Pasutri Tewas Berpelukan di Klaten

Sosok Pasutri Tewas Berpelukan Disaksikan 2 Balita, Profesi Sebagai Bos Rosok, Masih Segar Bugar

Bahkan, 48 menit sebelum pasutri ini ditemukan tak bernyawa di atas tempat tidur, warga sekitar masih melihatnya

Editor: Fadhila Rahma
TribunSolo.com / Tri Widodo
Rumah duka Pasutri di Dukuh/Desa Tegalrejo, Kecamatan Ceper, Klaten, Kamis (12/10/2023) 

SRIPOKU.COM - Sosok pasutri tewas berpelukan di Klaten disaksikan 2 balitanya yang masih kecil.

Tetangga akui kondisi pasutri tewas berpelukan masih sehat bugar.

Meninggalnya Y (37) dan IDN (39) menggemparkan warga Dukuh/Desa Tegalrejo, Kecamatan Ceper, Klaten.

Bagaimana tidak, pasangan suami istri (Pasutri) itu awalnya terlihat segar bugar.

Secara kasat mata, tak ada tanda-tanda ketidakberesan pada tubuh keduanya.

Bahkan, 48 menit sebelum pasutri ini ditemukan tak bernyawa di atas tempat tidur, warga sekitar masih melihatnya melakukan aktivitas di luar rumah.

Sang istri terlihat menjemur pakaian di samping rumah.

Sementara sang suami, terlihat menggendong putra keduanya yang masih bayi 4 bulan di teras rumah.

Namun, semua kehendak Tuhan yang kuasa.

Pasutri Tewas Berpelukan di Samping Balita, Ternyata Ada Penyakit Serius, Orangtua Tolak Autopsi
Pasutri Tewas Berpelukan di Samping Balita, Ternyata Ada Penyakit Serius, Orangtua Tolak Autopsi (TribunSolo.com/Zharfan Muhana)

Setelah kurang dari satu jam keduanya masuk ke dalam rumah, keduanya pun dikabarkan tak sadarkan diri.

Keduanya pun kemudian dinyatakan meninggal dunia.

Meninggalnya pasutri ini, kali pertama diketahui oleh ayah IDP, Agus Abdul Rokhim (67).

Dia tinggal tak jauh dari rumah yang ditempati pasutri ini.

Jaraknya kurang lebih 300an mater.

Baca juga: Pasutri Tewas Berpelukan di Samping Balita, Ternyata Ada Penyakit Serius, Orangtua Tolak Autopsi

Sebagai seorang ayah, batinnya tiba-tiba terpanggil untuk berjalan ke rumah yang ditempati anaknya itu.

"Ada sesuatu lah. Karena terbawa hatinya. Kebetulan lewat sini. Putunya kok nangis, kemudian membuka pintu (gerbang) yang tak dikunci," kata Ja'far Rodhi tokoh masyarakat setempat.

Dia saat itu berada tak jauh dari rumah tersebut.

Selain itu, dia juga melihat dan mendengar langsung kesaksian orang yang pertama kali melihat kondisi pasutri ini.

Setelah masuk, Agus kemudian menenangkan sang cucu laki-laki yang berusia 4 bulan itu.

Agus pun kemudian mendatangi anaknya yang ada di dalam kamar.

Alangkah kagetnya Agus melihat anaknya yang membiru .

Ja'far Rodhi yang saat itu berada di sekitar rumah kemudian langsung mendengar kabar tersebut.

Dia pun kemudian masuk ke dalam mengambil inisiatif untuk mengamankan lokasi kejadian.

Kejadian ini lanjut dilaporkan ke Polsek Ceper.

Anggota Polsek Ceper bersama tim medis Puskesmas kemudian melakukan pemeriksaan pada tubuh pasutri ini.

"Untuk sementara hasil analisa kemarin bersama Polisi, dan dari unsur dinas kesehatan, tidak ditemukan unsur-unsur kekerasan," ujarnya.

Sementara, ada beberapa barang yang telah diamankan sesaat setelah kejadian.

Antara lain, 3 buah hp, sisa air teh di dua gelas, obat biasa, sekaligus semua benda-benda cair yang ada di dalam kulkas.

"Tadi malam, dilanjutkan, dan sudah mohon izin ke keluarga semua (polisi) buka ruangan-ruangan, termasuk almari dan sebagainya, ada sesuatu yang ditanyakan. Yaitu tas. Kan biasanya seorang pengusaha itu bawa tas. Tapi kita tidak tau ada atau tidak atau memang tidak pernah bawa tas," pungkasnya.

Dikenal Sebagai Bos Rosok

Bos rosok yakni pasangan suami-istri (Pasutri ) Y dan IDN itu ditemukan di atas tempat tidur kamarnya, setelah 48 menit terlihat di luar rumah.

Penyebab meninggalnya Pasutri itu masih misteri.

Ditemukan meninggal dunia bersamaan tanpa ada kejanggalan.

Tak adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh keduanya pun membuat keluarga tak mau jenazahnya diautopsi.

Kedua keluarga, baik dari pihak Y sang suami maupun IDN sang istri sepakat menerima kepergian keduanya sebagai musibah.

Apalagi, keduanya juga sama-sama memiliki riwayat penyakit.

Y punya riwayat asma. Sementara IDN darah tinggi.

Keduanya meninggal dunia karena takdir, dan tak menuntut siapapun untuk bertanggung jawab.

Ja'far Rodhi mengaku jika usaha rosok yang ditekuni memang sangat berat.

Bisnis ini bak membawa bola api, yang sangat panas.

Kres dengan sesama pengusaha itu sudah biasa.

Baca juga: Video: Tangan Diborgol Mulut Bungkam, Penampakan Syahrul Yasin Limpo Dijemput Paksa KPK

"Usaha Ten mriki niku kados geni ug (Usaha di sini itu seperti api) melibatkan uang Miliaran," katanya.

Persaingan usaha ini sangat ketat nan keras.

Bahkan dengan keluarga sendiri yang sama-sama menggeluti bidang usaha yang sama, ketegangan juga tak bisa dihindarkan.

Sang istri, IDN pun kerap menasehati suaminya untuk berhati-hati.

"Nduk-nduk, Mbak IDN kan selalu ngomong kan nduk. Wes nyambut gawe sing penting ora ganggu gawean e wong lio. Kae selalu ngunu to bahasane (dek-dek mbak IDN itu kan selalu ngomong bekerja yang penting tidak ganggu pekerjaan orang lain. Selalu seperti itu kan bahasanya," tuturnya sembari menegaskan ke Adik-adik IDN yang ada di rumah duka.

IDN tau, bisnis yang dikerjakan oleh sang suami itu sangat beresiko.

Sehingga, IDN tak mau membeli barang rongsokan jika menimbulkan benturan dengan sesama pebisnis rosok.

Sekalipun, kalkulasi keuntungan yang akan diterima sangat besar hingga miliaran rupiah.

"Tapi Mbak IDN ga mau. Ga mau gembyeng (kres) dengan teman. Wes mbok o arepo bathi Piro, mbok o bathi sak miliar ( Mau untung berapapun, walaupun hingga satu miliar ga mau bentura dengan temannya," pungkasnya.

Meski begitu, pihaknya tak ingin masyarakat berspekulasi yang tidak-tidak mengenai kematian ini.

Keluarga sudah ikhlas dan menganggap keduanya meninggal dunia karena sudah ditakdirkan.

"Ini menjadi cinta sejati. Yang penting masyarakat terutama yang komentar-komentar di medsos yang bisa memperberat keluarga. Keluarga sudah ikhlas," tambahnya.

Nasib 2 Balita Yatim Piatu

Pasutri yang tewas berpelukan di rumahnya, Desa Tegalrejo, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten meninggalkan dua orang anak.

Dua orang anak tersebut merupakan karunia yang didapatkan korban setelah 3 tahun menikah.

Anak pertama merupakan perempuan berusia 2 tahun, kemudian anak kedua adalah laki-laki yang masih bayi berusia 4 bulan.

Kedua anaknya pun kini menjadi yatim piatu.

Kini, kedua anak tersebut saat ini telah diasuh oleh keluarga besar, baik keluarga IDP atau pun Y.

"Ya nanti tergantung (cucunya). Ya ke sana ke mari," katanya, Kamis (12/10/2023).

Dia mengaku tak keberatan jika kedua cucunya itu dia asuh atau diasuh keluarga besan.

Jarak antara rumahnya dengan besan juga tak terlalu jauh, masih berada di satu kecamatan, hanya terpisah oleh sungai.

"Jadi ke sana kemari lah. Itu juga cucu saya," tambahnya.

Dia mengaku saat ini belum bisa menyampaikan banyak mengenai penanganan cucunya ke depannya.

Hanya saja, pihaknya memastikan, cucunya akan mendapatkan pengasuhan yang baik.

Baik saat diasuh oleh keluarga besan, atau dia asuh.

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved