengikatan transporter 5-HT pada PFC (Pre Frontal Cortex) bunuh diri dan meningkatkan kemungkinan adanya penurunan persarafan serotonergik.

Asam 5-hidroksiindoleasetat (5-HIAA) tingkat rendah ditemukan pada cairan serebrospinal (CSF) orang depresi yang mencoba bunuh diri dan di batang otak orang yang melakukan bunuh diri.

Hal ini membuktikan adanya penurunan neurotransmisi serotonin di otak pasien bunuh diri (Menon & Kattimani, 2015).

 

Catatan Redaksi:

Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya adalah menghubungi kesehatan jiwa di rumah sakit terdekat.

Kontak bantuan


Bunuh diri bisa terjadi ketika seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Apabila Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling.

Seperti Kemenkes menyediakan Call Center 24 jam Halo Kementerian Kesehatan di nomor 1500-567.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) atau email ke kontak@kemkes.go.id.

Dapatkan berita terkait dan informasi menarik lainnya dengan mengklik Google News.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved